Sejarah Perjalanan Indonesia (Masa Prasejarah)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di Asia tenggara yang dilintasi oleh garis katulistiwa. Indonesia merupakan negara terluas ke 14 di dunia dengan luas 1.904.570 km², serta negara dengan kepulauan terbanyak ke 6 didunia dengan jumlah pulau 17.504 pulau, selain itu negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia dengan jumlah penduduk 277.749.853 jiwa (2022). Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah yakni UUD 1945. Indonesia adalah negara multiras, multietnis dan multikultural di dunia, sama seperti Amerika Serikat.

Jauh sebelum Indonesia merdeka seperti saat ini, Indonesia dikenal dengan nama Nusantara. Indonesia telah mengalami perjalanan yang sangat panjang, mulai dari prasejarah hingga sampai saat ini. Selain itu Indonesia juga mengalami perubahan dalam banyak hal politik, sosial, ekonomi dan budaya. Lalu bagaimana sejarah perjalanan Indonesia? Kita mulai dengan membahas sejarah perjalanan Indonesia pada masa prasejarah. Berikut ulasannya.

A. Indonesia Pada Masa Prasejarah
Zaman Prasejarah Indonesia merupakan periode sejarah yang sangat panjang yang berlangsung sekitar 1,7 juta tahun yang lalu. Prasejarah disebut juga sebagai Praaksara yakni zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Praaksara disebut juga dengan masa nirleka. Prasejarah dimulai dari terbentuknya bumi hingga munculnya umat manusia. 

Keberadaan manusia pada zaman prasejarah di Indonesia dapat dikenali dalam bentuk fosil dan artefak yang ditemukan. Masa Praaksara di Indonesia berakhir pada abad ke 4 Masehi. Periodesasi zaman prasejarah dibagi dengan 2 cara yakni geologis dan arkeologis. Berikut uraiannya;

1. Periodesasi secara geologis
Secara geologis perkembangan bumi terbagi menjadi 4 periode yakni ;
a.) Zaman arkaikum 
Zaman ini berlangsung sejak 2500 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu bumi masih belum bisa ditinggali dikarenakan bumi sangat panas.
b.) Zaman paleozoikum 
Zaman ini berlangsung sejak 340 juta tahun yang lalu, ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan seperti binatang kecil yang tak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil.
c.) Zaman mesozoikum
Zaman ini berlangsung sejak 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini disebut zaman reptil, karena pada zaman ini banyak ditemukan reptil. Selain itu, kehidupan di bumi semakin berkembang seperti binatang-binatang besar seperti dinosaurus. Selain dinosaurus juga mulai bermunculan berbagai jenis burung.

d.) Zaman neozoikum atau kenozoikum
Zaman ini berlangsung sejak 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi 2
 yaitu;
1. Zaman tersier
Pada zaman ini jenis-jenis reptil besar mulai punah dan bumi banyak dikuasai oleh hewan-hewan besar yang menyusui seperti mammuths atau gajah purba yang hidup di Amerika Utara dan Eropa Utara.
2. Zaman kuartier 
Berlangsung sejak 3 juta yang lalu dan zaman inilah awal kehidupan manusia pertama kali 

2. Periodesasi secara arkeologis
Pembagian zaman secara geologis terbagi menjadi 2 yaitu;
a.) Zaman batu
Zaman batu adalah zaman dimana manusia banyak menggunakan perkakas penunjang hidup dari batu. Berdasarkan hasil kerajinan alat-alat yang digunakan dan cara pengerjaannya zaman batu dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Paleolithikum
Paleolithikum berasal 2 kata yakni paleo artinya tua dan lithos artinya batu. Jadi, dapat disimpulkan paleolithikum adalah zaman batu tua. Zaman tua berlangsung ± 60.000 tahun yang lalu. 

Pada zaman ini manusia masih hidup nomaden(berpindah-pindah tempat), memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan dan umbi-umbian, menangkap ikan, dan masih hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Pada zaman ini juga masih menggunakan peralatan dari batu yang masih kasar dan belum diasah. Contohnya kapak perimbas atau alat serpih digunakan untuk menguliti hewan buruan, memotong daging dan umbi-umbian. 

Hasil kebudayaan pada zaman ini banyak ditemukan di Pacitan dan Ngandong Jawa timur. Para arkeolog sepakat menyebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong untuk membedakan temuan benda Praaksara di kedua tempat tersebut.

2. Mesolithikum 
Mesolithikum berasal dari kata meso artinya tengah lithos artinya batu. Dapat dia mesolithikum adalah zaman batu tengah. Berlangsung pada 10.000 sampai 5000 SM. Pada zaman ini manusia jauh lebih maju daripada zaman sebelumnya. Pada zaman ini manusia sudah ada yang hidup menetap (semi nomaden), hal ini dibuktikan dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan abris sous roche

Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark yaitu Kjokken artinya dapur modding artinya sampah. Dapat disimpulkan Kjokkenmoddinger memiliki arti dapur sampah. Arti lebih luasnya, Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung dan telah menjadi fosil dan memiliki tinggi 7 meter. Kjokkenmoddinger ditemukan oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels tahun 1925 disepanjang pantai timur Sumatera tepatnya di Langsa (Aceh) dan Medan. 

Selain itu ditemukan pula kapak genggam yang berbeda dari zaman sebelumnya dari timbunan Kjokkenmoddinger. Kapak genggam tersebut diberi nama pebble atau kapak Sumatra. Kapak Sumatra memiliki bentuk sudah lebih baik dan mulai halus. Ditemukan pula sejenis kapak pendek dan batu pipisan (batu-batu alat penggiling).

Abris sous roche ( abris : tinggal, sous :  dalam, roche  : gua) adalah tempat tinggal berupa gua dan ceruk yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas oleh manusia saat itu. Kebudayaan abris sous roche oleh van Stein Callenfels tahun1928–1931. Ditemukan pula alat-alat pada gua tersebut seperti alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes dan batu pipisan, selain itu juga ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan ini banyak ditemukan di Besuki, Bojonegoro dan Sulawesi Selatan.

3. Neolithikum
Neolithikum berasal dari kata Neo artinya baru dan lithos artinya batu. Jadi dapat disimpulkan bahwa neolithikum adalah zaman batu baru Berlangsung selama 5000 sampai 3000 SM. Manusia pada zaman ini sudah mulai menetap, mampu menghasilkan makanan sendiri melalui bercocok tanam dan memelihara ternak, peralatan yang terbuat dari batu sudah mulai halus, manusia sudah mulai membuat lumbung-lumbung untuk menyimpan padi dan gabah. 

Pada zaman neolithikum banyak ditemukan hasil kebudayaan seperti kapak lonjong dan kapak persegi. Kapak persegi memiliki bentuk persegi panjang namun ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi yang berukuran besar disebut beliung berfungsi sebagai cangkul dan untuk kapak persegi yang berukuran kecil disebut tarah memiliki fungsi sebagai alat pahat. Kapak lonjong memiliki bentuk lonjong. Ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak lonjong yang berukuran besar disebut walzenbeil dan kapak lonjong yang berukuran kecil disebut kleinblein. Kapak lonjong dan kapak persegi memiliki fungsi yang sama. 

Selain kapak lonjong dan kapak persegi, juga terdapat gerabah, pakaian,  dan perhiasan. Perhiasan yang ditemukan banyak yang dibuat dari batu dan kulit kerang. 

4. Megalithikum
Megalithikum berasal dari kata Megas artinya besar dan lithos artinya batu. Jadi dapat disimpulkan bahwa megalithikum adalah zaman batu besar.
Megalithikum berlangsung sekitar 3500 sampai 1000 SM. Pada zaman ini manusia dapat membuat bangunan batu-batu besar dan pada zaman ini juga erat kaitannya dengan pemujaan terhadap nenek moyang sebagai kepercayaan yang berkembang pada saat itu. 

Jenis-jenis bangunan pada zaman ini adalah
a. Menhir : bangunan yang berdiri tegak seperti tugu yang memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal dunia.
b. Dolmen : meja yang terbuat dari batu terdiri atas batu lebar dan ditopang oleh beberapa batu yang lain, berfungsi untuk tempat persembahan terhadap nenek moyang dan digunakan sebagai tempat duduk kepala suku atau raja. 
c. Kubur peti batu : tempat menyimpan mayat, yang dibentuk dari 6 buah papan batu dan sebuah penutup peti.
d. Waruga : peti kubur batu dengan ukuran kecil, berbentuk kubus dan bulat dan banyak ditemukan di Sulawesi Tengah
e. Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung dan diberi tutup serta banyak ditemukan di daerah Bali.
f. Punden berundak : bangunan bertingkat-tingkat yang digunakkan untuk tempat pemujaan terhadap nenek moyang.
g. Patung 
Patung pada zaman megalithikum umumnya sangat sederhana bisa berbentuk hewan tumbuhan.

b.) Zaman logam 
Setelah memasuki zaman batu, manusia memasuki zaman logam. Zaman logam adalah dimana manusia tidak hanya menggunakan perkakas penunjang hidup dari batu, tetapi juga menggunakan perkakas penunjang hidup yang terbuat dari logam yakni perunggu dan besi. Zaman logam sendiri menurut perkembangannya dibedakan menjadi 3 yakni zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. 

Indonesia hanya mengalami 2 zaman logam yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ki lta akan membahas zaman logam di Indonesia saja, yakni zaman perunggu dan zaman besi. Berikut uraiannya;

1. Zaman perunggu
Pada zaman ini manusia sudah menetap dan memiliki keahlian kerja, menghasilkan makanan dengan pertanian dan peternakan, sudah mengenal barter, sudah mengenal sistem pembagian kerja, memiliki mata pencaharian beternak, bertani, berdagang, membuat perahu, membuat benda dari tanah liat, batu, maupun logam, dan kepadatan penduduk meningkat.

Hasil kebudayaan dari zaman ini antara lain:
a. Candrasa (banyak ditemukan di Bandung)
b. Kapak corong (banyak ditemukan di Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah) 
c. Nekara (banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Roti, Selayar dan Kepulauan Kei)
d. Moko (banyak ditemukan di pulau Alor dan Manggarai (Flores))
e. Bejana (banyak ditemukan di Danau Kerinci dan Madura)
f. Arca perunggu (banyak ditemukan di Bangkinang (Riau), Palembang (Sulawesi Selatan) dan Limbangan (Bogor))
g. Manik-manik 

2. Zaman besi 
Zaman besi adalah zaman dimana manusia sudah mampu membuat peralatan dari besi, dengan cara melebur besi kemudian dituangkan kedalam cetakan untuk membuat alat yang diinginkan. Hasil peninggalan dari zaman ini antara lain antara lain sabit, mata pisau, mata pedang, kapak, dan cangkul. Benda-benda tersebut ditemukan di Gunung Kidul (DIY), Bogor(Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa timur). Namun sayang, Peninggalan zaman besi di Indonesia sangatlah sedikit bila dibandingkan dengan zaman perunggu.

B. Nilai-Nilai Budaya Pada Masa Prasejarah di Indonesia
1.) Nilai religius
Masyarakat Indonesia kuno menganut animisme dan dinamisme. Animisme adalah sebuah kepercayaan terhadap makhluk atau roh nenek moyang sedangkan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. 

2.) Nilai gotong royong 
Masyarakat prasejarah waktu itu masih berkelompok dan mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama. Budaya gotong royong dapat dilihat dari bangunan-bangunan besar.

3.) Nilai musyawarah
Pada zaman prasejarah masyarakat mengembangkan nilai musyawarah. Contohnya dipilihnya sesepuh atau orang yang dianggap paling tua untuk mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi bersama.

4.) Nilai keadilan
Pada zaman prasejarah pembagian tugas dilakukan sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan tugas yang diberikan kepada kaum laki-laki dan kaum perempuan berbeda.

5.) Tradisi pertanian
Pada masa prasejarah manusia hidup dengan berburu dan bertani. Hal ini dapat dibuktikan dengan alat yang digunakan untuk bertani seperti beliung persegi.

6.) Tradisi pelayaran
Masyarakat prasejarah sudah mengenal ilmu astronomi, ilmu astronomi sangat membantu mereka dalam melakukan pelayaran. Masyarakat prasejarah menggunakan perahu bercadik untuk berlayar ke berbagai tempat. Perahu bercadik adalah Perahu dengan penyangga di kedua sisi agar tetap seimbang.

C. Manusia Prasejarah Yang Pernah Hidup di Indonesia
1.) Meganthropus paleojavanicus 
Meganthropus paleojavanicus ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald tahun 1936-1941 di Sangiran, Sragen Jawa Tengah. Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata Mega artinya besar, thropus artinya manusia, paleo artinya tua, javanicus artinya Jawa. Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia prasejarah tertua yang pernah hidup di Indonesia. Diperkirakan hidup pada 1,9 sampai 2 juta tahun yang lalu.  

Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri : 
*) Rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar 
*) Tulang pipi tebal
*) Dahi menonjol ke depan dengan tonjolan tajam di bagian belakang kepala  
*) Tidak mempunyai tulang dagu 
*) Memiliki otot leher yang kuat 

2.) Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald tahun 1936 di Perning, Mojokerto Jawa Timur. Pithecanthropus Mojokertensis diperkirakan hidup pada 30 ribu sampai 2 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis memiliki ciri-ciri:
*) Berbadan tegap dengan tinggi 165-180 cm
*) Memiliki alat pengunyah yang kuat 
*) Dahi tebal, menonjol dan mencapai pelipis 
*) Volume tengkorak diperkirakan 750-1300 cc 
*) Belum memiliki tulang dagu 
*) Tulang menonjol di bagian belakang kepala

3.) Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di lembah Bengawan Solo, desa Trinil Kec. Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup pada 700 ribu sampai 1 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri:
*) Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus mojokertensis 
*) Tinggi sekitar 160-180 cm
*) Volume otak berkisar antara 750 hingga 900 cc 
*) Rahang menonjol kedepan 
*) Terdapat tonjolan kening di dahi
*) hidung lebar dan leher lurus
*) tidak ada dagu 

4.) Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Harr Oppenoorth tahun 1931 di Desa Ngandong Kec. Grabagan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pithecanthropus Soloensis diperkirakan hidup pada 117 sampai 108 ribu tahun yang lalu. Pithecanthropus Soloensis memiliki ciri-ciri:
*) Tengkoraknya lonjong, tebal dan padat
*) memiliki rongga mata yang sangat panjang

5.) Homo wajakensis 
Homo wajakensis ditemukan oleh Van Rietschoten tahun 1889 di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Diperkirakan hidup pada 40 ribu tahun yang lalu. Homo wajakensis memiliki ciri-ciri: 
*) Volume otak ± 1630 CC
*) Memiliki tengkorak, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening
*) Memiliki Wajah datar dan lebar
*) Rahangnya relatif kuat dan memiliki gigi besar
*) Tingginya ±173 cm

6.) Homo florensies
Homo florensies ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama tim pusat arkeologi Nasional pada September 2003 di Gua Liang Bua, Flores. Homo florensies diperkirakan hidup pada 18 ribu tahun yang lalu. Penemuan Homo florensies sempat menjadi perbincangan para ahli karena meyakininya sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.

Homo florensies memiliki ciri-ciri:
*) Tingginya mencapai 1 meter
*) Bentuk dahinya sempit dan tidak menonjol
*) Tengkorak kecil
*) Tulang rahang menonjol

7.) Homo soloensis 
Homo soloensis ditemukan oleh penemu yang sama dengan Pithecanthropus Soloensis yakni G.H.R von Koenigswald, Ter Harr Oppenoorth tahun 1931 hingga 1933 di Sangiran Jawa Tengah. Homo soloensis Diperkirakan hidup pada 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu. Meskipun ditemukan oleh orang yang sama, tetapi ciri-ciri dari Homo soloensis berbeda dengan Pithecanthropus Soloensis. Berikut ciri-ciri Homo soloensis:
*) Volume otak mulai 1.000 cc sampai 1.300 cc
*) Tingginya bisa mencapai 210 cm
*) Kerangka wajah tidak menyerupai kera

8.) Homo Sapiens
Homo Sapiens ditemukan oleh Van Riestchoten tahun 1889 di Tulungagung Jawa Timur dan diteliti oleh Eugene Dubois. Homo Sapiens diperkirakan hidup pada 25 ribu sampai 40 ribu tahun yang lalu. Ciri-ciri homo Sapiens:
*) Volume otaknya lebih besar dari Meganthropus dan Pithecanthropus, sekitar 1350-1450 cc.
*) Tinggi 130-210cm
*) Berat 30-150 kg

D. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Banyak pendapat mengenai asal-usul nenek moyang kita. Setidaknya ada 4 teori tentang asal-usul nenek moyang kita, berikut merupakan teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia :

1. Teori Yunan
Teori Yunan menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, China. Teori ini dikemukakan oleh Drs Moh. Ali, beliau mengemukakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol, yang melakukan migrasi ke selatan dikarenakan terdesak bangsa-bangsa lain yang lebih kuat.

Teori Yunan didukung oleh beberapa ahli seperti R.H Geldern, J.H.C. Kern, J.R. Foster, dan J.R. Logon. Dasar dari teori tersebut antara lain:

a.) Ditemukannya kapak tua yang memiliki kesamaan di kepulauan Indonesia yang memiliki kemiripan dengan kapak kuno yang ditemukan di kawasan Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari kawasan Asia Tengah ke Nusantara. 

b.) Bahasa Melayu memiliki kesamaan memiliki kesamaan dengan bahasa Cham di Kamboja menunjukkan adanya hubungan dengan Yunan. Ini menunjukkan bahwa orang Kamboja berasal dari Yunnan menyusuri Sungai Mekong. Arus migrasi itu kemudian berlanjut ketika sebagian dari mereka melanjutkan migrasinya dan sampai ke Nusantara. Sehingga kemiripan antara bahasa Melayu dan bahasa Cham di Kamboja menunjukkan adanya hubungan dengan Dataran Yunnan. Berdasarkan teori diatas, Proses migrasi melalui tiga gelombang yakni orang Negrito, Proto Melayu, dan Deutro Melayu.

2. Teori Nusantara
Teori Nusantara menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia ialah bangsa Indonesia sendiri bukan berasal dari migrasi dari daerah lain. Teori tersebut didukung oleh Mohammad Yamin, J. Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Gorys Keraf.

Dasar dari teori Nusantara adalah
a.) Suku Melayu merupakan bangsa yang sudah memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa orang Melayu telah mengalami proses perkembangan budaya di masa lalu. Singkatnya dapat dikatakan bahwa orang Melayu lahir dan berkembang di Nusantara, bukan dari mereka yang pindah dari luar Nusantara.
b.) Adanya kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa Cham dinilai sebuah kebetulan.
c.) Ditemukannya Homo soloensis dan Homo wajakensis menunjukkan bahwa keturunan bangsa Melayu kuno mungkin berasal dari Jawa.
d.) Perbedaan bahasa yakni berkembangnya bahasa Austronesia di Nusantara dengan berkembangnya bahasa lndo-Eropa  di Asia Tengah.

3. Teori out of Taiwan
Teori out of Taiwan mengemukakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Kepulauan Formosa atau Taiwan. Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simanjuntak. Bukti yang menjadi dasar teori ini adalah sebagai berikut:
a.) Kromosom Indonesia dan Cina tidak memiliki pola pewarisan yang sama.
b.) Rumpun Bahasa Austronesia juga digunakan dan dikembangkan di Nusantara, rumpun bahasa Austronesia ini digunakan oleh nenek moyang orang Indonesia yang menetap di Pulau Formosa.

4. Teori out of Africa
Teori out of Africa mengemukakan bahwa nenek moyang Indonesia berasal dari Afrika. Hal yang mendasari teori ini adalah Studi genetika melalui penelitian tentang DNA mitokondria gen perempuan dan laki-laki. Mereka bermigrasi ke Australia dari Afrika. Teori tersebut juga menyatakan bahwa orang Afrika meninggalkan Afrika menuju Asia Barat sekitar 50.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. 

Teori tersebut menyatakan bahwa sekitar 70.000 tahun yang lalu, Bumi memasuki akhir Zaman Es, ketika permukaan laut turun dengan sisa air berupa gletser. Saat itu mereka hanya bisa menyeberangi lautan dengan bantuan perahu sederhana. Orang Afrika yang bermigrasi ke Asia terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah (Asia Barat Daya). Kelompok lain bermigrasi di sepanjang pantai Jazirah Arab ke India, Asia Timur, Indonesia, dan Australia. 

Hal ini juga diperkuat dengan fosil jantan yang ditemukan di kawasan Danau Mungo. Saat itu terdapat dua jalur migrasi manusia, salah satunya jalur Lembah Nil yang melewati Semenanjung Sinai, lalu ke utara melalui arab Levant, dan satunya lagi jalur Laut Merah.

Itulah tadi pembahasan kita pada kesempatan kali ini. Untuk sejarah perjalanan Indonesia pada Hindu-Budha akan dibahas pada kesempatan berikutnya.

Penulis : Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon

Sejarah Perjalanan Indonesia (Masa Kerajaan Hindu-Buddha)

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan menjauhi makanan dan minuman yang haram