Jangan hancurkan masa depan anak anda dengan hal ini


Menjadi orangtua memang tidak mudah dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Bagaimanapun juga, anak adalah anugerah terindah dan amanah dari Allah yang harus dijaga dengan baik. Oleh karena itu, orangtua harus bisa merawat dan mendidik anaknya dengan baik agar anaknya menjadi anak yang baik dan mempunyai masa depan yang menjanjikan.

Namun kenyataannya, ada beberapa sikap pengasuhan yang justru bisa menghancurkan masa depan anak. Tak jarang orangtua seperti ini tidak menyadari bahwa tindakannya membahayakan masa depan anak, dengan dalih selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. 

Lalu hal apa saja hal yang dapat membahayakan masa depan anak? Apa saja faktor yang mempengaruhi masa depan anak? Apa yang harus dilakukan oleh orangtua agar dapat membantu mempersiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan? Semuanya akan kita bahas disini.

A. Hal yang dapat membahayakan masa depan anak
Berikut beberapa sikap dan perilaku yang dapat membahayakan masa depan anak:

1. Tidak mengajarkan agama dan akhlak mulia kepada anak
Agama dan akhlak harus diajarkan kepada anak sejak dini. Mengapa demikian? Jika anak tidak diajari agama dan akhlak mulia, maka anak tersebut tidak mempunyai pedoman hidup. Bahkan bisa terjerumus pada pergaulan bebas yang bisa menghancurkan hidupnya. Namun, hal ini sering dilupakan oleh orangtua dan calon orangtua yang belum siap menjadi orangtua. 


2. Bertengkar di depan anak
Bertengkar dengan pasangan sering kali tidak dapat dihindari, namun penting untuk menghindari pertengkaran di depan anak karena dapat menyebabkan tekanan emosional dan kecemasan. Tidak hanya masalah emosi, kesehatan fisik anak juga dapat terganggu dan menimbulkan keluhan lemas yang berulang dan mudah sakit.

3. Bersikap terlalu permisif
Memanjakan anak secara berlebihan dapat menyebabkan kurangnya disiplin dan tanggung jawab, yang dapat berdampak buruk pada masa depan mereka. Dr. Stephen Birchak, Ed. D, penulis buku The 5 Golden Rules, mengatakan bahwa anak yang tumbuh dengan pola asuh seperti ini sulit hidup mandiri karena segala keinginannya selalu dipenuhi orangtuanya. Oleh karena itu, mereka bergantung pada orangtua sepanjang hidupnya.

4. Bersikap terlalu perfeksionis
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun jika orang tua bersikap terlalu perfeksionis agar anaknya menjadi atau menjadi yang terbaik, itu tidak benar. Anak-anak mengalami tekanan ketika mereka terus-menerus diminta melakukan sesuatu dengan sempurna, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.

Terlebih lagi, orang tua yang terlalu perfeksionis ingin anaknya menjadi perfeksionis seperti mereka. Akibatnya, anak yang diharapkan perfeksionis seperti orangtuanya, tumbuh dengan sikap tidak pernah puas dan cenderung sombong terhadap orang-orang di sekitarnya.

5. Bersikap terlalu mengontrol
Orang tua yang yang terlalu mengontrol akan membatasi kemandirian dan pengambilan keputusan anak, sehingga berdampak negatif pada masa depan mereka. Namun tetap saja, sebagai orang tua wajib membimbing atau mempertimbangkan pilihan hidup mereka. Namun, jika mereka memilih di luar pilihan yang anda berikan, anda dapat mengajari mereka untuk bertanggung jawab atas pilihan mereka.

6. Tidak mengungkapkan cinta dan kasih sayang
Cinta adalah perasaan yang harus diungkapkan. Sebenarnya kepedulian saja tidak cukup, cinta juga harus ditunjukkan. Sama halnya dengan anak-anak. Anak-anak perlu merasa dicintai dan dihargai oleh orang tuanya. Kurangnya cinta dan kasih sayang dapat menyebabkan tekanan emosional dan mempengaruhi hubungan mereka di masa depan.

7. Membanding-bandingkan anak dengan orang lain
Tidak ada salahnya membandingkan anak dengan teman sekelas atau tetangga untuk menyemangati anak menjadi lebih baik. Namun jika hal ini terus berlanjut maka motivasi anak tidak akan meningkat, ia akan merasa kurang percaya diri. 

Membandingkan anak seringkali menimbulkan perasaan rendah diri, iri hati, berpikiran negatif pada diri anak, bahkan merenggangkan hubungannya dengan orang tuanya. Ingatlah bahwa setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka harus dibimbing untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

8. Membicarakan hal buruk tentang orang lain
Sebisa mungkin hindari bergosip atau berbicara buruk tentang orang lain di depan anak anda. Anak-anak sepertinya belum paham, tapi mereka tetap memperhatikan anda. Jika anda berbicara negatif tentang orang lain, misalnya: “Tetangga di seberang jalan itu orangnya kasar!”, “Temanmu itu badannya bau banget” dsb. Pembicaraan seperti itu dapat menimbulkan persepsi negatif pada anak.

9. Tidak memberikan pola asuh yang seimbang
Fokus yang berlebihan pada prestasi akademik dan pengabaian aspek lain dalam perkembangan anak, seperti keterampilan sosial dan hobi, dapat menyebabkan kurangnya keseimbangan dan berdampak buruk pada masa depan anak.

10. Mengabaikan anak ketika dia berbicara
Anak-anak memanggil ibu dan ayah karena ingin membicarakan sesuatu? Ingin bercerita tentang teman baru di sekolah atau masalah yang mereka hadapi di dunia akademik? Jangan mengabaikannya, dengarkan dan cobalah berada di sana untuk mereka. Apa yang ingin disampaikan anak kepada orang tuanya juga penting, dan mereka berhak untuk didengarkan sepenuh hati. Dengarkan apa yang mereka katakan, tanyakan bagaimana perasaan mereka, empati dan dukung mereka.

11. Menghukum anak ketika mereka gagal
Kegagalan bukanlah segalanya. Anak ibu dan ayah mendapat nilai jelek di mata pelajaran atau bangun kesiangan dan terlambat ke sekolah? Hal-hal yang dianggap gagal tersebut bisa menjadi jalan bagi anak untuk belajar dan memahami kehidupan. Masa depan anak tidak bisa dikatakan gagal jika ada standar orang tua yang tidak dipenuhi atau terpenuhi.Jangan menghukum anak jika tidak mencapai sesuatu.

12. Terus menerus mengeluh
Mengeluh adalah hal yang wajar. Namun, jika Anda terus-terusan mengeluh, terutama pada hal-hal kecil, bisa berdampak buruk bagi anak. Kebiasaan menangis dan mengucapkan kalimat negatif dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada anak. Anak cenderung takut untuk mengeksplorasi diri karena takut orangtuanya akan marah atau mengeluh atas perilakunya. Akibatnya, anak menjadi takut untuk mencoba hal baru.

13. Berbicara dengan nada keras
Saat orang tua sedang marah, seringkali mereka lupa berbicara dengan anaknya, sehingga tidak jarang mereka membentak anaknya untuk melampiaskan amarahnya. Hal ini bisa berdampak buruk pada anak di kemudian hari. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development oleh University of Pittsburgh dan Michigan, disiplin verbal terjadi ketika orang tua menggunakan kekuatan psikologis untuk membuat anak merasa bersalah.

14. Menaruh harapan yang terlalu tinggi terhadap anak
 Orangtua yang bisa merusak masa depan anaknya adalah orangtua yang mempunyai harapan terlalu tinggi terhadap anaknya. Misalnya, orangtua ingin anaknya selalu menjadi yang terbaik di kelasnya, masuk universitas ternama, mendapat beasiswa, dan lain-lain. 

Namun seringkali jika prestasi anak sesuai dengan harapan orang tua, maka orang tua tidak mengapresiasinya karena menganggap itu adalah hasil karya anak. Harapan orang tua yang tinggi tanpa adanya timbal balik dalam bentuk dorongan atau pengakuan dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan (demotivasi) karena merasa kerja kerasnya tidak dihargai. 

15. Tidak jujur
Berbohong kepada anak seringkali menyebabkan anak kehilangan kepercayaan terhadap orang tuanya. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Princeton, Amerika Serikat, setidaknya 40% anak-anak takut kepada orangtua dan kehilangan kepercayaan kepada mereka. Tampaknya sepele bila kebohongan keluar dari mulut mereka. Namun, jika anda tidak jujur pada si kecil, lama kelamaan akan berdampak buruk di kemudian hari.

Penting untuk disadari bahwa hal-hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor yang dapat membahayakan masa depan anak dan bahwa situasi setiap anak adalah unik. Orangtua harus berusaha menciptakan lingkungan yang mengasuh dan mendukung yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak mereka.

B. Faktor yang mempengaruhi masa depan anak
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi masa depan anak:

1. Keturunan
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Artinya segala sifat atau kualitas yang diwarisi orang tua, termasuk potensi fisik dan psikis.

2. Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dapat berdampak besar pada masa depan mereka. Keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial dapat membentuk perilaku, kepribadian, dan perkembangan kognitif anak.

3. Nutrisi
Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Gizi buruk atau gizi berlebih dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan mempengaruhi masa depan anak.

4. Pola asuh
Pola asuh dapat mempengaruhi perilaku, kesehatan mental, dan prestasi akademik anak. Pola asuh positif yang mengutamakan kasih sayang, dukungan, dan disiplin dapat membantu mempersiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan.

5. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi masa depan seorang anak. Akses terhadap pendidikan berkualitas dan kesempatan belajar dapat membantu anak-anak mencapai potensi mereka sepenuhnya.

6. Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses dimana anak belajar tentang norma, nilai, dan perilaku sosial. Sosialisasi positif dapat membantu anak mengembangkan keterampilan hidup yang penting seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kerja tim.

7. Kesehatan
Kesehatan fisik dan mental seorang anak dapat mempengaruhi kesuksesan masa depannya. Masalah kesehatan dapat menghambat prestasi akademik anak dan membatasi peluangnya.

C. Hal yang dapat membantu menyiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan
Berikut beberapa cara untuk membantu menyiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan:

1. Merangsang perkembangan bahasa
Berbicara dengan bayi dan balita dan memperlakukan percakapan mereka sebagai percakapan nyata dapat membantu perkembangan bahasa mereka.

2. Bacakan untuk anak Anda
Membacakan buku untuk anak dapat membantu mereka melatih kemampuan berbahasa dan meningkatkan perkembangan kognitif. Membacakan buku pada bayi tidak hanya mengenalkan kata-kata baru, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap buku dan membaca. Ingat, pemimpin adalah pembaca, jadi mengapa tidak memulainya lebih awal?

3. Membangun ikatan 
Membangun ikatan yang kuat dengan anak Anda dapat membantu mereka merasa dicintai dan didukung, yang dapat berdampak positif pada masa depan mereka.

4. Mengajarkan kebiasaan sehat
Mengajari anak-anak kebiasaan sehat seperti nutrisi yang baik dan olahraga dapat membantu mempersiapkan mereka untuk masa depan yang sehat.

5. Menciptakan lingkungan keluarga yang positif 
Lingkungan keluarga yang positif yang mengedepankan kasih sayang, dukungan dan komunikasi terbuka dapat membantu anak merasa aman, sehingga dapat berdampak positif pada masa depan mereka.

6. Memberikan pola asuh yang seimbang
Memberikan pola asuh seimbang yang berfokus pada seluruh aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan akademik, sosial, dan emosional, dapat membantu mempersiapkan kesuksesan di masa depan.

7. Mendorong permainan dan interaksi 
Bermain dan interaksi dapat membantu anak mengembangkan keterampilan hidup yang penting seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kerja tim.

8. Memelihara keterampilan fungsi eksekutif 
Keterampilan fungsi eksekutif seperti pemecahan masalah, disiplin diri, dan berpikir kritis di masa depan. Orangtua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan tersebut melalui berbagai kegiatan.

Penting untuk dicatat bahwa situasi setiap anak adalah unik dan banyak pendekatan yang bisa diterapkan untuk semua orang dalam mempersiapkan anak-anak untuk sukses di masa depan. Orangtua harus berusaha menciptakan lingkungan yang mengasuh dan mendukung yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak mereka di segala bidang.


Penutup
Itulah tadi pembahasan kita pada kesempatan kali ini. Disini penulis tidak bermaksud menggurui, merendahkan, menyinggung, menyudutkan dan membela siapapun dan pihak manapun, melainkan penulis ingin memberikan edukasi kepada pembaca khususnya orangtua dan calon orangtua. Mungkin itu saja yang dapat penulis sampaikan, apabila ada perkataan dari penulis yang menyinggung pembaca, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca. Sekian dan terimakasih. 


Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia