Akankah ada generasi emas 2045?

Bayangkan Indonesia sebagai sebuah lahan yang luas dan subur. Generasi muda ibarat benih-benih yang akan berkembang menjadi pohon-pohon yang teduh dan menghasilkan buah yang melimpah. Untuk mencapai hasil panen yang berkualitas, kita harus merawat benih-benih ini dengan sepenuh hati, menyuplai nutrisi yang diperlukan, serta memberinya air secara teratur. Begitu pula dengan generasi muda kita, yang merupakan harapan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, kita perlu menanamkan nilai-nilai positif, menyediakan pendidikan yang berkualitas, serta menciptakan suasana yang mendukung pertumbuhan mereka.

A. Pengertian generasi emas 2045
Generasi Emas 2045 adalah gagasan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia agar berkualitas, kompeten, dan berdaya saing tinggi yang diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia. 

Tujuan utama dari konsep Generasi Emas 2045 adalah mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan masa depan dan menjadikannya sebagai pilar utama dalam pembangunan bangsa. Dengan mengedepankan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diharapkan Indonesia dapat meraih kemajuan yang signifikan di berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya.

B. Kriteria generasi emas 2045
Generasi emas 2045 mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki pendidikan yang baik, pengetahuan yang luas, dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan
Tidak hanya memperoleh ijazah tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai disiplin ilmu. Pengembangan soft skill seperti penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi adalah bagian dari pendidikan yang baik. Selain itu, memiliki pengetahuan yang luas yang tidak terbatas pada bidang studi tertentu, tetapi juga pengetahuan umum tentang berbagai masalah di seluruh dunia, dan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini dan masa depan, seperti kemampuan digital, kreatif, berpikir kritis, dan analitis. Contoh: Seorang lulusan sarjana teknik yang tidak hanya mahir dalam bidang teknik, tetapi juga fasih berbahasa asing, memahami dasar-dasar bisnis, dan mahir menggunakan berbagai perangkat lunak desain.

2. Mampu bekerja secara efektif dan efisien, baik secara individu maupun tim
Kriteria yang kedua ialah mampu mencapai tujuan dengan hasil yang optimal (efektif), mampu menyelesaikan tugas dengan menggunakan sumber daya yang minimal (efisien, waktu, tenaga, dan biaya) dan mampu bekerja secara mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin (mandiri). Selain itu, mereka mampu berkolaborasi, menghargai perbedaan pendapat, dan mencapai konteks. Seorang karyawan yang mampu menyelesaikan proyek dengan kualitas yang baik dan tepat waktu, dan yang dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas yang lebih kompleks adalah contohnya.

3. Mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional
Berikutnya adalah memiliki kemampuan untuk bersaing dengan individu lain dalam mencapai tujuan (kompetitif), beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang cepat (adaptasi), menciptakan ide-ide baru serta solusi yang kreatif (inovasi), dan memiliki pandangan yang luas mengenai dunia serta kemampuan untuk berinteraksi dengan individu dari berbagai budaya (global mindset) merupakan karakteristik yang sangat penting. Contohnya adalah seorang pengusaha muda yang berhasil mengembangkan startupnya dan mampu berkompetisi di pasar global.

4. Mampu menciptakan ide-ide baru dan solusi yang kreatif untuk berbagai permasalahan
Kriteria selanjutnya adalah mampu melakukan analisis informasi secara mendalam dan mengidentifikasi akar permasalahan secara kritis, serta menghasilkan ide-ide yang orisinal dan inovatif secara kreatif. Sebagai contoh, seorang ilmuwan yang berhasil mengembangkan obat baru untuk penyakit yang sebelumnya belum memiliki terapi.

5. Memiliki nilai-nilai moral yang kuat, seperti integritas, kejujuran, dan nasionalisme
Terakhir ialah memiliki prinsip moral yang kuat dan konsisten dalam tindakan (integritas), serta menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap aspek, baik dalam konteks profesional maupun kehidupan pribadi, merupakan suatu keharusan. Selain itu, rasa cinta terhadap tanah air dan tanggung jawab yang tinggi terhadap bangsa dan negara juga merupakan nilai yang sangat penting. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang senantiasa bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral dan mengutamakan kepentingan bangsa merupakan teladan yang patut dicontoh.

C. Potensi dan tantangan 
1. Perbedaan generasi muda dan generasi sebelumnya 
Perbedaan generasi muda (khususnya generasi Z dan Alpha) dengan generasi sebelumnya (seperti generasi X dan Baby Boomers). Perbedaan ini sangat signifikan, terutama dalam hal nilai, kebiasaan, dan cara mereka berinteraksi dengan dunia, antara lain:

a. Teknologi 
Generasi muda sangat akrab dengan teknologi digital sejak usia dini. Gawai dan internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka dapat dikategorikan sebagai "digital natives". Sebaliknya, generasi sebelumnya mayoritas tumbuh di era sebelum kemajuan teknologi digital yang demikian masif. Oleh karena itu, mereka perlu beradaptasi dengan perubahan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi tersebut.

b. Nilai dan prioritas 
Generasi muda cenderung mempraktikkan nilai-nilai individualisme, menghargai kebebasan, serta mencari pengalaman yang unik. Selain itu, mereka juga menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap keberagaman dan isu-isu sosial. Sebaliknya, generasi sebelumnya lebih menganut nilai-nilai kolektivisme, menghargai stabilitas, dan menempatkan kepentingan keluarga sebagai prioritas utama. Selain itu, generasi sebelumnya cenderung memiliki pandangan yang lebih konservatif.

c. Cara bekerja
Generasi muda cenderung lebih memilih bentuk pekerjaan yang fleksibel, otonom, dan bermakna. Mereka sering mengalami perpindahan pekerjaan dan menunjukkan keterbukaan yang lebih besar terhadap pekerjaan lepas. Sebaliknya, generasi sebelumnya lebih menghargai stabilitas pekerjaan serta jenjang karier yang jelas. Mereka cenderung menunjukkan loyalitas yang lebih tinggi terhadap perusahaan.

d. Konsumsi 
Generasi muda cenderung lebih mengutamakan pengalaman dan kepuasan pribadi. Mereka cenderung memilih untuk menyewa daripada memiliki barang, serta lebih memprioritaskan produk yang ramah lingkungan. Sebaliknya, generasi sebelumnya lebih menitikberatkan pada kepemilikan barang-barang material sebagai simbol status sosial.

e. Komunikasi 
Generasi muda cenderung lebih memilih untuk berkomunikasi melalui media sosial dan pesan instan. Mereka menunjukkan sikap yang lebih terbuka dan jujur dalam mengekspresikan diri mereka. Sebaliknya, generasi sebelumnya lebih memilih berkomunikasi secara tatap muka maupun melalui telepon, serta menunjukkan kecenderungan untuk bersikap lebih formal dalam interaksi komunikasi.

Meskipun terdapat perbedaan yang cukup signifikan, tidak semua anggota generasi memiliki karakteristik yang serupa. Terdapat banyak variasi individual dalam setiap generasi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan antara generasi muda dan generasi sebelumnya 
a. Perubahan nilai-nilai sosial dan budaya
Nilai-nilai sosial dan budaya yang dianut oleh setiap generasi terbentuk dari berbagai faktor, termasuk lingkungan sosial, struktur keluarga, media, serta peristiwa sejarah yang mereka alami. Perubahan nilai-nilai ini secara signifikan memengaruhi perilaku, sikap, dan pandangan hidup generasi muda. Sebagai contoh, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang cenderung lebih menghargai stabilitas pekerjaan dan hierarki dalam organisasi, generasi milenial dan generasi Z lebih memprioritaskan fleksibilitas, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta kesempatan untuk berkontribusi pada tujuan yang lebih besar.

b. Kondisi ekonomi yang berbeda
Kondisi ekonomi yang dialami oleh setiap generasi berperan dalam membentuk pandangan mereka terhadap uang, karir, dan perilaku konsumsi. Sebagai contoh, Generasi Baby Boomers, yang dibesarkan pada era pasca Perang Dunia II, umumnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan memiliki keyakinan yang mendalam terhadap sistem kapitalisme. Sebaliknya, Generasi Milenial tumbuh dalam suasana ketidakpastian ekonomi dan menunjukkan sikap yang lebih skeptis terhadap institusi keuangan.

c. Perkembangan teknologi yang sangat pesat
Perkembangan teknologi yang pesat telah mengtransformasi cara hidup, bekerja, dan berinteraksi masyarakat. Generasi yang dibesarkan dalam lingkungan teknologi memiliki sudut pandang yang berbeda dibandingkan dengan generasi yang tidak mengenali teknologi tersebut. Contohnya, Generasi Z, yang tumbuh dengan smartphone dan akses internet sejak usia dini, memiliki kemampuan digital yang jauh lebih baik dibandingkan pendahulunya. Mereka cenderung lebih nyaman dalam berkomunikasi melalui media sosial dan lebih efisien dalam mengakses informasi.

Perbedaan antara generasi muda dan generasi sebelumnya merupakan fenomena yang wajar dan merupakan hasil dari berbagai pengaruh, termasuk perubahan nilai-nilai sosial dan budaya, kondisi ekonomi yang berbeda, serta perkembangan teknologi yang pesat. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih harmonis antar generasi serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

3. Potensi yang dimiliki generasi muda Indonesia untuk menjadi generasi emas 2045
Terdapat potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia untuk menjadi generasi emas pada tahun 2045. Potensi tersebut didukung oleh berbagai faktor, termasuk bonus demografi, kemajuan teknologi, serta semangat inovasi yang tinggi. Berikut ulasannya:

a. Bonus demografi
 Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045, di mana jumlah penduduk dalam rentang usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai angka yang signifikan. Kondisi ini menawarkan peluang besar bagi peningkatan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, dengan jumlah penduduk usia produktif yang melimpah, Indonesia berpotensi untuk berkembang menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat global, sebagaimana yang telah dicapai oleh negara-negara seperti China dan India.

b. Adabtabiltas terhadap teknologi 
Generasi muda Indonesia telah menjalin hubungan yang erat dengan teknologi digital sejak usia sangat dini. Mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kemajuan teknologi yang berlangsung pesat. Salah satu contohnya adalah munculnya berbagai startup digital yang didirikan oleh para pemuda Indonesia, yang menggambarkan kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi dalam menciptakan inovasi baru.

c. Kreativitas dan inovasi 
Generasi muda Indonesia menampilkan tingkat kreativitas dan inovasi yang luar biasa. Mereka berani menjelajahi hal-hal baru serta mencari solusi yang unik untuk berbagai permasalahan. Misalnya, banyak karya seni, musik, dan desain yang dihasilkan oleh mereka berhasil mendapatkan pengakuan di tingkat internasional.

d. Semangat kewirausahaan 
Semakin banyak generasi muda di Indonesia yang menunjukkan minat untuk memulai bisnis mereka sendiri. Hal ini mencerminkan semangat kewirausahaan yang kuat serta keinginan untuk menciptakan lapangan kerja. Salah satu buktinya adalah meningkatnya jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didirikan oleh para anak muda.

e. Konektivitas global 
Dengan adanya internet, generasi muda Indonesia kini memiliki kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Koneksi ini memungkinkan mereka untuk memperluas wawasan dengan belajar dari pengalaman orang lain, memperoleh informasi terkini, dan mengembangkan jaringan yang luas. Sebagai contoh, banyak mahasiswa Indonesia yang aktif mengikuti program pertukaran pelajar dan magang di luar negeri.

f. Keterbukaan terhadap perubahan 
Generasi muda Indonesia menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap perubahan serta lebih mudah menerima ide-ide baru. Sikap ini menjadikan mereka lebih adaptif dalam menghadapi dinamika zaman. Salah satu contohnya adalah tingginya penerimaan mereka terhadap gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

4. Tantangan yang harus dihadapi oleh generasi muda untuk menjadi generasi emas 2045
Tantangan yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia dalam mewujudkan visi Generasi Emas 2045 antara lain:

a. Kesenjangan pendidikan
Akses terhadap pendidikan berkualitas masih belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Kurangnya kualitas dalam pendidikan dapat menghambat pengembangan potensi generasi muda. Sebagai contoh, tingkat literasi di beberapa wilayah masih sangat rendah, sementara banyak sekolah menghadapi kekurangan fasilitas dan pengajar yang berkualitas.
 
b. Pengangguran dan kesenjangan ekonomi 
Tingkat pengangguran, khususnya di antara lulusan baru, masih terbilang cukup tinggi. Di samping itu, kesenjangan ekonomi yang signifikan juga merupakan tantangan yang harus dihadapi. Sebagai contoh, banyak lulusan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki.

c. Perubahan iklim dan bencana alam 
Perubahan iklim serta peningkatan frekuensi bencana alam semakin mengancam keberlangsungan hidup dan sumber mata pencaharian masyarakat, terutama bagi generasi muda. Sebagai contoh, naiknya permukaan air laut mengancam kawasan pesisir, sementara bencana kekeringan berdampak negatif pada sektor pertanian.

d. Perkembangan teknologi yang cepat
Perkembangan teknologi yang pesat mendorong generasi muda untuk selalu belajar dan beradaptasi. Keterlambatan dalam mengadopsi teknologi dapat menghambat daya saing. Contohnya, munculnya beragam pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan digital tertentu.
 
e. Masalah kesehatan mental 
Tingkat stres dan kecemasan di kalangan generasi muda semakin meningkat, yang dapat berimplikasi negatif terhadap kesehatan mental dan produktivitas mereka. Salah satu contoh yang mencolok adalah peningkatan jumlah kasus depresi dan bunuh diri di kalangan remaja.

f. Radikalisme dan intoleransi 
Penyebaran informasi yang tidak akurat serta polarisasi sosial dapat memicu munculnya radikalisme dan intoleransi. Kondisi ini berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai contoh, fenomena meningkatnya ujaran kebencian di media sosial.

5. Upaya mengatasi tantangan 
a. Peningkatan kualitas pendidikan
 Pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Hal ini mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat; kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif; kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas dan efektif; serta kemampuan untuk bekerja sama dalam tim dan menghargai perbedaan.

Contoh: Program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memiliki tujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada siswa dalam memilih mata pelajaran serta untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.

b. Membuka peluang usaha baru dan mendorong investasi
Pemerintah perlu melakukan penyederhanaan terhadap prosedur dan persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan usaha, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, penting bagi pemerintah untuk memberikan insentif dalam bentuk pajak, subsidi, atau kemudahan akses permodalan kepada usaha-usaha baru. Pembentukan ekosistem startup yang kondusif juga harus diperhatikan, melalui penyediaan fasilitas seperti inkubator bisnis, akselerator, dan modal ventura. Sebagai contoh, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan oleh pemerintah bertujuan untuk mendukung pengembangan usaha UMKM.

c. Membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja
Meningkatkan akses terhadap pelatihan vokasi yang sejalan dengan kebutuhan industri, memberikan kesempatan kepada mahasiswa serta lulusan baru untuk memperoleh pengalaman kerja yang nyata, dan membangun kerjasama antara dunia pendidikan dan industri guna menyelaraskan kurikulum dengan tuntutan pasar kerja. Sebagai contoh, Program Link and Match yang diselenggarakan oleh pemerintah bertujuan untuk menghubungkan lulusan dengan dunia kerja.

d. Memupuk rasa cinta tanah air dan semangat gotong royong
Menanamkan nilai-nilai Pancasila serta semangat gotong royong sejak usia dini adalah hal yang sangat penting. Untuk itu, diharapkan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, seperti Pramuka dan organisasi kepemudaan lainnya. Selain itu, sangat dianjurkan agar generasi muda dilibatkan dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, contohnya melalui Program Bela Negara yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya bela negara di kalangan generasi muda.

e. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, toleransi, dan kesehatan mental
Melaksanakan kampanye secara komprehensif melalui berbagai saluran media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu penting, seperti lingkungan, toleransi, dan kesehatan mental. Upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi dan layanan kesehatan mental, serta memastikan bahwa media massa menyajikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab. Contoh dari inisiatif tersebut adalah kampanye #IndonesiaTanpaSampah yang diinisiasi oleh pemerintah.

D. Peran keluarga dalam membentuk karakter generasi muda 
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi seorang anak dalam proses belajar dan perkembangan. Peran keluarga dalam membentuk karakter anak sangatlah penting, karena nilai-nilai, sikap, dan kebiasaan yang ditanamkan sejak dini akan menjadi fondasi bagi kepribadiannya di masa depan. Berikut adalah beberapa peran penting keluarga:

1. Sebagai model peran
Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua dan anggota keluarga lainnya. Berbagai penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa anak-anak belajar melalui observasi dan peniruan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik dalam segala aspek, mulai dari sopan santun, kejujuran, hingga tanggung jawab. Sebagai contoh, jika seorang anak menyaksikan orangtuanya selalu bersikap jujur, maka anak tersebut kemungkinan besar akan meniru perilaku tersebut.

2. Memberikan kasih sayang dan dukungan emosional
Cinta kasih dan dukungan emosional yang memadai dari orangtua berperan penting dalam menciptakan rasa aman dan kepercayaan diri pada anak. Kondisi ini mendorong anak untuk mengembangkan potensi diri mereka secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kasih cenderung mengalami tingkat stres yang lebih rendah serta memiliki kemampuan sosial yang lebih baik. Sebagai contoh, seorang anak yang merasa dicintai dan didukung oleh orang tuanya akan lebih berani untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi tantangan.

3. Menanamkan nilai-nilai moral
Orangtua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai moral, seperti kejujuran, sopan santun, toleransi, dan tanggung jawab, kepada anak-anak sejak usia dini. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat cenderung menunjukkan perilaku prososial dan memiliki tingkat empati yang lebih tinggi terhadap orang lain. Sebagai contoh, melalui penggunaan dongeng, cerita, dan contoh-contoh nyata, orangtua dapat mengajarkan anak-anak mengenai pentingnya berbuat baik kepada sesama.

4. Memberikan disiplin
Disiplin yang konsisten dan tegas berperan penting dalam membantu anak memahami batasan-batasan serta mengembangkan rasa tanggung jawab. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan disiplin yang positif dapat mendukung anak dalam mengembangkan keterampilan pengaturan diri. Contoh-contoh yang dapat diterapkan antara lain penetapan waktu tidur yang teratur, pemberian tugas rumah tangga, serta penerapan konsekuensi terhadap tindakan yang tidak sesuai.

5. Memfasilitasi pendidikan
Orangtua perlu memberikan dukungan yang komprehensif terhadap pendidikan anak, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan anak adalah faktor yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi akademik. Contoh-contoh dukungan tersebut meliputi membantu anak dalam menyelesaikan tugas sekolah, menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, serta mendorong anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

Peran keluarga dalam membentuk karakter generasi muda sangat signifikan. Keluarga berfungsi sebagai institusi pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak, di mana mereka memperoleh pembelajaran mengenai kehidupan, nilai-nilai, dan bagaimana menjadi individu yang baik. Oleh karena itu, adalah penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian yang memadai terhadap perkembangan anak-anak mereka serta menjadi teladan yang baik.

E. Peran pemerintah, Lembaga pendidikan, masyarakat dan teknologi dalam membentuk generasi emas 
Mari kita bahas secara mendalam peran masing-masing pihak dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045, berikut pembahasannya:

1. Peran pemerintah 
Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam merumuskan kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan generasi muda. Salah satu contohnya adalah program Merdeka Belajar yang memberikan fleksibilitas kepada siswa dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. 

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan anggaran yang memadai untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, dengan tujuan untuk memastikan akses yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka mendukung sektor pendidikan, pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur yang diperlukan, seperti sekolah, perpustakaan, dan laboratorium. Sebagai contoh, pembangunan sekolah-sekolah di daerah terpencil dilakukan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di wilayah tersebut.

2. Peran lembaga pendidikan 
Institusi pendidikan, baik yang bersifat formal maupun non-formal, memiliki peranan signifikan dalam menyediakan pendidikan berkualitas, mengembangkan potensi peserta didik, serta menanamkan nilai-nilai karakter. Institusi pendidikan tersebut harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh, penerapan model pembelajaran yang berbasis proyek serta integrasi teknologi dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting.

3. Peran masyarakat 
Masyarakat memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk lingkungan yang aman, bersih, dan mendukung berbagai kegiatan positif. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pendidikan anak sangat penting, misalnya melalui partisipasi sebagai relawan pengajaran atau pendampingan dalam proses belajar anak. Salah satu contoh nyata adalah Program Kampung Keluarga Berencana (KB), yang melibatkan masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas hidup keluarga.

4. Peran teknologi 
Teknologi telah membuka pintu akses yang mudah menuju informasi dari berbagai sumber, memungkinkan generasi muda untuk belajar secara mandiri dan mengeksplorasi minat mereka. Dengan memanfaatkan teknologi, mereka dapat mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan digital, kemampuan memecahkan masalah, dan kreativitas. Contohnya adalah penggunaan platform pembelajaran online seperti Ruangguru atau Zenius, yang menawarkan berbagai materi pembelajaran yang mendukung proses belajar tersebut.

Membentuk generasi emas adalah tanggung jawab yang harus kita emban bersama. Melalui sinergi yang harmonis antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemanfaatan teknologi, kita dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas, kompetitif, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

F. Contoh nyata generasi muda Indonesia yang telah berprestasi dan menginspirasi
1. Nadine Chandrawinata
Nadine Chandrawinata adalah seorang aktris sekaligus aktivis yang berkomitmen pada isu lingkungan. Ia mengungkapkan dedikasinya untuk menjaga alam dengan mendirikan Sea Soldier bersama Dinni Septianingrum, sebuah organisasi yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan lautan. 

Tak mengherankan jika ia tumbuh menjadi sosok yang sangat peduli terhadap lingkungan, karena kesadaran ini telah ada sejak ia masih kecil. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Sea Soldier meliputi penanaman pohon mangrove di pantai, pembersihan sampah di area pantai, dan penyelenggaraan pelatihan ecobrick, yang merupakan pembuatan blok bangunan dari botol plastik. Sampai saat ini, Sea Soldier masih beroperasi di 15 kota di seluruh Indonesia.

2. Dian Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo adalah seorang aktris yang sekaligus berperan sebagai aktivis sosial. Pada tahun 2009, beliau turut berperan dalam pendirian sebuah yayasan beasiswa bekerja sama dengan Hoshizora Foundation dan kitabisa.com. Beasiswa ini diprioritaskan untuk perempuan Indonesia yang memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan namun terhambat oleh keterbatasan ekonomi. 

Selain berkontribusi di bidang pendidikan, Dian Sastrowardoyo juga dikenal aktif dalam memperjuangkan isu-isu terkait perempuan, termasuk berpartisipasi dalam Women’s March beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2017, beliau menyampaikan pidato pada acara Bali Democracy Students Conference (BDSC). Dalam pidatonya, Dian Sastrowardoyo mengingatkan para peserta untuk mewariskan nilai-nilai kebebasan, harapan, dan perdamaian kepada generasi mendatang.

3. Muhammad Zohri
Zohri telah menjadi sorotan publik setelah berita mengenai pencapaiannya meraih medali emas dalam perlombaan lari jarak pendek di Finlandia. Ia terlihat merayakan kemenangannya secara mandiri, bahkan harus meminjam bendera negara lain karena tidak ada yang menyerahkan bendera milik negaranya saat ia hendak merayakan keberhasilannya di podium sebagai juara pertama.

Zohri, yang telah menunjukkan kecintaannya terhadap dunia olahraga lari, mengungkapkan bahwa ia sering berlatih di tepi pantai. Pencapaian prestasinya, yang mendapat perhatian kurang dari pemerintah, telah menjadi sumber inspirasi dan berhasil menciptakan dampak viral di berbagai media. Prestasi terbaru yang diraih oleh Zohri adalah keberhasilannya mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali perak dalam kategori lomba jarak pendek pada Asian Games 2018.

4. Jerome Polin
Figura ini mungkin sudah sering Anda saksikan di berbagai platform. Jerome Polin Sijabat memulai kariernya sebagai YouTuber ketika ia mulai menempuh pendidikan di Jepang dengan menggunakan beasiswa. Pada awalnya, ia berkonsentrasi pada pembuatan konten yang berfokus pada tips belajar bahasa Jepang. 

Seiring berjalannya waktu, variasi konten yang ia hasilkan semakin berkembang, termasuk menyajikan informasi mengenai budaya dan kuliner Indonesia kepada rekan-rekannya di Jepang. Namun, hal yang paling membuat banyak orang terkesima adalah kecerdasannya yang luar biasa dalam matematika. Kini, Jerome telah meraih gelar lulus dari Waseda University. Selain aktif dalam membuat konten, Jerome juga terus mengasah kemampuannya dengan menjelajahi dunia bisnis bersama kakaknya, Jehian Panangian Sijabat.

5. Ghazi Abdullah Muttaqien
Ghazi menunjukkan semangat yang tinggi untuk menjadi individu yang bermanfaat bagi bangsa dan agama. Pemuda yang lahir di Garut pada tanggal 19 Oktober 2001 ini telah membuktikan kemampuannya untuk menginspirasi pemuda lainnya melalui bakat dan prestasi yang dimilikinya. Ia menguasai sepuluh bahasa asing, yaitu Bahasa Inggris, Arab, Korea, Jepang, Rusia, Belanda, Jerman, Prancis, Spanyol, dan bahasa Latin.

Selain itu, lulusan Pesantren Persis 19 Garut ini dikenal memiliki prestasi yang sangat mengesankan. Sebagai buktinya, ia telah berhasil menghafal Al-Quran sebanyak 30 juz pada usia 14 tahun dan menghafal kitab hadits Bulughul Maram pada usia 15 tahun. Selanjutnya, pada usia 17 tahun, Ghazi diakui sebagai "Duta Perdamaian Muslim Muda" dalam Konferensi Muslim Dunia 2019 yang diselenggarakan di IIUM Malaysia.

Saat ini, Ghazi terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada Jurusan Hadits di STAIPI PERSIS Garut dan merupakan penerima Beasiswa Universitas Islam Madinah yang terletak di Arab Saudi. Sebelumnya, ia telah dinyatakan diterima untuk melanjutkan studi di empat universitas luar negeri, yaitu: International Islamic University Malaysia (IIUM), Ibn Haldun University di Turki, Universiti Malaya, dan Universitas Islam Madinah.

Ghazi juga dikenal sebagai individu yang sangat aktif dalam organisasi kepemudaan. Saat ini, ia tercatat sebagai anggota aktif dalam organisasi Pemuda Persis dan pernah diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Deputy Director Research Society OIC Youth Indonesia. Pada usia 19 tahun, ia dilantik di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) di Senayan sebagai Ketua World Interfaith Forum, yang merupakan bagian dari Asian African Youth Government (AAYG) yang terdiri dari sekitar 63 negara anggota di kawasan Asia-Afrika.

Ia juga pernah menjadi delegasi Indonesia pada forum intelektual Muslim internasional tahun 2020 di Turki, serta merupakan delegasi pemuda Islam Indonesia yang diundang untuk membahas tema "Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. " Dalam acara internasional yang bergengsi, yaitu The 4th Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegians in Japan (ASSIGN) yang berlangsung pada tanggal 4-6 September 2021 di Tokyo, Jepang, ia telah berperan sebagai pembicara termuda.

Ghazi terpilih sebagai delegasi Indonesia untuk menghadiri Forum Lingkungan Hidup Dunia dalam rangka 1st World Youth Assembly 2022. Acara ini berlangsung di Markas Besar PBB di Jenewa, Swiss, serta di Université de Genève pada tanggal 20-22 April 2022. Selain itu, Ghazi juga diakui sebagai salah satu inisiator untuk piagam internasional mengenai lingkungan, yang dikenal dengan nama "World Youth Charter," di Jenewa.

Ghazi menilai bahwa prestasi gemilang yang berhasil ia raih merupakan hasil dari peran yang sangat penting dari kedua orang tuanya, serta pola asuh yang diterimanya selama menjalani kehidupan sebagai santri di pesantren. Pendidikan tersebut terus melekat dalam dirinya sebagai generasi penerus bangsa. Mengenai didikan yang diberikan oleh orangtuanya, Ghazi mengungkapkan tiga prinsip sederhana namun krusial yang dipegangnya, yaitu larangan untuk memiliki telepon seluler (kecuali setelah menghafal Al-Quran), dilarang menjalin hubungan pacaran, dan pentingnya selektif dalam memilih teman.

Ghazi menyatakan bahwa selama masa studinya sebagai santri di pesantren, terdapat suatu 'Budaya Ilmu' serta pola asuh tertentu yang diterapkan, meliputi kegiatan membaca, menulis, diskusi, debat, dan berdakwah sesuai dengan prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Sunnah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah berkontribusi signifikan terhadap kesuksesannya dalam menjadi seorang pemuda Indonesia yang memiliki beragam prestasi diakui oleh dunia internasional.

Lebih lanjut, Ghazi seringkali memberikan motivasi kepada para pemuda agar senantiasa menanamkan sikap positif dalam diri mereka. Salah satu kutipan motivasi yang ia sampaikan berasal dari John Quincy Adams, yang berbunyi, “Jika tindakanmu menciptakan warisan yang menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih banyak, maka kamu adalah seorang pemimpin yang luar biasa."

Selain itu, dalam pertemuannya di Wisma Kemenpora, Jakarta, pada hari Kamis, 20 Oktober 2022, Ghazi juga menyampaikan pesan kepada para pemuda di Indonesia agar bersama-sama melakukan transformasi karakter dalam diri masing-masing melalui pola pikir yang positif. Hal ini dianggap penting, karena akan menjadi faktor penentu bagi masa depan bangsa Indonesia.

"Teruntuk generasi muda Indonesia jika mereka ingin masa depan Indonesia cerah, negara maju, berdaulat, dan disegani dunia, terutama di tahun 2045 nanti. Mulai sekarang mari kita sama-sama ubah pola pikir untuk lebih positif. Karena pola pikir akan berubah menjadi kata-kata, kata-kata akan berubah menjadi tindakan, tindakan akan berubah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan berubah menjadi karakter, sedangkan karakter kita lah yang akan menentukan bagaimana nanti masa depan kita, terutama bangsa kita Indonesia,"(dikutip dari: Ghazi Abdullah Muttaqien, Pemuda Berusia 21 Tahun Yang Menjadi Contoh Inspiratif Karena Bakat dan Prestasinya! Diterbitkan pada: 1 Desember 2022, diakses pada: Sabtu, 28 Desember 2024)

Apa yang menjadikan mereka sumber inspirasi?
1. Mereka tidak hanya unggul dalam satu disiplin, tetapi juga memperoleh prestasi di berbagai bidang lainnya.
2. Mereka memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
3. Mereka senantiasa berkomitmen untuk belajar dan mengembangkan diri, baik di ranah akademis maupun personal.
4. Mereka tidak merasa takut untuk menunjukkan jati diri mereka dan mengejar hasrat yang mereka miliki.
5. Kisah hidup mereka menjadi sumber inspirasi bagi banyak individu, khususnya bagi generasi muda.

Pelajaran yang dapat diambil dari kelima individu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kita dapat mencapai kesuksesan di berbagai bidang tanpa harus mengorbankan satu sama lain.
2. Kita perlu berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
3. Proses pembelajaran tidak harus bersifat membosankan; kita dapat belajar dengan cara yang menyenangkan.
4. Jangan takut untuk memiliki mimpi yang besar, karena setiap individu memiliki potensi untuk mencapai hal-hal yang luar biasa.
5. Jangan ragu untuk menjadi berbeda dan mengejar minat yang kita miliki.

Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan, terdapat banyak generasi muda Indonesia lainnya yang berprestasi dan memberikan inspirasi. Sebagai generasi muda, kita perlu terus belajar dari mereka dan berupaya untuk meningkatkan kualitas diri. Kisah-kisah inspiratif ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk mendorong perubahan positif bagi bangsa. Dengan semangat yang tinggi dan kerja keras, kita semua dapat berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Penutup:
Mewujudkan generasi emas 2045 merupakan sebuah perjalanan yang panjang dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Bayangkan jika pada tahun 2045, Indonesia telah bertransformasi menjadi negara maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Prestasi anak bangsa akan menjadi kebanggaan di kancah internasional. Namun, untuk mencapai visi tersebut, tindakan harus dimulai sekarang. Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi bagian dari solusi? Keterampilan apa yang ingin Anda kembangkan? Nilai-nilai apa yang ingin Anda tanamkan? Mari bersama-sama kita membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Sumber referensi:
Journal of Family Psychology dan Child Development.
Laporan BPS (data demografi, tingkat pengangguran, dan indikator sosial ekonomi lainnya.)
Laporan UNESCO (data mengenai indeks pembangunan manusia dan kualitas pendidikan.)
Laporan World Economic Forum (data mengenai keterampilan masa depan dan daya saing global.)
Laporan Setara Institute (data mengenai indeks toleransi di Indonesia.)
Laporan Bank Dunia mengenai perkembangan UMKM di Indonesia
Survei penggunaan internet dan media sosial di kalangan generasi muda.
Survei gaya hidup dan preferensi konsumen di kalangan generasi muda.
Data demografi yang menunjukkan proyeksi jumlah penduduk usia produktif di Indonesia yang dirilis oleh BPS 
Laporan World Economic Forum mengenai keterampilan masa depan.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam.
Journal of Cross-Cultural Psychology.
10 Tokoh Muda Indonesia Inspiratif yang Bisa Kamu Contoh Perjalanannya oleh: Alifia Seftin Oktriwina, diperbarui: 12 November 2024, Diakses: 28 Desember 2024.
Ghazi Abdullah Muttaqien, Pemuda Berusia 21 Tahun Yang Menjadi Contoh Inspiratif Karena Bakat dan Prestasinya! Diterbitkan pada: 1 Desember 2022, diakses pada: Sabtu, 28 Desember 2024.
8 Orang Indonesia yang Berhasil Harumkan Nama Bangsa di Luar Negeri oleh: Fitriana Monica Sari diperbarui: 21 Feb 2019, 07:02 WIB, diakses pada: Sabtu, 28 Desember 2024.

Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon