Pengaruh Bullying dan Pandangan Islam Mengenai Bullying

Pada kesempatan kali ini penulis ingin membahas tentang Pengaruh Bullying dan Pandangan Islam Mengenai Bullying. Pasti sebagian dari kita pernah mendengar bullying, bullying dapat terjadi dimana saja dan terjadi kepada siapa saja entah anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Lalu apa pengertian dari bullying itu sendiri? Mari kita bahas!

A. Pengertian bullying  
Bullying disebut juga perundungan,
Secara etimologi bullying memiliki arti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bullying adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang yang lebih kuat untuk menindas pihak orang yang lebih lemah secara sengaja baik berupa perkataan, perbuatan/ fisik, Nonverbal langsung maupun tidak langsung ataupun melalui internet dengan tujuan menyakiti pihak yang lebih lemah tersebut dan dilakukan secara terus-menerus sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Bullying lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Lalu bagaimana pengertian para ahli tentang bullying? Berikut pemaparannya.

1. Menurut American Psychatric Association (APA) 
Bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan tiga kondisi yaitu: (a) perlikaku negative yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu (c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat. Beberapa kondisi tersebut lebih mengacu pada yang dapat menjadikan korban trauma, cemas dan sikap-sikap yang membuat tidak nyaman.

2. Menurut Olweus (2005)
Bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekeraan secara sistematik.

3. Menurut Coloroso (2007) 
Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Tindakan penindasan ini dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.

4. Menurut Sullivan (2011)
Bullying adalah tindakan agresi atau manipulasi atau pengucilan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan berulang-ulang oleh individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain.

B. Peran dalam bullying
Ada 4 peran yang muncul Saat terjadi bullying, yaitu :
1. Bullies (pelaku bullying) 
Seseorang atau sekelompok orang yang secara fisik ataupun non fisik melukai  orang lain (pihak yang lebih lemah) secara teratur menerus. Pelaku bullying bisa siapa saja entah itu teman, sebaya, orang lebih tua bahkan orang yang tidak dikenal.
2. Victim (korban bullying)
Seseorang yang menerima bullying dari bullies bak secara fisik maupun non fisik. Seringkali merasa takut, cemas, dan terisolasi. Mereka mungkin memiliki kesulitan dalam bersosialisasi atau mempertahankan pertemanan.
3. Bully-victim 
Pihak yang terlibat dalam bullying namun juga merupakan korban dari bullying. Sering kali merasa bingung dan terjebak dalam situasi yang sulit. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan perilaku mereka.
4. Netral
Pihak yang tidak terlibat dalam bullying.Orang-orang yang menyaksikan bullying tetapi tidak ikut terlibat, baik sebagai pelaku maupun korban. Perilaku saksi sangat penting. Mereka dapat:
   * Mendukung pelaku: Dengan tertawa, ikut menyiksa, atau tidak melakukan apa-apa.
   * Mendukung korban: Dengan mencoba membantu, menghibur, atau melaporkan kejadian tersebut.
   * Tetap netral: Dengan tidak melakukan apa-apa dan hanya mengamati.

C. Faktor penyebab bullying
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya bullying antara lain : 

1. Perbedaan ukuran Fisik, jenis kelamin, status sosial dan kemampuan berkomunikasi.
Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, perbedaan itulah yang sering dijadikan sebagai alasan seseorang melakukan bullying. Anak yang lebih besar atau lebih kuat secara fisik sering kali menjadi pelaku bullying karena merasa memiliki kekuatan untuk mengendalikan orang lain. Stereotipe gender sering kali menjadi pemicu bullying. Misalnya, anak laki-laki mungkin merasa perlu menunjukkan kejantanan dengan mengintimidasi anak perempuan. Anak yang kesulitan berkomunikasi atau memiliki perbedaan dalam kemampuan belajar seringkali menjadi sasaran bullying.

2. Pernah menyaksikan dan mengalami kekerasan dari orang disekitarnya.
Menyaksikan bahkan mengalami kekerasan dari orang disekitarnya terutama dirumah beresiko melakukan tindakan bullying kepada orang lain. Korban bullying sering kali menjadi pelaku bullying pada orang lain sebagai bentuk pelampiasan. 

3. Kurangnya perhatian dari orangtua
Hubungan yang erat antara orang tua dan anak sangatlah penting mengapa demikian, hal dikarenakan hubungan yang erat antara keduanya diharapkan anak dapat memiliki rasa empati dan kasih sayang, dengan begitu seorang anak memiliki peluang yang besar untuk tidak melakukan perundungan.

4. Ingin menjadi populer dilingkungannya
Ini bisa terjadi karena kurangnya perhatian, terutama dari keluarga sehingga memicu seseorang melakukan segala cara untuk menjadi populer. Salah satunya dengan melakukan bullying. Mereka akan menunjukkan sifat ingin memerintah, mengontrol dan menuntut orang lain demi popularitas dan pengakuan dari orang lain.

5. Kurangnya perhatian lingkungan sekolah terhadap bullying 
Menurut para ahli banyak siswa siswi di sekolah menganggap bullying adalah hal yang biasa, sehingga mereka terus melakukannya hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari lingkungan sekolah. Bahkan, mohon maaf terkadang saya melihat orangtua dan guru mereka membiarkan terjadinya bullying dan menganggap itu adalah sesuatu yang wajar atau hanya sekedar bercanda tapi apa yang dilakukan pelaku bullying jauh dari kata bercanda. Jika sekolah tidak memiliki lingkungan yang inklusif dan toleran, bullying cenderung lebih mudah terjadi. Jika pihak sekolah tidak mengambil tindakan tegas terhadap kasus bullying, pelaku akan merasa bahwa perilakunya dibenarkan.

6. Media massa 
Tidak semua tayangan yang ada di media massa menyajikan tayangan yang bermanfaat dan sesuai umur. Banyak tayangan di media massa yang berisi kekerasan yang mendorong seseorang melakukan apa yang dicontohkan dalam tayangan tersebut. 

7. Pengaruh teman sebaya
Teman sebaya dapat mempengaruhi seseorang apalagi jika teman apabila teman sebaya tersebut sudah sangat dekat. Teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif yang seolah-olah baik dengan mengatakan bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan, padahal jelas-jelas salah dan merugikan orang lain.  

8. Rasa iri dan dengki
Rasa iri dan dengki dapat muncul dikarenakan korban mempunyai hal yang istimewa yang sebenarnya sama istimewanya dengan pelaku bullying. Seseorang yang merasa iri atau dengki pada keberhasilan atau kelebihan orang lain mungkin melakukan bullying untuk menjatuhkan mereka.

9. Kurangnya rasa empati
Saat melihat korban, pelaku bullying kurang memiliki rasa empati, bahkan sebagian justru merasa senang melihat orang lain takut. Semakin korban merasa takut maka pelaku akan semakin senang melakukan aksinya. Anak-anak yang egois cenderung hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli dengan perasaan orang lain.

10. Tidak percaya diri 
Tindakan ini dapat membuat mereka Mempunyai kekuatan atau dominasi. Anak yang tidak percaya diri cenderung menutupi rasa kurang percaya diri yang mereka miliki dengan berbohong mengenai kemampuan dirinya.

11. Perbedaan pendapat
Terkadang dalam menyikapi sesuatu kita mempunyai pendapat yang berbeda, namun tak jarang ada orang yang tidak setuju dengan pendapat kita namun orang tersebut tidak mampu membantahnya secara ilmiah. Sehingga ia merundung pihak yang berbeda pendapat dengannya.

D. Jenis-jenis Bullying
Jenis bullying antara lain:
1. Bullying secara fisik
Jenis bullying yang menggunakan tindakan fisik ketika merundung orang lain. Contohnya; mendorong, memukul, meludahi dan menyandung dengan kaki.

2. Bullying verbal 
Jenis bullying yang mengandalkan kekuatan lisan atau komunikasi verbal dengan hiasan kata-kata yang menindas dan menyakiti korbannya. Contohnya; menghina, mempermalukan didepan umum, memfitnah dan menjuluki dengan julukan yang buruk misal "cungkring atau gendut"

3. Bullying nonverbal
Bullying yang mengacu pada jenis perilaku  melecehkan, mengintimidasi orang lain dengan menggunakan bahasa wajah dan tubuh mereka tanpa Perlu mengucap sepatah katapun. Bullying ini dibagi menjadi 2 yakni bullying nonverbal langsung dan nonverbal tak langsung.

a.) Bullying nonverbal langsung 
Tindakan bullying seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek/mengancam dan biasanya bullying jenis ini disertai dengan bullying secara fisik.
b.) Bullying nonverbal tidak langsung
Bullying ini dapat berupa tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan hingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, atau mengirimkan surat kaleng.

4. Cyber bullying
Tindakan bullying yang dilakukan oleh seseorang melalui media internet. Tak jarang pelaku bullying jenis ini adalah orang yang tidak kita kenal. Contoh bullying jenis ini adalah pencemaran nama baik lewat media sosial.

5. Prejudicial bullying
Bullying yang didasarkan pada perbedaan individu, seperti ras, agama, etnis, atau disabilitas. Contohnya: menggunakan kata-kata yang merendahkan atau stereotip terhadap kelompok tertentu, atau mengejek seseorang karena perbedaan fisiknya.

6. Pelecehan seksual
Ini adalah bentuk bullying yang sangat serius dan melibatkan tindakan seksual yang tidak diinginkan. Contohnya: meraba-raba, membuat komentar seksual yang tidak pantas, atau menyebarkan rumor tentang orientasi seksual seseorang dan dapat terjadi tidak hanya kepada perempuan namun juga terjadi kepada laki-laki.

E. Dampak bullying
1. Dampak yang dirasakan korban
a.) Mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, merasa sedih dan kesepian; 
b.) Mengalami perubahan pada pola makan dan pola tidur;
c.) Berkurangnya ketertarikan terhadap hobi dan aktivitas yang disenangi;
d.) Menurunnya prestasi akademik;
e.) Tidak percaya diri;
f.) Suka menyendiri;
g.) Memiliki rasa balas dendam kepada pelaku bullying;
h.) Memiliki keinginan untuk bunuh diri;
I.) Sulit mempercayai orang lain;
j.) Masalah kesehatan;
k.) Trauma.

2. Dampak yang dirasakan pelaku bullying
a.) Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang;
b.) Rentan berkelahi;
c.) Memiliki resiko berhubungan seks di usia muda;
d.) Melakukan tindakan kekerasan;
e.) Dosa

F. Ciri-ciri korban bullying
Banyak dari kita yang tidak mengetahui ciri-ciri seseorang yang menjadi korban bullying, berikut merupakan ciri-cirinya.

1. Sering membolos sekolah
Ini terjadi Dikarenakan seorang anak tidak nyaman berada disekolah karena terus-menerus dibully.

2. Prestasi belajar menurun
Selain sering membolos, ciri berikutnya adalah prestasi belajar yang menurun ini dikarenakan kehilangan minat pada belajar. 

3. Melakukan tindakan yang merugikan tubuhnya
Seorang anak yang mendapatkan perilaku bullying entah dimana pun itu otomatis ia akan mendapat banyak sekali tekanan. Dan akan melakukan segala cara untuk melampiaskan tekanan tersebut, contohnya saja menyakiti diri sendiri (self harm) 

4. Mengalami perubahan pola makan dan pola tidur
Anak yang mengalami bullying akan memikirkan hal yang membuat ia takut sehingga pola tidur dan pola makannya kacau. Seperti terlalu banyak makan atau tidur ataupun malah kehilangan nafsu makan dan insomnia. 

5. Terdapat luka atau gejala fisik 
Biasanya ini terjadi jika seorang anak mengalami Bullying secara fisik. Misalnya memar akibat pukulan, sakit perut, sakit kepala dan sebagainya.

Itulah tadi beberapa ciri-ciri jika seorang anak mengalami Bullying. Namun, banyak orang tua yang tidak tahu jika anaknya mengalami Bullying. Mengapa orang tua tidak mengetahui jika anaknya merupakan korban bullying? Ini karenakan sang anak tidak mau memberitahukan yang ia alami kepada orang tuanya. Mengapa demikian? 

1. Takut jika orang tua malah menganggapnya lemah
2. Orang tua terlalu sibuk dengan urusannya
3. Orang tua tidak peduli terhadap keluh kesah anaknya
4. Takut membuat orangtua khawatir
5. Introvet

G. Contoh kasus bullying di Indonesia 
Indonesia menduduki peringkat ke 5 dalam kasus perundingan. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2013 sampai 2023 terdapat 46.943 pengaduan kekerasan terhadap anak sekitar 45% adalah pengaduan terhadap bullying. Diantara korban bullying tersebut bahkan ada yang depresi hingga bunuh diri berikut merupakan beberapa contoh kasus bullying di Indonesia.

 1. Dibully hingga patah tulang hidung 
Kasus ini dialami oleh Siswa SMA Di Pekanbaru yang berinisial FA. Korban dibully teman-temannya disekolah, diketahui pelaku berinisial M dan R. Paman korban mengatakan tidak hanya dibully, korban juga diancam dan diperas. Korban sudah bersekolah di sekolah tersebut selama 5 bulan dan selama disekolah, pelaku merampas uang jajan korban dan pelaku mengancam agar korban agar tidak mengadu ke orang tuanya. Selain dibully hingga mengalami patah hidung, korban juga dipaksa mengaku bahwa dirinya terjatuh. Kejadian ini terjadi pada Selasa (5/11/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. 

Pelaku memukul korban dengan bingkai foto yang terbuat dari kayu, kemudian pelaku menarik kepala korban dan dibenturkan ke lantai hingga korban mengalami patah tulang. Kapolresta Pekanbaru AKBP Nandang mu'min Wijaya mengemukakan kasus bullying tersebut berawal dari bercanda. Diduga ada perkataan yang tidak bisa diterima oleh terlapor sehingga tersinggung dan melakukan kekerasan. Tak terima dengan apa yang dilakukan pelaku orang tua korban melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.

2. Depresi berat karna dibully
Kasus selanjutnya adalah seorang siswa SDN Wirosari, Kabupaten Grobogan  berinisial RS kelas 6 SD  mengalami depresi berat diduga menjadi korban bullying oleh teman-temannya sejak kelas 4 SD. Kejadian berawal Saat RS duduk di kelas 4 SD, saat itu sedang jam istirahat RS bermain sepak bola di dalam kelas dan bola yang ditendang olehnya tidak sengaja mengenai jam dinding hingga jatuh ke lantai, jam dinding pecah. Orang tua RS diminta mengganti dengan uang sebesar Rp.300.000 oleh pihak sekolah, namun orang tua RS belum menggantinya. 

Sejak saat itu RS selalu dibully bahkan pernah disekap oleh teman sekelasnya. Tidak hanya itu RS juga mengalami perundungan dalam bentuk yang lain seperti rambutnya dijambak, diludahi, disiram air, dan kekerasan lain. Orang tua RS sudah konfirmasi ke pihak sekolah, tetapi respon pihak sekolah tidak baik bahkan ayah RS diusir saat itu. Akibat bullying itulah pribadi RS berubah, RS sering mengurung diri, takut takut bertemu orang hingga tidak mau lagi bersekolah. 

Keluarganya menghabiskan banyak dana untuk memeriksakan kondisi psikis anaknya mulai dari dokter syaraf hingga psikiater mengatakan bahwa RS mengalami depresi. Padahal penghasilan orang tua RS pas-pasan, ayah RS yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibunya seorang penjual kerupuk. Namun, saat dikonfirmasi pihak sekolah membantah adanya bullying dan menganggap ini hanya kejadian gaduh antar siswa. Orang tua tidak tahu persis kejadiannya dan hanya menerima laporan anaknya. Bantahan tersebut disampaikan langsung oleh kepala sekolah SDN Wirosari.
 
3. Dibully karena sepatu
Jika tadi dikarenakan jam dinding kasus bullying kali ini terjadi karena sepatu. Kasus ini terjadi pada Seorang siswi SD di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Bandung barat bernama Nabilla dibully oleh teman-temannya karena masalah sepatu. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (6/4/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut kesaksian guru yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa Awalnya Nabilla dan teman-temannya hanya bercanda layaknya anak-anak pada umumnya, karena sepatu Nabilla terduduki dan terinjak temannya. 

Menurut penuturan wali kelas Nabilla tinggal bersama kakek dan neneknya yang bernama Cece(70 tahun) dan Ira(70 tahun) dikarenakan orang tua Nabilla berpisah dan meninggalkan Nabilla sejak bayi. Dalam sebuah video percakapan antara Nabilla dan temannya, Nabilla sepatu yang ia beli dengan hasil keringatnya sendiri dari mengumpulkan rongsokan usai pulang sekolah selama beberapa jam. Video tersebut viral dan Nabilla menuai simpati dari masyarakat. Mereka tergerak hatinya untuk mendonasikan uang untuk Nabilla.

4. Jari diamputasi akibat dibully
Kasus kali ini jauh lebih parah dari kasus sebelumnya. Kali ini korban harus kehilangan jarinya karena dibully. Hal ini dialami oleh MS seorang siswa kelas VII SMPN 16 kota Malang, Jawa timur diduga menjadi korban bullying oleh sejumlah teman-temannya. Korban terpaksa diamputasi jarinya akibat ulah teman-temannya. Korban kerap menangis dan syok usai kehilangan jarinya. Polresta Malang menaikkan status dari penyelidikan ke penyidikan. 15 orang saksi diperiksa dalam kasus ini. 
 
Kapolresta Malang Kombespol Leonardus Simarmata mengungkapkan, korban diangkat beramai-ramai, kemudian tubuh korban dibanting ke paving dalam kondisi telentang. Aksi tersebut dilakukan saat jam istirahat sekolah. Bahkan korban dibanting ke pohon yang lebih kecil dengan cara yang sama. Teman-temannya mengaku hanya bercanda, 7 orang teman korban tersebut terancam hukuman pidana.

5. Siswa SD bunuh diri akibat sering dibully
Kasus kali ini merupakan kasus terparah diantara kasus-kasus diatas. Hal ini dialami oleh MR siswa SD berusia 11 tahun di Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa timur tewas karena  bunuh diri pada Kamis (2/3). Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno mengungkapkan bahwa korban diduga depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya lantaran korban seorang anak yatim. Korban setiap pulang sekolah selalu menangis dan dongkol bahkan sebelum meninggal korban pun sering murung sepulang sekolah. 

Atas peristiwa ini Iptu Agus Winarno menghimbau kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya bullying baik secara verbal, fisik maupun sosial, didunia nyata maupun didunia Maya. Korban bullying dapat menjadi tidak nyaman, sakit hati dan tertekan. Selain itu, perbuatan bullying dapat merugikan diri sendiri karena bisa terkena jerat hukum pidana.
      
Itulah tadi beberapa kasus bullying yang terjadi di Indonesia. 

H. Pandangan Islam tentang bullying
Kita telah mengetahui banyak hal tentang bullying, mulai dari pengertian hingga kasus bullying di Indonesia. Bullying mempunyai dampak yang sangat buruk sekali tidak hanya kepada korban namun juga pelaku, mulai dari depresi hingga bunuh diri. Lalu bagaimana pandangan Islam mengenai bullying ini? 
         
Dalam Islam manusia merupakan makhluk paling mulia. Hukum Islam lahir didasarkan pengagungan terhadap Tuhan dan perintah untuk memuliakan manusia dengan menjunjung tinggi akhlak. Sementara bullying, berisi caci maki, umpatan, ujaran kebencian, sumpah serapah, hinaan, olok-olok,  menyakiti secara fisik, dsb merupakan perbuatan yang keji. Apalagi bullying dilakukan di depan umum. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰุۤงَ ูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ู„َุง ูŠَุณْุฎَุฑْ ู‚َูˆْู…ٌ ู…ِّู†ْ ู‚َูˆْู…ٍ ุนَุณٰูۤ‰ ุงَู†ْ ูŠَّูƒُูˆْู†ُูˆْุง ุฎَูŠْุฑًุง ู…ِّู†ْู‡ُู…ْ ูˆَู„َุง ู†ِุณَุงุٓกٌ ู…ِّู†ْ ู†ِّุณَุงุٓกٍ ุนَุณٰูۤ‰ ุงَู†ْ ูŠَّูƒُู†َّ ุฎَูŠْุฑًุง ู…ِّู†ْู‡ُู†َّ ۚ ูˆَู„َุง ุชَู„ْู…ِุฒُูˆْุۤง ุงَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุชَู†َุง ุจَุฒُูˆْุง ุจِุง ู„ْุงَ ู„ْู‚َุง ุจِ ۗ ุจِุฆْุณَ ุงู„ِุง ุณْู…ُ ุงู„ْูُุณُูˆْู‚ُ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْุงِ ูŠْู…َุง ู†ِ ۚ ูˆَู…َู†ْ ู„َّู…ْ ูŠَุชُุจْ ูَุงُ ูˆู„ٰุٓฆِูƒَ ู‡ُู…ُ ุงู„ุธّٰู„ِู…ُูˆْู†َ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."(QS. Al-Hujurat surah ke 49: Ayat 11)
        
Dalam ayat diatas jelas, memperkuat haramnya perbuatan bullying. Karena merupakan perbuatan yang keji. Selain itu juga, bisa jadi yang dibully jauh lebih mulia daripada yang membully. Bullying tidak boleh dilakukan dengan alasan apapun. Oleh karena itu pelaku bullying harus meminta maaf kepada korban bullying dan bertobat kepada Allah dengan taubat nasuha. Dan apabila tidak meminta maaf kepada korban bullying dan bertobat kepada Allah dengan taubat nasuha maka pelaku bullying termasuk orang yang zalim.

I. Cara mengatasi bullying
1. Edukasi tentang Bullying
Semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga masyarakat luas perlu memahami apa itu bullying, bentuk-bentuknya, dan dampaknya. Sekolah, komunitas, dan organisasi dapat mengadakan program edukasi yang melibatkan diskusi, role-playing, atau penyebaran materi informatif. Manfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang bullying dan kampanye anti-bullying.

2. Lingkungan yang Inklusif
Ciptakan lingkungan yang menghargai perbedaan, baik itu perbedaan ras, agama, gender, orientasi seksual, atau kemampuan. Dorong adanya keberagaman dalam kelompok dan komunitas. Pastikan semua individu merasa memiliki nilai yang sama dan diperlakukan dengan adil.

3. Berikan dukungan kepada anak 
Berikan waktu dan ruang bagi korban untuk menceritakan pengalamannya tanpa menghakimi. Yakinkan korban bahwa mereka tidak sendiri dan tindakan yang mereka alami tidaklah benar. Arahkan korban untuk mendapatkan bantuan profesional jika diperlukan, seperti konselor atau psikolog.

4. Laporkan saat anda dibully 
Buatlah jalur pelaporan yang jelas dan mudah diakses bagi korban bullying. Terapkan sanksi yang tegas terhadap pelaku bullying untuk memberikan efek jera. Pastikan tindakan yang diambil konsisten dan adil.

5. Buat kebijakan yang tegas 
Buatlah aturan yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai bullying dan konsekuensinya. Semua pihak terkait, seperti sekolah, tempat kerja, dan organisasi, harus berkomitmen untuk menegakkan kebijakan anti-bullying. Evaluasi secara berkala efektivitas kebijakan yang telah diterapkan.

6. Perlu adanya peran orangtua dan guru 
Orangtua dan guru harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Jalin komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan anak-anak untuk mendeteksi tanda-tanda bullying sedini mungkin. Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak dengan menunjukkan sikap yang sopan, menghargai, dan empati.

7. Gunakan teknologi 
Manfaatkan teknologi untuk memantau aktivitas online anak-anak dan mendeteksi tanda-tanda bullying di dunia maya. Ajarkan anak-anak tentang penggunaan internet yang aman dan cara menghadapi cyberbullying. Bekerja sama dengan platform media sosial untuk mencegah penyebaran konten yang mengandung unsur bullying.

8. Evaluasi 
Lakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program pencegahan bullying yang telah diterapkan. Identifikasi area yang perlu diperbaiki dan lakukan penyesuaian terhadap program yang ada. 
 
Penutup:
Melalui tulisan ini penulis meminta untuk kepada siapapun yang membaca tulisan ini menghentikan segala tindakan bullying terhadap siapapun. Mengingat bullying mempunyai dampak yang sangat fatal sekali. Penulis juga meminta kepada pembaca untuk membagikan tulisan ini kepada siapapun. Para pelaku bullying penulis mengajak kalian bertaubat dan meminta maaf kepada orang yang kalian bully serta tidak mengulangi lagi perbuatan BEJAT kalian.

Para korban bullying jangan takut bila kalian dibully laporkan ke orangtua, guru, kepala sekolah kalau perlu polisi. Penulis juga memohon bantuan kepada orangtua, guru, kepala sekolah dan aparat penegak hukum untuk memberantas bullying sesuai kemampuan anda. MARI KITA BERSATU PERANGI BULLYING. Sekian dan terimakasih atas kunjungan dan partisipasinya.


Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon