Pentingnya belajar parenting bagi orang tua


Seorang anak pertama kali mendapat pendidikan dalam lingkungan keluarga dari orangtuanya. Pendidikan keluarga mengajarkan karakter dan menanamkan sikap baik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui ilmu parenting agar tidak melakukan kesalahan dalam mendidik anaknya. Apa yang dimaksud parenting itu? Mengapa orangtua perlu belajar parenting? Apa manfaat yang orangtua dapat ketika belajar ilmu parenting? Mari kita bahas satu persatu.

A. Pengertian ilmu parenting
Parenting adalah ilmu tentang pengasuhan, bimbingan dan pendidikan anak yang baik dan benar. Parenting melibatkan pola interaksi antara anak dan orang tua yang mencakup pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional anak. Hendaknya orangtua mempelajari ilmu parenting untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan pengetahuannya dalam membesarkan anak. Ilmu parenting biasanya diajarkan dalam bentuk seminar, workshop, talkshow dan kegiatan lainnya.

B. Prinsip-prinsip parenting 
Berikut ini beberapa prinsip parenting yang baik yang dapat membentuk karakter positif anak:

1. Menjadi panutan yang baik bagi anak.
Jika Anda ingin anak Anda memiliki karakter yang positif, berikanlah contoh dengan selalu berkata jujur, bersikap baik dan sopan kepada orang lain, serta membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Selain itu, tunjukkan pula cara hidup sehat, cara mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, serta membuang sampah pada tempatnya.

2. Jangan terlalu memanjakan anak.
Untuk mencegah anak menjadi anak manja, ayah dan ibu perlu memikirkan apa yang boleh diikuti dan apa yang tidak boleh diikuti. Misalnya, jangan menuruti keinginan anda anda jika ia menangis karena ingin menonton TV sebelum tidur, meminta Anda membelikan sesuatu yang tidak dibutuhkannya, atau menangis untuk bermain gawai.

Meski mendisiplinkan anak dapat membangun karakter yang baik, namun jangan memarahi atau memukulnya ketika ia melakukan kesalahan. Tegur dengan lembut namun tegas dan beri pemahaman ketika anak melakukan kesalahan. Jangan lupa untuk memujinya ketika ia berhasil melakukan sesuatu yang baik.

3. Luangkan waktu untuk anak setiap hari.
Anak mungkin berperilaku buruk karena menginginkan perhatian dari orang tuanya. Jadi sesibuk apa anda, usahakan untuk meluangkan waktu untuk terlibat dalam kehidupan anak anda. Namun, bukan berarti anda berdua harus selalu berada di sisinya. Waktu bersama keluarga dapat dihabiskan dengan sarapan bersama, mengantarnya ke sekolah, membicarakan kegiatan sehari-hari sebelum tidur.

4. Tumbuhkan sifat kemandirian pada anak.
Mengajari anak kemandirian dapat didorong dengan memberi mereka kepercayaan diri, kesempatan dan pengakuan. Misalnya saja mengajari anak merapikan mainan dan tempat tidurnya sendiri, atau berlatih menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri. Saat si Kecil menginjak masa remaja, anda bisa mendukung dan membantunya menyelesaikan masalah pribadinya dengan mengajak bicara dan mengarahkan pikirannya untuk mengambil sikap terbaik.

5. Konsisten dalam menerapkan peraturan.
Saat anak menginjak masa remaja, anda bisa mendukung dan membantunya menyelesaikan masalah pribadinya dengan mengajak bicara dan mengarahkan pikirannya untuk mengambil sikap terbaik. Misalnya, gunakan listrik seperlunya untuk menghemat biaya, atau jangan menggunakan terlalu banyak gawai karena tidak baik untuk kesehatan mata.

6. Memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba.
Mulai dari mencoba melakukan hal-hal seperti makan sendiri, meraih suatu benda, menyusun puzzle, mengerjakan pekerjaan rumah, hingga mengendalikan emosi. Biasanya ketika anak sedang tantrum untuk menuntut keinginannya, seringkali orang tua tidak berani dan langsung bersemangat untuk memenuhi keinginannya.

Padahal, orang tua sebaiknya mengajarkan anak untuk berusaha mengendalikan emosi dengan memberikan waktu untuk menenangkan diri. Katakan bahwa "kamu akan mengkomunikasikan segala hal dengan baik" ketika anak sudah bisa tenang. Jangan terburu-buru mematahkan semangat anak dengan kalimat, misalnya "masa gitu aja kamu nggak bisa?"

7. Jelaskan mengenai aturan dan keputusan anda.
Orang tua yang keras tidak membuka komunikasi dua arah. Ada juga orang tua yang terlalu banyak menjelaskan peraturan kepada anak, namun kurang menjelaskan pada remaja. Jangan sampai apa yang sudah jelas bagi Anda tetapi tidak dipahami oleh anak-anak.

8. Sesuaikan gaya pengasuhan dengan anak anda.
Penting bagi orang tua untuk memantau perkembangan anaknya. Anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa, dan mari kita pikirkan bagaimana usia mempengaruhi perilaku seorang anak. Hal ini bisa berkaitan dengan kemandirian anak, misalnya pada usia tiga tahun berbeda dengan tingkat kemandirian anak usia tujuh tahun. Dari pertumbuhan spiritual hingga aspek kognitif, psikologis dan sosial.

9. Memperlakukan anak dengan baik.
Saran dari seorang profesor psikologi di Temple University, Philadelphia adalah cobalah untuk menghargai pendapat anak anda, perhatikan apa yang dia katakan, perlakukan dia dengan baik dan cobalah untuk menyenangkannya bila memungkinkan. Dengan demikian anak-anak akan baik memperlakukan orangtuanya

C. Jenis-jenis parenting
Jenis-jenis parenting merupakan topik yang memerlukan penelitian lebih mendalam dari sudut pandang tumbuh kembang anak. Perlu diingat bahwa setiap orangtua membesarkan anaknya dengan caranya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami jenis-jenis parenting agar orangtua dapat mendukung tumbuh kembang anak. Apa sajakah itu? Mari kita bahas.

1. Authority Parenting
Authority Parenting  adalah gaya pengasuhan yang paling ketat, dengan orangtua yang biasanya kaku dan tegas. Parenting seperti ini bisa terjadi ketika orangtua mempunyai ekspektasi dan keinginan yang terlalu tinggi terhadap anaknya. Biasanya, orangtua memiliki anggapan bahwa anak harus melakukan apa yang diminta dan menerima konsekuensi atau hukuman jika tidak melakukannya. Contoh parenting seperti ini dalam kehidupan sehari-hari adalah orangtua yang mengatur jadwal tidur dan makan si kecil secara detail, kaku dan tanpa kompromi.

2. Authoritative Parenting
Authoritative Parenting adalah gaya pengasuhan dimana orangtua menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh anak, namun peraturan tersebut dapat dinegosiasikan ulang dalam situasi dan keadaan tertentu. Dalam hal ini orangtua memberikan kendali kepada anak, namun tidak terlalu mengikat mereka karena mereka tetap memberikan kebebasan. Jenis parenting seperti ini boleh dan aman apabila anak masih kecil hingga dewasa.

3. Attachment Parenting
Bagi orang tua yang mempunyai komunikasi yang hangat dan selalu berusaha menciptakan kedekatan fisik dan emosional dengan anaknya, hal ini bisa dikatakan sebagai attachment parenting. Pada tipe ini, orangtua menunjukkan kasih sayang melalui sentuhan fisik, seperti usapan kepala atau pelukan pada anak. Dapat membuat anak merasa aman dan percaya diri, parenting seperti ini sangat cocok jika diterapkan saat anak masih usia dini.

4. Permissive Parenting
Permissive Parenting identik dengan sifat orang tua yang tidak menekan atau mengekang anaknya. Anak-anak biasanya dibiarkan menentukan tanggung jawabnya sendiri karena tidak adanya jadwal ketat yang ditetapkan sejak masa kanak-kanak. Karena parenting seperti ini tidak tunduk pada disiplin atau aturan, orangtua biasanya bertindak sebagai teman, bukan sebagai pemandu atau teladan bagi anak.

5.  Free Range Parenting
Tipe ini lebih cenderung mengikuti petunjuk dan saran yang diberikan orangtua kepada anaknya. Artinya orangtua membiarkan anaknya mandiri lalu menganalisis saran yang diberikan orang tua. Anak-anak diberi kebebasan, namun mereka terus tertarik pada batasan yang telah diberikan sebelumnya. 

Misalnya, orang tua tidak membatasi pilihan anaknya dalam memilih jurusan di sekolah, namun tetap membimbing dan mengarahkan anaknya. Parenting seperti ini tentunya lebih tepat jika diterapkan ketika anak sudah mampu berkomunikasi secara sosial. Namun jika ingin menerapkannya sejak kecil, ada baiknya jika orang tua mengetahui cara memberikan pengawasan yang baik.

6. Uninvolved Parenting
Uninvolved Parenting mengacu pada orang tua yang apatis, tidak peduli, tidak berusaha mencari waktu berkualitas, dan kurang memberikan pengawasan. Hal ini biasanya berujung pada ikatan emosional yang baik antara orang tua dan anak. Hal ini wajar, karena orangtua tidak berperan aktif dan langsung dalam tumbuh kembang anaknya. Dalam pelaksanaannya turut terlibat orangtua yang kerap menampilkan kalimat-kalimat penuh amarah atau berkonotasi negatif di hadapan anaknya. Sebaiknya orang tua menghindari pola asuh seperti ini dan selalu memberikan perhatian dan perhatian kepada anaknya.

D. Pengaruh jenis parenting terhadap kepribadian anak
Setelah mempelajari berbagai jenis parenting, orang tua juga harus memahami bagaimana setiap gaya pengasuhan mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Dengan begitu, para orangtua dapat mengevaluasi kembali dirinya dan anak-anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan positif. Berikut merupakan pengaruh dari jenis-jenis parenting terhadap kepribadian anak;

1. Authority Parenting
a. Membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penurut dan bijaksana.
b. Membuat anak terbiasa menaati aturan lingkungan luar.
c. Membuat anak bertanggung jawab, disiplin dan tepat waktu.
d. Membuat anak berisiko mengalami ketakutan atau kesepian.

2. Authoritative Parenting
a. Anak mempunyai sifat kreatif, namun juga disiplin.
b. Memiliki kepribadian yang terbuka dan bertanggung jawab.
c. Tumbuh menjadi mandiri, kooperatif dan selalu fokus pada hasil.

3. Attachment Parenting
a. Anak-anak merespons kontak fisik dengan baik.
b. Seiring bertambahnya usia anak, semakin mudah mencari kenyamanan, mengatasi stres, dan menemukan kedamaian.
c. Memiliki kepribadian yang penuh perhatian dan baik hati serta penuh cinta.

4. Permissive Parenting
a. Anak menjadi pemikir bebas namun bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b. Tidak mengikuti aturan secara optimal.

5. Free Range Parenting
a. Anak menjadi mandiri dan percaya diri.
b. Anak mempunyai sikap demokratis, pantang menyerah dan menyukai tantangan.
c. Mempunyai kreativitas tersendiri dalam memecahkan masalah.

6. Uninvolved Parenting
a. Anak kurang percaya diri, tidak bertanggung jawab dan kurang tanggap.
b. Seiring pertumbuhan anak, seringkali sulit bagi mereka untuk membangun hubungan saling percaya dan sehat dengan orang lain.

E. Tips parenting
Mengasuh anak adalah pekerjaan keras dan bermanfaat yang membutuhkan kesabaran, cinta, dan komitmen. Berikut beberapa tips untuk mengasuh anak yang efektif:
1. Bangun harga diri anak anda dengan mengasuh dan mendorongnya, bahkan saat Anda mendisiplinnya.
2. Kenali saat anak anda bersikap baik dan pujilah perilaku positifnya.
3. Tetapkan batasan dan pertahankan disiplin anda.
4. Luangkan waktu untuk anak-anak Anda dan habiskan waktu berkualitas bersama mereka.
5. Jadilah teladan yang baik dan berikan contoh.
6. Latihlah kebaikan dan empati dengan anak-anak anda.
7. Ajari anak anda keterampilan sosial dan pelajari cara menghadapi situasi sulit. 
8. Percayalah pada diri sendiri dan naluri mengasuh anak anda.
9. Sebagai orang tua, ketahui kebutuhan dan keterbatasan Anda dan luangkan waktu untuk hal-hal yang membuat anda bahagia.

Ingatlah bahwa membesarkan anak adalah proses mempersiapkan anak menuju kemandirian. Selain menetapkan standar yang tinggi untuk diri sendiri dan anak-anak anda, penting juga untuk bersikap baik dan sabar terhadap diri sendiri dan anak-anak Anda. Mungkin diperlukan beberapa penyesuaian untuk menerapkan praktik pengasuhan yang positif, namun upaya untuk membesarkan anak-anak yang bahagia, sehat, dan dapat menyesuaikan diri akan sepadan dengan usaha yang dilakukan.

F. Manfaat belajar parenting bagi orangtua
Ilmu parenting sangat penting bagi orangtua karena dapat membantu mereka membentuk karakter dan pola asuh anak. Pentingnya belajar parenting bagi orangtua adalah terletak pada manfaat yang didapat ketika belajar ilmu parenting. Berikut merupakan manfaat dari belajar ilmu parenting:

1. Meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya cara pengasuhan yang baik dan benar pada anak.
2. Meningkatkan keterampilan orang tua dalam merawat, mendidik dan membimbing anak.
3. Meningkatkan antisipasi orangtua terhadap segala hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
4. Meningkatkan rasa percaya diri orang tua dalam membesarkan anak.
5. Membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.
6. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua terhadap perilaku dan gaya pengasuhan anak.

Menghadapi perubahan zaman yang semakin pesat, model pengasuhan anak yang baik dan benar pasti berbeda dulu dan sekarang. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana sebenarnya cara kerja parenting dan manfaatnya. Mempelajari ilmu parenting mempersiapkan orangtua menjadi orangtua yang baik dan mempersiapkan menghadapi tantangan yang mungkin timbul pada anak-anaknya.

Penutup
Penulis disini tidak bermaksud menggurui atau merasa lebih pintar dari orangtua, melainkan hanya untuk mengedukasi para pembaca entah itu dari orangtua maupun calon orangtua tentang pentingnya ilmu parenting. Sayyidina Ali bin Abi Thalib  Karramullahu Wajhah pernah berkata, "Didiklah anakmu sesuai jamannya karena mereka hidup bukan di jamanmu". Kurang lebihnya mohon maaf dan sekian dari penulis.

Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia