Pro kontra kurikulum merdeka
Kurikulum merupakan bagian sentral dari sistem pendidikan Indonesia dan berfungsi sebagai alat untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal dan cocok untuk memandu proses pembelajaran. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. mengusulkan inisiatif kebijakan baru yang diberi nama “Merdeka Belajar” atau kurikulum merdeka. Menurutnya, keputusan untuk mendorong kemandirian belajar merupakan langkah yang tepat.
Alasannya berdasarkan hasil Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2019 yang menunjukkan siswa Indonesia menduduki peringkat keenam dari 79 negara dan peringkat 74 dalam bidang literasi dan matematika. Oleh karena itu, Nadiem mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keterampilan dasar termasuk matematika, literasi, dan pembentukan karakter. Dalam konteks ini, literasi tidak hanya berarti kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis teks dan memahami ide-ide yang terkandung di dalamnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan kurikulum merdeka? Apa tujuan dari diterapkannya kurikulum merdeka? Apa saja karakteristik yang membedakan kurikulum merdeka daripada kurikulum yang terapkan di Indonesia sebelumnya? Bagaimana prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka? Apa saja tahapan-tahapan pelaksanaan kurikulum merdeka? Bagaimana pro kontra sejak diterapkannya kurikulum merdeka? Semua hal yang berkaitan dengan hal tersebut akan kita bahas disini.
A. Pengertian kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menawarkan beragam pembelajaran intrakurikuler, sehingga kontennya dapat diserap dengan lebih optimal oleh peserta didik. Hal ini memberikan mereka waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensi mereka.
B. Tujuan kurikulum merdeka
Kurikulum mandiri mempunyai beberapa tujuan yang menjadi fokus utama pelaksanaannya. Berikut beberapa tujuan kurikulum merdeka:
1. Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berkualitas
Tujuan kurikulum Merdeka adalah menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan guru serta memberikan kebebasan kepada guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan belajar.
2. Mengurangi beban akademik siswa
Salah satu tujuan Kurikulum Merdeka adalah mengurangi beban akademik peserta didik sehingga mempunyai waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi bakat dan minatnya.
3. Mengembangkan Potensi dan Minat Belajar Siswa
Tujuan kurikulum Merdeka adalah mengembangkan potensi belajar dan minat siswa secara menyeluruh, memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih minat belajarnya sendiri.
4. Mendorong Kreativitas Guru
Tujuan lainnya adalah mendorong guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan metode pengajaran yang tepat.
5. Mengatasi ketertinggalan pembelajaran
Tujuan kurikulum merdeka berikutnya adalah Mengatasi keterlambatan pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan Indonesia bisa serupa dengan negara-negara maju, dimana siswa diberikan kebebasan untuk memilih apa yang mereka minati untuk dipelajari.
C. Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran yang menjadi dasar pembelajaran. Berikut beberapa prinsip belajar mandiri:
1. Pembelajaran Berorientasi pada Masa Depan yang Berkelanjutan
Pembelajaran dalam kurikulum Merdeka berfokus pada masa depan berkelanjutan, dimana peserta didik didorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, mengembangkan minat dan bakatnya, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pembelajaran Intrakurikuler yang Beragam
Pembelajaran di kelas diterapkan secara berdiferensiasi agar isi pembelajaran lebih optimal, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk memperdalam konsep dan memperkuat keterampilan.
3. Pembelajaran yang relevan
Pembelajaran berbasis kurikulum Merdeka dirancang berdasarkan konteks, lingkungan dan budaya siswa, serta mitranya adalah orang tua dan masyarakat.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum mandiri menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, dengan guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing. Siswa berpartisipasi aktif dalam menetapkan tujuan pembelajaran, meneliti topik yang diminati, dan berbagi kemajuan mereka.
5. Pembelajaran Kolaboratif
Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim atau kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman dan sudut pandang satu sama lain, mengembangkan keterampilan sosial dan membangun hubungan baik dengan teman sekelasnya.
D. Penerapan kurikulum merdeka
Penerapan kurikulum mandiri di bidang pendidikan ada beberapa aspek, antara lain struktur kurikulum, prinsip pembelajaran, dan pengelolaan muatan lokal. Ada beberapa poin terkait penerapan kurikulum mandiri:
1. Struktur kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka terdiri dari kegiatan internal, Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila dan kegiatan ekstrakurikuler. Pembagian pelajaran dibuat secara tertulis selama satu tahun total dan disertai dengan usulan pembagian pelajaran jika dibagikan secara rutin/mingguan.
Badan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan konten sesuai kebutuhan dan fungsinya. Dalam hal kurikulum mandiri, ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan kriteria KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berupa nilai kuantitatif. Penilaian pembelajaran formatif dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Prinsip pembelajaran
Pembelajaran berbasis kurikulum Merdeka berfokus pada masa depan berkelanjutan, berpusat pada siswa dan berdiferensiasi. Pembelajaran juga dirancang lebih relevan, berbasis proyek, kolaboratif dan berorientasi pada pengembangan keterampilan abad 21.
3. Pengelolaan muatan lokal
Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat secara fleksibel mengelola kurikulum lokal dan menambahkan muatan lokal sesuai kebutuhan dan kekhususan daerah.
E. Tahapan penerapan kurikulum merdeka
Penerapan kurikulum mandiri melalui beberapa tahapan yang meliputi penilaian diagnostik, perencanaan pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. Berikut tahap-tahap penerapan kurikulum merdeka:
1. Penilaian diagnostik
Tahap awal penerapan kurikulum mandiri diawali dengan penilaian diagnostik. Guru melakukan penilaian awal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, minat belajar dan kebutuhan individu siswa.
2. Perencanaan pembelajaran
Setelah penilaian diagnostik, langkah selanjutnya adalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan kajian kurikulum mandiri meliputi analisis hasil belajar, penyusunan tujuan pembelajaran, jalannya tujuan pembelajaran, serta perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan penilaian formatif dan sumatif.
3. Implementasi pembelajaran
Langkah terakhir adalah menerapkan pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang terkait dengan kurikulum mandiri, seperti pembelajaran proyek, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran masa depan yang berkelanjutan.
Melalui Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan ruang lebih bagi pengembangan keterampilan peserta didik melalui tahapan-tahapan tersebut, serta memberikan keunggulan bagi pedagogi dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikan.
F. Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya
Ciri-ciri kurikulum mandiri yang membedakannya dengan kurikulum di Indonesia sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Fleksibilitas dan keleluasaan guru
Kurikulum mandiri memberikan kebebasan kepada guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan belajar.
2. Fokus pada materi esensial
Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang lebih penting, memungkinkan pembelajaran lebih mendalam dan lebih banyak waktu untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa dalam penguasaan keterampilan dasar seperti literasi dan matematika.
3. Pengembangan Soft Skills dan Karakteristik
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan kualitas siswa seperti kreativitas, berpikir kritis, kemampuan komunikasi dan kemampuan bekerja sama dalam tim.
Dengan adanya fitur-fitur tersebut, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan ruang lebih bagi siswa untuk mengembangkan keterampilannya dan bagi guru untuk belajar dalam pengembangan kurikulum satuan pengajaran, yang merupakan perbedaan signifikan dengan kurikulum sebelumnya.
G. Pro kontra kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan di Indonesia pada akhir tahun 2022 telah memicu perdebatan di masyarakat. Beberapa pro dan kontra kurikulum merdeka adalah:
1. Pro
a. Menekankan kreativitas dan bakat individu.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih untuk menonjolkan kreativitas, minat, dan bakat individu siswa, sehingga memungkinkan berkembangnya potensi unik setiap siswa.
b. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi.
Kurikulum Merdeka dirancang lebih fleksibel, memungkinkan sekolah dan guru menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan konteks lokal, sehingga menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.
c. Peningkatan kecakapan hidup. Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengajarkan kecakapan hidup yang dianggap penting di dunia saat ini, seperti literasi digital, keterampilan memecahkan masalah, dan berpikir kritis.
2. Kontra
a. Ketidakpastian Kontinuitas.
Pengenalan kurikulum Merdeka dapat menciptakan ketidakpastian mengenai kesinambungan antara sekolah dan daerah, sehingga menyulitkan evaluasi dan perbandingan antar institusi.
b. Persiapan dan sumber daya guru Penerapan Kurikulum Merdeka memerlukan persiapan guru yang intensif dan penyediaan sumber daya yang memadai, namun dalam beberapa kasus, sumber daya dan pelatihan mungkin tidak mencukupi.
c. Kesenjangan regional.
Daerah dengan sumber daya dan infrastruktur yang terbatas mungkin kesulitan menerapkan Kurikulum Merdeka, sehingga menimbulkan kesenjangan pendidikan antara daerah tersebut dengan daerah maju.
d. Penilaian dan pengukuran prestasi Dalam kurikulum Merdeka, penilaian dan pengukuran kinerja siswa bisa jadi lebih sulit karena penekanannya lebih besar pada proses dan pembelajaran berdasarkan pengalaman.
Meskipun kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkembang secara optimal, mengurangi tekanan terhadap siswa dan membebaskan pengajaran, namun ada pihak yang memberikan beban tambahan kepada guru dan menjamin kelangsungan pelaksanaannya.
H. Peran orangtua dan guru terhadap kurikulum merdeka
Orangtua dan guru memegang peranan penting dalam penerapan kurikulum mandiri. Berikut beberapa peran yang dapat dimainkan oleh orangtua dan guru:
1. Kerjasama
Orangtua dan guru harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Orangtua dapat membantu mengidentifikasi potensi dan minat anak, memahami keunikan setiap anak dan membantu guru mengembangkan kurikulum yang memenuhi kebutuhan individu. Dengan berpartisipasi aktif dalam proses pengembangan kurikulum, orang tua dapat bekerja sama dengan guru dan sekolah untuk menciptakan kurikulum yang lebih menarik dan relevan.
2. Dukungan proyek
Orangtua dapat membantu anaknya dalam persiapan proyek apa pun yang akan dilaksanakan di sekolah. Sesuai kurikulum mandiri, setiap satuan pendidikan harus mampu melaksanakan kegiatan proyek profil siswa pancasila yang memerlukan dukungan semua pihak termasuk orangtua siswa.
3. Komunikasi
Guru harus secara aktif bertanya kepada orangtua tentang kemajuan dan kesulitan tugas yang diberikan kepada siswa, dan guru serta orang tua harus menyepakati pembelajaran di sekolah dan di luar sekolah. Guru juga dapat memanfaatkan majalah sebagai referensi pembelajaran.
4. Mendukung pembelajaran
Orangtua dan guru harus mendukung pembelajaran anak dengan dukungan yang tepat. Orangtua dapat membantu anaknya mempersiapkan setiap proyek di sekolah, sedangkan guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga siswa merasa senang saat mengikuti proses pembelajaran.
Dalam hal kurikulum merdeka, guru dituntut untuk memodifikasi hasil pembelajaran sesuai rencana, sehingga peran orang tua sebagai sarana komunikasi pembelajaran yang berkesinambungan sangat diperlukan.
Penutup:
Dengan meneliti beberapa sumber mengenai pro dan kontra Kurikulum Merdeka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai penelitian ini. Beberapa pihak mendukung kurikulum merdeka karena memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkembang secara maksimal, mengurangi tekanan pada siswa dan melegakan dalam mengajar. Kurikulum ini juga dinilai mampu meningkatkan kecakapan hidup siswa dan memberikan perubahan dalam pembelajaran.
Pada saat yang sama, terdapat juga kekhawatiran mengenai kurikulum independen, seperti ketidakpastian mengenai kelangsungan penerapannya dan beban tambahan pada guru. Beberapa partai politik juga menilai kurikulum ini bisa menjadikan guru dan siswa sebagai tas ujian bagi sistem pendidikan.
Dengan demikian, pro dan kontra Kurikulum Merdeka mencerminkan kompleksitas perubahan sistem pendidikan. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, namun penting untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki penerapan kurikulum merdeka guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Mungkin ini saja yang dapat penulis sampaikan pada pembahasan kita kali ini. Penulis disini tidak bermaksud untuk menyinggung, menghina, siapapun, melainkan penulis disini ingin mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari merdeka untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurang lebihnya penulis mohon maaf. Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya. Sekian dan terimakasih.
Bacaan sebelumnya: Ada apa dengan pendidikan kita?
Penulis: Maulana Aditia
Komentar
Posting Komentar