Menjadi orang tua yang baik menurut Islam


Setiap orangtua harus mempersiapkan jiwa dan raga anaknya untuk menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memberikan bekal yang baik, agar kelak anaknya dapat rukun di masyarakat dan mempunyai bekal yang cukup untuk dibawa ke akhirat. Selain itu, orangtua juga memperhatikan kehidupannya di masa depan, yakni tanggung jawab anak-anaknya sebagai generasi penerus. 

Bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: “Didiklah anak-anakmu, karena mereka dijadikan untuk menghadapi masa yang bukan masamu (yaitu generasi penerus). Anak-anak adalah harapan masa depan. Sebagai orang tua, hendaknya kita memberikan pendidikan sesuai pedoman Islam agar anak menjadi harapan hidup Islami di masa depan.

Lalu, bagaimana cara menjadi orangtua yang baik menurut Islam? Markibas (mari kita bahas)

A. Pengertian orangtua menurut Islam 
Orang tua dalam Islam mengacu pada orang yang melahirkan dan membesarkan seorang anak. Mereka bertanggung jawab membimbing anak dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian orang tua dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ayah kandung dan ibu kandung. Para ahli juga ikut mendefinisikan pengertian dari orangtua. Berikut merupakan pengertian dari orangtua menurut para ahli:

1.) Thamrin Nasution.
Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan rumah tangga serta disebut sebagai ayah dan ibu dalam kehidupan sehari-hari. 
2.) M. Imron Pohan.
Mengartikan orang tua sebagai orang dewasa pertama bagi anak, dan anak bergantung pada mereka serta mengharapkan dukungan dari mereka dalam pertumbuhan dan perkembangannya hingga dewasa.
3.) A.H. Hasanuddin.
Orang tua adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing anaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada pula pengertian orang tua sebagai orang dewasa yang membimbing anaknya hingga dewasa, terutama pada masa perkembangan. Orang tua juga berperan penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak. Dalam Islam, orang tua dianggap sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.

B. Tugas dan tanggung jawab orangtua dalam Islam
Dalam Islam, orang tua memiliki banyak tugas dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Kewajiban orang tua terhadap anaknya dalam Islam antara lain:

1. Memberi nama baik dan mengandung doa untuk kebaikan anak.
Dalam Islam, pemberian nama baik menekankan pada keinginan mulia orang tua dan harapan agar anak tumbuh menjadi muslim yang bertakwa dan berakhlak baik. Orangtua dapat menamai anaknya dengan nama nabi atau orang shaleh terdahulu seperti sahabat nabi. Nama Arab yang memiliki arti positif dan sesuai dengan ajaran Islam juga diperbolehkan. 

Hal ini dinyatakan dalam hadits yang berbunyi Dari Wahib al Jusyami Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Namailah anakmu dengan nama para nabi, nama yang disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala  adalah Abdullah dan Abdul Rahman." (HR Daud dan An Nasa'i)

Sebaliknya Rasulullah melarang orang tua menamai anaknya dengan nama musuh Allah, seperti Fir'aun, Qarun, dan lain-lain. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits bersabda, "Janganlah kamu memberi nama dengan nama yang buruk, karena nama itu akan menjadi panggilan di akhirat." (HR. Abu Dawud)

Begitu pula dengan pemberian nama pada anak dengan nama yang makruh dan haram. Contohnya adalah nama seperti kafir atau Yahudi, nama penyembah selain Allah (nama berhala, jin atau setan), dan nama yang mengandung dosa atau maksiat.

2. Memberikan pendidikan agama dan moral pada anak-anak mereka
Orangtua memiliki kewajiban untuk menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan pada anak-anak mereka sejak usia dini. Hal ini mencakup pemahaman tentang Allah, Rasul, hari akhir, dan rukun Islam. Tak hanya itu, orang tua juga bertanggung jawab untuk mengajarkan akhlak mulia, seperti kejujuran, kesabaran, saling membantu, dan menghormati orang lain. Yang paling penting, orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka dalam menerapkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengajarkan anak-anak mereka sholat dan Al-Quran
Sholat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah mencapai usia baligh. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak mereka mengenai pentingnya mendirikan sholat sejak usia dini dan membiasakan mereka untuk melakukannya. Al-Quran berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Oleh karena itu, orangtua perlu mengajarkan anak-anak mereka untuk membaca, menghafal, dan memahami isi dari Al-Quran. 

Di samping itu, sangat penting bagi orangtua untuk menanamkan rasa cinta terhadap Al-Quran, sehingga anak-anak terdorong untuk terus belajar dan mengamalkannya. Singkatnya, pendidikan agama serta moral, termasuk pengajaran sholat dan Al-Quran, merupakan kewajiban orang tua dalam ajaran Islam. Hal ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang beriman, bertakwa, dan memiliki akhlak yang baik.

4. Memberikan nafkah dan makanan yang halal.  
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah menyediakan nafkah dan makanan halal. Kewajiban ini lebih tepatnya adalah kewajiban ayah dalam keluarga. Sebagaimana sabda Rasullullah shalallahu alaihi wa salam kepada Sa'ad bin Abi Waqash yang berbunyi, “Baguskanlah makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan,” (HR Muslim). Selain itu, orang tua harus memberikan nafkah yang halal bagi anaknya agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

5. Memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak-anak.
orangtua harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya agar ia merasa dicintai dan dihargai. Apabila anak tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya maka ia mencari perhatian dengan cara yang tidak baik dan apabila ia sudah dewasa ia tidak peduli dengan orangtuanya.

6. Menjadi contoh yang baik bagi anak
Anak merupakan seorang peniru ulung, ia akan meniru apa yang orangtuanya lakukan. Apabila orangtua melakukan hal baik anak pun akan ikut menirukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya tersebut begitupun sebaliknya apabila orangtua melakukan hal baik maka pun akan menirukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya tersebut. Maka dari itu, orang tua menunjukkan perilaku yang baik dan patut agar dapat ditiru oleh anak.

7. Menjaga kesehatan dan kebutuhan fisik anak.
Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka menerima makanan sehat, istirahat yang cukup dan perawatan kesehatan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat keluarga seperti istirahat yang cukup, banyak berolahraga, mengonsumsi makanan sehat dan menghindari kebiasaan buruk.

8. Mendorong anak-anak mereka untuk melakukan imajinasi yang baik.
Orang tua harus mendukung dan membimbing anak dalam mengembangkan imajinasi positif dengan menyediakan alat peraga, kostum dan berbagai permainan edukatif. Selain itu, banyak manfaat yang diperoleh jika anak mempunyai imajinasi yang baik, antara lain:
- Membantu anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.
- Menjadikan anak mampu berpikir kreatif dan menganalisa.
- Dapat memperkaya pengetahuan anak.
- Menjadikan anak lebih percaya diri, mandiri dan kompetitif.
- Memunculkan bakat anak.

Imajinasi anak dapat mengantarkan anak menjadi seorang pemikir yang kreatif, yang tentunya sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak selanjutnya. Sehingga anak dapat menghadapi dan mencari solusi atas segala permasalahan yang dihadapinya di kemudian hari.

9. Memberikan dukungan dan bimbingan pada anak dalam memilih karir dan masa depan. 
Orang tua harus membantu anak-anaknya memilih karier dan masa depan dengan dukungan dan bimbingan yang diperlukan. Anak-anak yang selalu mendapat dukungan yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan baik serta memiliki life skill yang akan membantu mereka menghadapi masa depan.

10. Memberikan pendidikan dan pengajaran pada anak-anak mereka.
Orang tua bertanggung jawab memberikan pendidikan dan pengajaran agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan anak merupakan hal terpenting dan terutama yang diberikan kepada anak. Seorang anak harus mendapat pendidikan yang baik setara dengan anak-anak lainnya, tidak hanya pendidikan dunia tetapi juga akhirat.

11. Bersikap adil kepada anak
Mungkin sebagian orang tua mempunyai anak lebih dari satu, sehingga perhatian kasih sayang mereka terhadap anak terbagi. Dalam hal ini orang tua tidak boleh membedakan antara perhatian dan kasih sayang, sehingga hendaknya bersikap adil terhadap anaknya sebagaimana kewajiban orang tua terhadap anaknya.

Penting untuk memberikan keadilan kepada anak, termasuk memberikan kasih sayang yang setara. Kasih sayang orang tua merupakan hak setiap anak dan harus diberikan secara adil. Bukan hanya kasih sayang, pemberian kepada anak pun harus adil. Tidak bisa lebih atau kurang. 

12. Memaafkan kesalahan anak dan bersabar menghadapi perilakunya.
Allah berfirman dalam Al Qur'an yang berbunyi:

ูŠٰุۤงَ ูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุۤง ุงِู†َّ ู…ِู†ْ ุงَุฒْูˆَุง ุฌِูƒُู…ْ ูˆَุงَ ูˆْู„َุง ุฏِูƒُู…ْ ุนَุฏُูˆًّุง ู„َّูƒُู…ْ ูَุง ุญْุฐَุฑُูˆْู‡ُู…ْ ۚ ูˆَุงِ ู†ْ ุชَุนْูُูˆْุง ูˆَุชَุตْูَุญُูˆْุง ูˆَุชَุบْูِุฑُูˆْุง ูَุงِ ู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ุบَูُูˆْุฑٌ ุฑَّุญِูŠْู…ٌ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun surah ke 64: Ayat 14)

Kemudian di ayat 15 disebutkan, 

ุงِู†َّู…َุงۤ ุงَู…ْูˆَุง ู„ُู€ูƒُู…ْ ูˆَุงَ ูˆْู„َุง ุฏُูƒُู…ْ ูِุชْู†َุฉٌ    ۗ ูˆَุง ู„ู„ّٰู‡ُ ุนِู†ْุฏَู‡ٗۤ ุงَุฌْุฑٌ ุนَุธِูŠْู…ٌ

Artinya: "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun surah ke 64: Ayat 15)

Kedua ayat diatas menjelaskan, bahwa orang mukmin diperintahkan untuk memaafkan serta tidak memarahi dan juga mengampuni anak-anak. Dan bersabarlah dalam menghadapi kenakalan anak-anak, karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Alangkah baiknya apabila anak melakukan kesalahan diluruskan dengan dinasehati baik-baik.

13. Mengkhitankan anak 
Sebagai orang tua, sunat pada anak merupakan suatu hal yang wajib dilakukan, terutama bagi anak laki-laki. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ibrahim berkhitan setelah mencapai usia 80 tahun, dan beliau berkhitan dengan Al Qodum (kapal),” (HR. Bukhari).

Dari hadist tersebut dikemukakan tiga pendapat mengenai sunat, yaitu:

• Laki-laki wajib dikhitan.
Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

ุซُู…َّ ุงَูˆْุญَูŠْู†َุงۤ ุงِู„َูŠْูƒَ ุงَู†ِ ุงุชَّุจِุนْ ู…ِู„َّุฉَ ุงِุจْุฑٰู‡ِูŠْู…َ ุญَู†ِูŠْูًุง ۗ ูˆَู…َุง ูƒَุง ู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠْู†َ

Artinya:"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik."(QS. An-Nahl 16: Ayat 123)

• Perempuan disyariatkan khitan
Terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum mengenai khitan bagi perempuan. Ada yang berpendapat bahwa ini sunnah, ada pula yang berpendapat bahwa itu wajib. Namun intinya adalah bahwa perempuan dianjurkan untuk dikhitan hanya untuk tujuan mengurangi syahwatnya.

• Khitan dianjurkan dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran.
Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakikah Hasan dan Husain dan mengkhitan mereka berdua pada hari ketujuh (setelah kelahiran),” (HR. Ath Thabrani dalam Ash Shogir).

14. Menikahkan anaknya dengan calon pasangan hidup yang baik.
Orang tua mempunyai kewajiban untuk menikahkan anaknya dengan calon pasangan hidup yang Sholeh dan Sholehah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุงَ ู†ْูƒِุญُูˆุง ุงู„ْุงَ ูŠَุง ู…ٰู‰ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูˆَุง ู„ุตّٰู„ِุญِูŠْู†َ ู…ِู†ْ ุนِุจَุง ุฏِูƒُู…ْ ูˆَุงِ ู…َุงุٓฆِูƒُู…ْ ۗ ุงِู†ْ ูŠَّูƒُูˆْู†ُูˆْุง ูُู‚َุฑَุงุٓกَ ูŠُุบْู†ِู‡ِู…ُ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِู‡ٖ ۗ ูˆَุง ู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุง ุณِุนٌ ุนَู„ِูŠْู…ٌ

Artinya: "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui." (QS. An-Nur 24: Ayat 32)

Dengan demikian anak akan mempunyai keturunan dan rasa cinta yang baik terhadap pasangannya.

C. Prinsip menjadi orangtua yang baik menurut Islam.
Menurut Islam, pola asuh yang baik melibatkan beberapa prinsip dasar yang harus diikuti. Berikut adalah beberapa prinsip dasar:

1. Orangtua adalah panutan dan pembimbing bagi anak-anaknya
Orang tua harus memberikan teladan yang baik dan menjadi teladan yang baik kepada anaknya dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya. Sebab, anak-anak seringkali meniru perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menjadi teladan yang baik dalam semua aspek, baik dalam ibadah, akhlak, maupun dalam perilaku sehari-hari.

2. Menggunakan Al-Quran dan Hadits sebagai landasan di rumah
Orangtua harus menggunakan tuntunan Al-Quran dan Hadits dalam menerapkan model pengasuhan dan pendidikan anak di rumah. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam. Dengan menjadikan keduanya sebagai pedoman dalam keluarga, orangtua dapat mendidik anak-anak mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam yang sejati.

3. Memantau perkembangan anak-anaknya
Orangtua hendaknya bisa memantau perkembangan anaknya agar tidak ada jarak antara anak dan orangtuanya. Orangtua perlu senantiasa memperhatikan kemajuan anak-anak mereka, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual. Dengan cara ini, mereka dapat memberikan arahan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

4. Memberikan hak anak
Orang tua harus memberikan hak-haknya kepada anak-anaknya dan mengajarkan penghormatan hak kepada anak kecil.  Sahl bin Sa'ad bercerita bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diberi minuman. Nabi pun minum dan diapit oleh seorang anak kecil di samping kanan sedang di samping kiri Nabi tampak berjejer beberapa orang dewasa.

Nabi menoleh kepada anak itu dan berkata, “Apakah engkau mengizinkanku untuk memberi minum kepada mereka terlebih dahulu?”. Anak kecil itu menjawab: “Tidak, aku tidak akan memberikan bagianku darimu kepada seorang pun,”. Maka, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meletakkan cangkir itu di tangannya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kisah ini mengajarkan kita untuk menghormati hak-hak anak kecil dan tidak mengorbankannya demi kepentingan orang dewasa. Karena menunaikan hak-hak anak memungkinkan mereka menerima kebenaran dan mengembangkan karakter positif.

5. Memberikan kebaikan dan belas kasih.
Hakikat membesarkan anak adalah menanamkan kebaikan dan kasih sayang. Sebagaimana yang disebutkan didalam hadits yang bunyinya;

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Shaddad bahwa ayahnya berkata: “Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam datang kepada kami untuk salah satu shalat malam, dan ia membawa Hasan atau Husain. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam maju dan menurunkannya, lalu dia berkata Takbir dan mulai berdoa. Dia sujud selama doanya, dan menjadikan sujudnya panjang. “Ayahku berkata:” Aku mengangkat kepalaku dan melihat anak itu di belakang Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika dia bersujud sehingga aku kembali ke sujudku. Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam selesai berdoa, orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, Anda bersujud selama doa begitu lama sehingga kami berpikir bahwa sesuatu telah terjadi atau bahwa Anda menerima wahyu. ‘ Dia berkata: ‘Tidak ada yang terjadi. Tetapi cucu saya naik di punggung saya dan saya tidak suka mengganggunya sampai dia merasa cukup.” (HR an-Nasa’i)

6. Membuat hati anak terhubung dengan Allah
Orangtua harus mendidik anak untuk selalu mengingat Allah dan menjadikan dzikir sebagai suatu kebiasaan. Menumbuhkan rasa cinta dan takut kepada Allah sejak usia dini merupakan hal yang sangat penting. Orangtua dapat mengimplementasikannya melalui beberapa cara, seperti menceritakan kisah-kisah para nabi, mengajak anak untuk berdoa bersama, serta menciptakan suasana yang mendukung untuk beribadah.

7. Mengajari dan memperhatikan ibadah shalat anak
Orang tua harus mengajarkan anak untuk sholat dan memperhatikan pelaksanaannya.Shalat merupakan tiang agama. Orangtua sebaiknya mengajarkan anak-anak mereka untuk melaksanakan shalat sejak usia dini dan membiasakan diri melakukan praktik tersebut. Di samping itu, orangtua juga perlu memperhatikan kesungguhan anak dalam menjalankan ibadah.

8. Membuat anak merasa aman dan nyaman
Orangtua harus membuat anak merasa aman dan nyaman di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang aman dan nyaman memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan anak. Orangtua diharapkan dapat memberikan kasih sayang, perhatian, serta rasa aman kepada anak-anak mereka, sehingga dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

9. Berikan tanggung jawab.
Tanggung jawab dapat diberikan kepada anak sejak dini. Hal ini juga mengajarkannya untuk menjadi lebih mandiri, dapat diandalkan, dan produktif. Hal ini juga membuatnya merasa memiliki peran dalam keluarga dan masyarakat, sehingga meningkatkan rasa percaya dirinya. Sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur'an yang berbunyi:
artinya: 
(32)"Tidak! Demi bulan,"
(33) "dan demi malam ketika telah berlalu,"
(34) "dan demi subuh apabila mulai terang,"
(35) "sesungguhnya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana) yang sangat besar,"
(36) "sebagai peringatan bagi manusia,"
(37) "(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau mundur."
(38) "Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya," (QS. Al-Muddassir 74: Ayat 32-38)
               
10. Menerapkan batasan kepada anak.
Batasan diperlukan oleh anak agar tingkah laku anak lebih terjaga. Menerapkan batasan kepada anak akan membimbingnya dalam bersikap dan supaya anak tidak kebingungan tentang mana yang boleh dan tidak. 

Dalam hadits disebutkan bahwa, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Allah Subhanahu Wa Ta'ala menetapkan kewajiban agama jadi jangan mengabaikannya. Dia telah menetapkan batasan, jangan melanggarnya. Dia telah melarang beberapa hal, jangan pula melanggarnya. Tentang beberapa hal, dia membiarkannya karena belas kasihan pada kalian, bukan karena lupa. Jadi jangan mencobanya. (HR Imam Nawawi)

Dengan mengikuti prinsip dasar tersebut, orang tua dapat menjadi orang tua yang baik menurut Islam dan membimbing anaknya menjadi anak yang bertakwa dan produktif.

D. Mendidik anak dengan gaya islami
Membesarkan anak dengan gaya Islami merupakan aspek penting dalam pendidikan Islam. Menurut berbagai sumber, ada beberapa cara untuk melakukannya:

1. Memperkenalkan Al-Qur'an dengan cara membacakannya.
Waktu terbaik untuk mengenalkan anak pada Al-Quran bukanlah saat anak Anda sudah dewasa atau sudah bisa membaca dan menulis. Namun, hal itu dimulai sejak dalam kandungan. Anda bisa rutin membacakan atau memperdengarkan ayat-ayat Alquran. Selain membuat si kecil terbiasa dengan firman-firman Allah, memperbanyak mengaji juga dapat memberikan ketenangan dan mendatangkan keberkahan, in syaa Allah. Sebab, janin dan bayi adalah makhluk suci, pembacaan ayat-ayat Alquran mudah meresap ke dalam otak dan hati mereka. Jika sudah besar nanti, si Kecil mungkin akan menjadi penghafal Al-Quran.

2. Mengajarkan dasar-dasar Islam
Setiap orang tua yang beragama Islam wajib mengajarkan anak-anaknya dasar-dasar agama sejak dini. Pendidikan seperti ini dapat menanamkan keimanan pada anak agar nantinya dapat tumbuh menjadi pribadi memiliki keimanan yang kuat atau tidak mudah terombang-ambing.

Salah satunya dengan mengajarkan ilmu tauhid kepada anak. Tauhid adalah ilmu yang menegaskan Keesaan Allah. Ilmu ini harus diajarkan sejak dini agar menjadi landasan keimanan anak. Orang tua dapat menjelaskan kepada anak bahwa Allah itu satu dan tidak dapat digabungkan dengan yang lain. Ajarkan syahadat, kenalkan kepada Rasulullah, dan apa akibat menyekutukan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุงِ ุฐْ ู‚َุง ู„َ ู„ُู‚ْู…ٰู†ُ ู„ِุง ุจْู†ِู‡ٖ ูˆَู‡ُูˆَ ูŠَุนِุธُู‡ٗ ูŠٰุจُู†َูŠَّ ู„َุง ุชُุดْุฑِูƒْ ุจِุง ู„ู„ّٰู‡ِ ۗ ุงِู†َّ ุงู„ุดِّุฑْูƒَ ู„َู€ุธُู„ْู…ٌ ุนَุธِูŠْู…ٌ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar."(QS. Luqman 31: Ayat 13)

3.  Ajarkan anak tata cara sholat dan puasa
Seorang anak wajib belajar shalat dan membiasakannya sejak kecil. Menurut Islam, mendidik anak laki-laki melalui sholat juga perlu diterapkan pada anak perempuan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad).

Makna kata "pukullah" pada hadits diatas ialah bukan dipukul dengan arti yang sebenarnya. Melainkan teguran atau analogi supaya anak mau sholat. Atau anda pukul tapi pelan saja sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Tidak hanya sholat anda pun harus buah hati anda untuk berpuasa. Anda bisa mengajari si kecil berpuasa setengah hari jika ia belum mampu. Kalau mampu amalkan puasa sampai penuh. Selain itu untuk mengalihkan rasa lapar si kecil saat puasa anda bisa berikan mainan atau sesuatu yang mengalihkan dia, selain HP.

Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz, berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

4. Gunakan kata-kata yang lembut dan baik hati ketika berbicara kepada anak.
Mengajari anak dalam Islam tidak boleh sebatas teori saja, namun juga harus disertai praktik langsung dari kedua orangtuanya. Maka jadilah orangtua yang selalu berbicara dengan lembut, bijaksana dan mengajar dengan penuh kasih sayang.
Sesuai ajaran Rasulullah, setiap anak berhak mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Namun perlu dipahami bahwa bersikap lemah lembut bukan berarti mengabaikan kesalahan anak. 

Oleh karena itu, ketika anak melakukan hal-hal yang berbeda dari agama, hendaknya orangtua mendorongnya untuk kembali ke jalan yang benar. Jika perlu, berikan konsekuensi logis ketika anak melakukan kesalahan fatal seperti dengan sengaja tidak sholat. Namun, konsekuensi logis yang diberikan tidak boleh berupa siksaan fisik atau dengan kata-kata kasar.

5. Mengajak anak menyapa orang lain dengan salam.
Mengajari anak memberi salam merupakan salah satu cara mendidik anak dalam agama Islam yang harus diterapkan oleh orang tua agar anak memperhatikan salam. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama". (HR Ibnu Majah)

6. Memberikan nama yang baik
Seperti yang sudah penulis jelaskan diawal bahwa memberikan nama yang baik kepada anak merupakan doa dan harapan orang tua agar sang anak kelak memiliki karakter yang baik sesuai dengan namanya. Nama yang baik pun dapat memperkuat rasa percaya diri serta identitas anak.

7. Jangan gunakan kekerasan fisik untuk menghukum anak.
Mengapa hal ini tidak boleh dilakukan? Sebab hal tersebut membuat anak menjadi kasar dan tidak mempunyai perasaan. Rasulullah adalah seorang pendidik yang baik dan lemah lembut. Sebagai seorang muslim tentunya kita harus mengikuti setiap ajaran dan teladan beliau, terutama dalam membesarkan anak secara Islam. Hakikat kelembutan dan kasih sayang sudah menjadi simbol khususnya bagi anak-anak. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ู„َู‚َุฏْ ูƒَุง ู†َ ู„َูƒُู…ْ ูِูŠْ ุฑَุณُูˆْู„ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงُุณْูˆَุฉٌ ุญَุณَู†َุฉٌ ู„ِّู…َู†ْ ูƒَุง ู†َ ูŠَุฑْุฌُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ูˆَุง ู„ْูŠَูˆْู…َ ุงู„ْุงٰ ุฎِุฑَ ูˆَุฐَูƒَุฑَ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูƒَุซِูŠْุฑًุง 

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)

8. Ajari anak untuk tidak egois
Ajari anak laki-laki untuk tidak egois dan dapat menempatkan diri untuk mendahulukan orang lain. Cara Islam membesarkan anak laki-laki adalah selalu mengajarkan mereka untuk bisa berkomunikasi, bersikap sopan, tidak sombong, dan memiliki rasa hormat yang baik terhadap orang lain.

9. Ajarkan adab yang baik
Tata krama yang baik ini perlu diajarkan sejak dini. Tata krama yang baik tersebut meliputi tingkah laku dan tata krama seorang anak terhadap orang lain. Orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anaknya untuk menghormati orang lain dan selalu jujur, murah hati, dan adil.

10. Ajari anak untuk bersyukur dan bersyukur kepada Allah.
Perkenalkan anak pada nikmat Allah yang tidak akan pernah bisa dibalas oleh kita sebagai manusia. Selain mengucapkan Alhamdulillah, mengajak anak dan membiasakan sholat malam menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kebiasaan bersyukur pada anak. Hal dapat diterapkan dalam membesarkan anak muslim mulai usia 15 tahun, membentuk kedisiplinan dan kebiasaan baik. Sedikit demi sedikit, anak-anak mulai merasa semakin penting untuk mensyukuri nikmat Allah.

11. Membacakan kisah nabi dan orang-orang Sholeh sebagai suri teladan.
Membacakan cerita yang penuh dengan hikmah yang baik juga dapat menjadikan anak menjadi pribadi yang lebih baik di kemudian hari. Selain itu, anak akan menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupannya. Dengan mendengarkan kisah-kisah para nabi dan orang-orang soleh, anak-anak dapat memperoleh teladan serta inspirasi untuk menjalani kehidupan mereka. Kisah-kisah ini mengajarkan berbagai nilai kebaikan, kesabaran, dan keteguhan dalam beriman.

12. Ajarkan anak tentang sedekah
Sudah menjadi kewajiban orangtua mengajarkan beramal sejak dini agar anak dapat mengamalkannya hingga dewasa. Sedekah atau berbagi kepada sesama dapat dilakukan dalam bentuk ilmu, barang atau uang. Mengajarkan anak mengenai sedekah sejak usia dini dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, sedekah juga dapat mendekatkan diri kepada Allah.


13. Perhatikan pergaulan anak
Ajari anak untuk tidak berteman sembarangan. Pastikan persahabatan anak anda baik/positif. Interaksi sosial anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan karakternya. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan dengan siapa anak mereka bergaul agar dapat terhindar dari pengaruh negatif.

14. Mengawasi tontonan dan bacaan anak
Tontonan dan bacaan sangat mempengaruhi kepribadian anak. Maka dari itu anda harus mengawasi tontonan dan bacaan anak anda. Hindari juga film, buku, dan video game yang mengandung kekerasan atau unsur buruk lainnya. Tontonan dan bacaan yang tidak sesuai dapat berdampak negatif pada akhlak anak. Oleh karena itu, orang tua perlu bersikap selektif dalam memilih tontonan dan bacaan yang baik untuk anak.

15. Menjadi pendengar yang baik bagi anak 
Anak akan merasakan bahwa perasaan mereka itu berharga dan bahwa orang tua mereka sangat peduli. Hal ini menciptakan rasa aman dan nyaman bagi mereka untuk berbagi cerita serta mengungkapkan pikiran mereka. Proses saling mendengarkan ini akan memperkuat ikatan antara orang tua dan anak. Anak pun akan menjadi lebih terbuka dan mempercayai orangtua mereka. Dengan mendengarkan, orangtua dapat lebih memahami perasaan, pikiran, dan kebutuhan anak mereka. Ini membantu orangtua dalam memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai. Ketika anak merasa didengarkan, mereka akan jadi lebih percaya diri dalam menghadapi masalah serta mencari solusi.

E. Tantangan yang dihadapi oleh orangtua dalam mendidik anak
Tantangan yang dihadapi orangtua dalam mendidik anak beragam dan dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi orangtua dalam membesarkan anak dan solusinya:

1. Anak kurang percaya diri.
Perbandingan dengan teman sebaya, kegagalan dalam mencapai tujuan, kurangnya pujian, atau gaya pengasuhan yang terlalu kritis. Berikan pujian yang tulus untuk setiap usaha anak, bantulah mereka dalam menetapkan tujuan yang realistis, ajarkan mereka untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, dan bangunlah hubungan yang positif dengan anak.

2. Ketagihan gadget
Kurangnya pengawasan dari orang tua, waktu luang yang berlebihan, pengaruh dari teman sebaya, serta minimnya aktivitas fisik menjadi faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, perlu untuk membatasi waktu yang dihabiskan dengan gadget, menyediakan alternatif aktivitas yang menarik, menjadi panutan yang baik dengan mengurangi penggunaan gadget secara pribadi, dan mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.

3. Asupan makanan yang kurang sehat
Kurangnya pemahaman mengenai gizi, dampak iklan makanan cepat saji, kemudahan dalam memperoleh makanan instan, serta terbatasnya waktu untuk menyiapkan hidangan sehat menjadi faktor yang berkontribusi. Ajaklah anak untuk turut serta dalam proses memilih dan menyiapkan makanan sehat, tunjukkan perilaku baik dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta jelaskan arti penting nutrisi bagi kesehatan tubuh.

4. Malas belajar
Kurangnya motivasi, penggunaan metode belajar yang kurang efektif, beban tugas yang berlebihan, atau masalah emosional dapat memengaruhi proses belajar. Oleh karena itu, ciptakan suasana belajar yang menyenangkan, bantu anak untuk menemukan minat dalam belajar, berikan penghargaan atas setiap prestasi yang diraih, serta ajarkan teknik belajar yang efektif.

5. Merengek dan mengeluh
Ingin diperhatikan, belum terbiasa dengan batasan, atau merasa tidak puas. Penting untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsisten, mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan dengan cara yang tepat, serta memberikan perhatian positif saat anak berperilaku baik.

6. Cepat marah dan agresif
Masalah emosional, ketidakmampuan untuk mengendalikan diri, meniru perilaku orang lain, serta stres dapat menjadi tantangan. Oleh karena itu, ajarkan anak teknik relaksasi; bantu mereka untuk mengenali dan mengelola emosi yang ada. Tunjukkan contoh perilaku yang tenang dan sabar, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan.

7. Kelangkaan waktu
Ini disebabkan oleh tugas yang penuh tantangan, banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, serta tuntutan kehidupan di era modern. Oleh sebab itu, utamakan waktu untuk keluarga, manfaatkan momen bersama secara berkualitas, ajak anak terlibat dalam aktivitas sehari-hari, dan jangan sungkan untuk meminta bantuan dari orang lain.

Menghadapi tantangan dalam membesarkan anak orangtua harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan anak serta memberikan dukungan dan dorongan yang memadai. Orangtua juga harus mengajarkan nilai-nilai positif dan memberikan contoh yang baik kepada anak. Dengan demikian, orang tua dapat membantu anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik dan sukses di masa depan.

PENUTUP:
Disini penulis tidak bermaksud untuk merendahkan atau menyinggung pihak manapun, termasuk dalam hal ini orangtua. Penulis disini hanya bertujuan untuk mengedukasi bagi orangtua dan calon orangtua agar bisa menjadi orangtua yang baik menurut Islam. Kurang lebihnya penulis mohon maaf. Sekian dan terimakasih.

Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia