Pengaruh pergantian kurikulum terhadap pendidikan di Indonesia


Kurikulum memiliki peran yang sangat signifikan dalam bidang pendidikan. Tanpa kurikulum yang tepat, peserta didik tidak akan mencapai hasil belajar yang diinginkan. Kurikulum juga bisa diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan lingkungan, sehingga bersifat dinamis dan bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman. 


Namun, pergantian kurikulum ini juga mempunyai pengaruh terhadap pendidikan, termasuk bagi pendidikan di Indonesia. Lalu, apa yang dimaksud dengan kurikulum itu sendiri? Apa sebenarnya tujuan dan fungsi dari kurikulum? Komponen apa saja yang terdapat dalam kurikulum? Apa saja jenis-jenis kurikulum? Bagaimana sejarah pergantian kurikulum di Indonesia? Dan apa pengaruh pergantian kurikulum terhadap pendidikan di Indonesia? Semua hal tersebut dan yang berkaitan dengan hal tersebut akan bahas disini.

A. Pengertian kurikulum
1. Menurut bahasa
Pada zaman Yunani kuno, istilah kurikulum pertama kali digunakan dalam dunia olahraga. Kata tersebut berasal dari curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu, kurikulum diibaratkan sebagai lintasan yang harus dijalani oleh seorang pelari. Orang menyebutnya sebagai tempat di mana mereka dapat berpacu atau berlari dari awal hingga akhir untuk mendapatkan medali atau penghargaan. 

Setelah itu, konsep itu diterapkan di sektor pendidikan dalam bentuk sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa mulai dari awal hingga akhir program pendidikan untuk meraih penghargaan berupa ijazah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan. 

2. Menurut para ahli
Berikut merupakan pengertian kurikulum menurut para ahli:

a. Ralph W. Tyler
Kurikulum mencakup tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pengalaman pendidikan yang disediakan untuk mencapai tujuan, cara mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif, serta indikator penentu bahwa tujuan tersebut telah tercapai.

b. Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan
Kurikulum ialah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.

c. Harsono (2005)
Kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang diekspresikan melalui praktik.

d. Prof. Dr. S. Nasution, M. A.
Kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah/lembaga pendidikan.

e. Murray print
Kurikulum merupakan ruang pembelajaran yang terencana, dan diberikan langsung kepada siswa oleh lembaga pendidikan, yang dapat dinikmati sesuai penerapannya.

3. Menurut UU No 20 tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

B. Tujuan kurikulum
Beberapa tujuan dari kurikulum pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pendidikan
Bertujuan untuk menetapkan arah yang jelas dalam proses pembelajaran. Tujuan pendidikan ini akan berfungsi sebagai pedoman dalam merancang kegiatan belajar serta mengevaluasi hasil yang diperoleh oleh siswa. Tujuan pendidikan diuraikan dalam bentuk kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Kompetensi ini meliputi tiga aspek, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian, proses pembelajaran dapat difokuskan untuk mencapai kompetensi-kompetensi tersebut.

2. Memfasilitasi pemahaman dan penguasaan materi
Memiliki tujuan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar memahami konsep dan materi pelajaran dengan baik. Menyajikan materi pelajaran yang relevan dan penting untuk memastikan siswa memahami konsep dan informasi yang diajarkan. Oleh karena itu, ini melibatkan perencanaan pembelajaran, pemilihan sumber daya, dan metode pengajaran yang efisien. Kurikulum menawarkan berbagai metode pengajaran yang efektif, termasuk diskusi, praktikum, dan pemanfaatan media pembelajaran. Selain itu, evaluasi dilakukan secara rutin untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa.

3. Membangun keterampilan siswa
Fokus utama kurikulum adalah mengembangkan keterampilan siswa, termasuk keterampilan akademik dan keterampilan kehidupan. Keterampilan akademik mencakup kemampuan membaca, menulis, berhitung, berpikir kritis, berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan bekerja sama. Kurikulum disusun untuk memberikan peluang kepada siswa agar dapat melatih keterampilan-keterampilan tersebut melalui beragam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, dalam proyek kelompok, siswa diajak untuk berkolaborasi dan mengatasi masalah bersama.

4. Mengembangkan sikap dan nilai-nilai positif 
Bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang memiliki akhlak mulia, bertanggung jawab, serta peduli terhadap lingkungan. Membentuk sikap positif dan mengembangkan nilai-nilai yang diinginkan dalam siswa, termasuk integritas, kerjasama, tanggung jawab, toleransi, dan menghargai keberagaman. 

5. Memahami minat, kebutuhan dan perkembangan siswa
Menyesuaikan proses pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik masing-masing individu siswa. Guru melakukan penilaian untuk memahami minat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Hasil dari penilaian ini digunakan sebagai dasar untuk merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa. Hal tersebut, melibatkan pendekatan diferensiasi untuk menjamin bahwa semua siswa mampu belajar dengan efektif. 

6. Menyiapkan siswa untuk kehidupan dan karier
Memberikan fondasi yang kuat bagi siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan dan mempersiapkan mereka untuk karier di masa depan. Hal ini melibatkan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan teknologi informasi, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi yang efektif. 

C. Fungsi kurikulum
Fungsi kurikulum dalam pendidikan memegang peranan penting bagi berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan. Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, dapat dibedakan beberapa fungsi kurikulum:

1. Bagi siswa:
a. Membantu siswa mempersiapkan dan mengukur keterampilan mereka
Kurikulum menyajikan sebuah gambaran yang jelas mengenai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada setiap tahap pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami ekspektasi yang dibebankan kepada mereka dan memusatkan upaya pembelajaran pada area yang memerlukan perbaikan. Di samping itu, kurikulum juga menyediakan berbagai bentuk penilaian yang memungkinkan siswa untuk melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar mereka. Dengan demikian, siswa dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka serta menetapkan tujuan pembelajaran yang lebih spesifik.

b. Memudahkan siswa dalam merencanakan jadwal belajarnya
Kurikulum menyajikan suatu kerangka yang jelas mengenai materi pelajaran serta urutan proses pembelajaran. Dengan pemahaman terhadap urutan materi tersebut, siswa dapat merencanakan jadwal belajar yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, kurikulum modern umumnya menawarkan fleksibilitas kepada siswa untuk memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengatur jadwal belajar yang sejalan dengan gaya belajar yang mereka miliki.

c. Membantu siswa memperoleh pengalaman baru
Kurikulum dirancang dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang beragam, yang mencakup proyek, diskusi kelompok, eksperimen, dan kunjungan lapangan. Pendekatan ini berkontribusi dalam membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan yang relevan dengan dunia kerja serta kehidupan sehari-hari. Selain itu, kurikulum ini mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

2. Bagi guru:
a. Sebagai pedoman pembelajaran di dalam dan di luar kelas
Kurikulum berfungsi sebagai landasan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian. RPP memberikan pedoman bagi para pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di ruang kelas. Kurikulum menyediakan kerangka kerja untuk merancang berbagai kegiatan belajar yang menarik dan efektif, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.

b. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan menilai siswa
Kurikulum menjamin bahwa materi pelajaran yang disampaikan memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Kurikulum juga menyediakan beragam instrumen penilaian yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengukur pencapaian belajar siswa secara objektif.

c. Pedoman pelaksanaan proses kegiatan pengajaran dan pendidikan
Kurikulum menetapkan norma-norma proses pembelajaran yang perlu dipatuhi oleh para pendidik. Norma-norma ini mencakup berbagai aspek, antara lain pengelolaan kelas, interaksi antara guru dan siswa, serta penggunaan media pembelajaran.

3. Bagi kepala sekolah:
a. Sebagai pedoman pengelolaan sistem pendidikan
Kurikulum memberikan pedoman bagi pengembangan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Kurikulum berfungsi sebagai landasan dalam pengalokasian sumber daya sekolah, seperti tenaga pengajar, sarana dan prasarana, serta anggaran.

b. Pedoman pengawasan dan indikator keberhasilan akademik
Kurikulum menyajikan indikator keberhasilan yang dapat dimanfaatkan untuk menilai efektivitas program pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kualitas pendidikan di sekolah.

4. Bagi masyarakat:
Kurikulum disusun dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh dunia kerja serta masyarakat. Sebuah kurikulum yang berkualitas akan mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif, sehingga mampu menciptakan ide-ide baru yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Kurikulum memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa, sehingga generasi muda dapat menghargai serta mengawetkan warisan budaya nenek moyang mereka. Selain itu, kurikulum juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan adanya kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan global, termasuk isu-isu seperti perubahan iklim, kemajuan teknologi, dan globalisasi.

5. Bagi pemerintah dan negara
Membantu menyebarkan pendidikan di seluruh negara dan memberikan arahan serta pendidikan kepada siswa agar mereka dapat menjadi individu yang pintar, berpengetahuan luas, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan siap untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. 

Fungsi kurikulum juga mencakup pengukuran kemampuan pribadi peserta didik dan konsumsi pendidikan, serta sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum juga memberikan acuan yang jelas dalam proses pembelajaran, memberikan referensi bagi siswa dalam belajar, dan membentuk standar pendidikan di Indonesia. Program ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan yang mempersiapkan Anda untuk melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi

D. Komponen kurikulum
Menurut berbagai ahli, komponen-komponen kurikulum bisa bervariasi namun pada dasarnya terdiri dari beberapa elemen kunci. Beberapa ahli pendidikan membagi komponen kurikulum menjadi empat elemen, yaitu tujuan, materi, strategi, dan evaluasi. 

Di samping itu, terdapat pula pendapat yang menyebutkan bahwa terdapat lima elemen utama dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi atau materi, media (sarana dan prasarana), strategi, dan proses pembelajaran. Kelima komponen tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing komponen kurikulum:

1. Tujuan
Tujuan yang harus dicapai dengan melaksanakan kurikulum. Tujuan kurikulum dapat diuraikan menjadi tujuan pembelajaran umum untuk satu semester atau tujuan pembelajaran yang lebih spesifik. 

2. Isi atau materi
Terkait dengan pengalaman belajar yang perlu dimiliki oleh siswa. Isi kurikulum mencakup semua aspek yang berkaitan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang secara umum disajikan dalam setiap mata pelajaran, serta aktivitas dan keterlibatan siswa. 

3. Strategi
Strategi pembelajaran sepenuhnya ditentukan oleh guru yang melaksanakan kurikulum dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, materi yang akan disampaikan, serta kecocokannya dengan tingkat perkembangan siswa. 

4. Evaluasi
Ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi kurikulum secara menyeluruh. Evaluasi kurikulum dapat digunakan sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum. 

E. Jenis-jenis kurikulum
Terdapat beberapa jenis kurikulum, antara lain:

1. Kurikulum ideal
Kurikulum memiliki tujuan untuk diimplementasikan sebagai acuan atau pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. Contoh: Sebuah kurikulum yang fokus pada pengembangan semua potensi siswa, mencakup aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik, sambil memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang mereka miliki.

2. Kurikulum aktual
Kurikulum yang benar-benar diterapkan di lapangan. Ini merupakan manifestasi nyata dari kurikulum ideal yang telah disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada. Guru dapat melaksanakan kurikulum yang relevan sesuai dengan kondisi saat ini. Contoh: Kurikulum 2013 yang telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Kurikulum ini merupakan hasil dari revisi kurikulum yang terdahulu dan telah disesuaikan dengan keadaan pendidikan yang ada di Indonesia.

3. Kurikulum terbuka
Kurikulum terbuka merupakan jenis kurikulum yang menawarkan fleksibilitas kepada guru dan siswa dalam menentukan materi, metode, serta evaluasi pembelajaran, sekaligus mendorong inisiatif dan kreativitas. Kurikulum yang memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Contoh: Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kebebasan yang lebih luas bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi lingkungan sekolah.

4. Kurikulum tertutup
Kurikulum tertutup adalah kurikulum yang bersifat sangat kaku dan tidak dapat diubah, dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, metode pengajaran, materi pelajaran, sistem evaluasi, dan aspek lainnya yang tidak bisa diganggu gugat. Contoh: Kurikulum di era Orde Baru cenderung sangat sentralistik dan berfokus pada penguasaan pengetahuan yang bersifat faktual.

5. Kurikulum mata pelajaran
Kurikulum menyajikan bahan pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran atau bidang studi yang berbeda. Contoh: Kurikulum yang mengelompokkan pembelajaran ke dalam berbagai mata pelajaran, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Sejarah, dan lain-lain.

6. Kurikulum berkorelasi
Kurikulum yang menghubungkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Contoh: Sebuah proyek pembelajaran tematik yang menggabungkan beragam mata pelajaran dalam satu tema, seperti misalnya proyek mengenai lingkungan hidup yang melibatkan mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Seni.

Jenis kurikulum yang digunakan dapat mempengaruhi mutu pendidikan di suatu sekolah.

E. Alasan pergantian dan pembaruan kurikulum 
Sebelum kita membahas mengenai Sejarah pergantian kurikulum di Indonesia kita perlu mengetahui alasan kurikulum harus berubah dan diperbarui. Ada beberapa alasan mengapa perubahan dan pembaruan kurikulum diperlukan, antara lain: 

1. Menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman 
Diperlukan perubahan kurikulum agar pendidikan dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman yang terus berkembang. Kurikulum perlu mengintegrasikan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai budaya yang sesuai dengan kehidupan saat ini.

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 
Tujuan pembaruan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperkenalkan metode pengajaran yang lebih efektif, inovatif, dan interaktif. Menghadapi tantangan masa depan, kurikulum yang diperbaharui dapat mendorong pembelajaran berbasis keterampilan (skill-based learning) untuk menyiapkan peserta didik. 

3. Memenuhi Kebutuhan Siswa 
Setiap murid memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda. Kurikulum yang disesuaikan dengan keberagaman siswa memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya. 

4. Mengantisipasi Perubahan Global 
Pertimbangan terhadap perkembangan global, seperti perubahan ekonomi, politik, dan sosial, juga harus menjadi bagian dari perubahan kurikulum. Penyesuaian kurikulum dapat membantu mengatasi tantangan global dan mempersiapkan generasi mendatang untuk berperan aktif dalam lingkungan yang lebih luas. 

5. Optimalisasi penggunaan sumber daya
Pembaruan kurikulum juga dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya pendidikan seperti buku pelajaran, peralatan teknis dan fasilitas yang ada. Dengan kurikulum yang tepat, sumber daya dapat digunakan secara lebih efektif.

F. Faktor yang mempengaruhi pergantian kurikulum
Banyak faktor kompleks yang mempengaruhi perubahan kurikulum. Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum antara lain:

1. Perkembangan IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung mempengaruhi perubahan kurikulum. Mengembangkan pengetahuan baru memerlukan penyempurnaan dan pemutakhiran subjek agar dapat mengikuti perkembangan saat ini.

2. Kebutuhan dalam dunia usaha
Dunia kerja juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum. Kurikulum harus mampu mempersiapkan lulusan untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

3. Persyaratan global dan standar internasional
Tuntutan global dan standar internasional dalam dunia pendidikan juga mempengaruhi perubahan kurikulum. Ketika standar global diadopsi, kurikulum harus dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan internasional.

4. Konsultasi dan partisipasi dengan pemangku kepentingan
Partisipasi pemangku kepentingan seperti guru, orang tua, siswa, pakar pendidikan dan pemerintah penting dalam merancang perubahan kurikulum. Mendengar masukan dari berbagai pihak membantu terciptanya kurikulum yang mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

5. Evaluasi dan penelitian pendidikan
Evaluasi dan penelitian pendidikan berperan penting dalam menentukan efektivitas kurikulum yang ada. Hasil evaluasi dan penelitian membantu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kurikulum yang dapat digunakan untuk perubahan.

H. Sejarah pergantian kurikulum di Indonesia
Sejarah perubahan kurikulum di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak kemerdekaan hingga saat ini. Berikut beberapa perubahan kurikulum terkait tahun tersebut.

1. Kurikulum 1947
Ini merupakan kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan cukup bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Kemudian Pancasila ditetapkan sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini disebut juga RPP 1947, namun baru diperkenalkan pada tahun 1950.

Sejak kurikulum ini diciptakan pada masa kemerdekaan Indonesia baru-baru ini, pendidikan yang diajarkan lebih ditekankan pada pembentukan karakter yang setara dengan Indonesia merdeka, berdaulat, dan bangsa-bangsa lain di tanah air. Fokus kurikulum (1947) bukanlah pendidikan spiritual, tetapi hanya pendidikan karakter, kesadaran bernegara dan sosial.

2. Kurikulum 1952
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya karena setiap mata pelajaran dituangkan dalam apa yang disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini mengarah pada sistem pendidikan Indonesia karena setiap pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam silabus mata pelajaran disebutkan dengan jelas bahwa guru hanya mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964
Pada tahun 1964, pemerintah menetapkan kembali kurikulum yang disebut Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum tersebut ditandai dengan keinginan pemerintah agar masyarakat memperoleh pengetahuan akademis untuk persiapan memasuki sekolah dasar. Dengan demikian pembelajaran menitikberatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, intelektual, emosional atau seni, kepribadian (keterampilan) dan pengembangan fisik.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama di era orde baru. Hal ini bersifat politis dan bertujuan untuk menggantikan rencana pendidikan tahun 1964, yang selama ini digambarkan sebagai produk orde lama. Tujuan kurikulum ini adalah membentuk manusia Pancasila yang sejati, kuat dan sehat jasmani dengan meningkatkan kecerdasan dan kemampuan jasmani, akhlak, budi pekerti, dan keyakinan agama. Kurikulum 1968 merupakan wujud perubahan orientasi menuju implementasi murni UUD 1945.

Isi mata pelajaran biasanya bersifat teoritis, tidak berkaitan dengan permasalahan nyata di lapangan. Fokus utamanya adalah pada materi apa yang pantas untuk ditawarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan. Isi pelatihan ditujukan pada kegiatan yang meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta mengembangkan tubuh yang sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975
Kemudian pada tahun 1975, pemerintah menyempurnakan kurikulum 1968. Kurikulum tersebut menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pengembangan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan saat itu, kurikulum ini lahir di bawah pengaruh konsep manajemen MBO (management by objective). Metode pengajaran, materi dan tujuan dirinci dalam PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) yang disebut satuan pelajaran, yaitu rencana pembelajaran untuk setiap unit diskusi.

6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mempunyai pendekatan berbasis kompetensi. Meskipun pendekatan berbasis proses adalah prioritasnya, tujuan tetap menjadi faktor penting. Kurikulum ini sering disebut dengan Kurikulum Lanjutan 1975. Kedudukan siswa ditetapkan sebagai subjek yaitu mulai dari observasi, pengelompokan, diskusi hingga pelaporan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994
Pemerintah memperbarui kurikulum tahun 1994 sebagai upaya untuk menyelaraskan kurikulum sebelumnya, khususnya kurikulum 1975 dan 1984. Namun harmonisasi tujuan dan proses nampaknya belum berhasil. Hal ini menimbulkan banyak kritik karena beban belajar siswa dinilai terlalu banyak berubah dari muatan nasional ke muatan lokal seperti bahasa daerah, seni, keterampilan daerah, dan lain-lain.

8. KBK (Kurikulum Berbasis Komputer)
Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menggantikan Kurikulum 1994. Kurikulum berbasis kompetensi harus mencakup tiga unsur utama yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dan pengembangan pembelajaran.

KBK mempunyai keistimewaan yang menekankan pada pencapaian hasil belajar siswa dan kompetensi yang berorientasi pada keberagaman, baik secara individual maupun klasikal. Berbagai pendekatan dan metode digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar tidak hanya guru saja, tetapi juga sumber belajar yang memenuhi unsur pendidikan lainnya.

9. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004, yang jelas yang membedakan adalah kewenangan yang melatarbelakangi penyusunannya yaitu semangat desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, negara menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut untuk mampu mengembangkan kurikulum dan penilaiannya sendiri sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan seluruh mata pelajaran dikumpulkan dalam suatu alat kerja. Kurikulum ini disebut juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. K-13 (Kurikulum 2013) 
Kurikulum ini menggantikan kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 mempunyai tiga aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Pada Kurikulum 2013 khususnya pada materi pembelajaran, materi diorganisasikan dan materi ditambah. Materi yang disederhanakan disajikan dalam Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dll, sedangkan materi tambahannya adalah Matematika.

11. K-13 Revisi (Kurikulum 2013 Revisi)
Kurikulum versi Revisi (2013) telah diterapkan secara nasional sejak tahun ajaran 2016/2017. Tujuan dari kurikulum 2013 yang diperbarui adalah untuk memudahkan guru dalam menilai siswa, dan kurikulum tersebut masih merupakan versi terbaru dari kurikulum 2013 yang berlaku secara nasional. Kurikulum 2013 versi revisi telah diterapkan di beberapa sekolah Indonesia seperti SMKN 1 Bancak dan SMAN 1 Tuntang sejak tahun ajaran 2016/2017.

12. Kurikulum merdeka
Dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, kurikulum ini memberikan kebebasan kepada guru untuk menciptakan pengajaran berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan dan pembelajaran siswanya. Kurikulum dirancang serbaguna dan optimal, sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk mempelajari materi penting dan mengembangkan keterampilan.

Kurikulumnya didasarkan pada lima prinsip pembelajaran, yang meliputi kemandirian, transformatif, kebersamaan, pemberdayaan, dan berkelanjutan. Kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi learning loss dan meningkatkan hasil pembelajaran di bidang literasi dan numerasi.

Kurikulum tersebut didukung oleh beberapa platform, seperti platform Merdeka Mengajar yang memberikan pelatihan kepada guru dan berbagai referensi pengajaran untuk mengembangkan praktik pengajaran yang sesuai dengan kurikulum Merdeka. Selain itu, Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) menyediakan akses ke berbagai buku teks kurikulum mandiri yang dapat diunduh secara gratis.


I. Pengaruh pergantian kurikulum terhadap pendidikan di Indonesia
Perubahan kurikulum di Indonesia mempunyai dampak positif dan negatif terhadap pendidikan. Telah terjadi beberapa kali perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan Indonesia, dan proses perubahan kurikulum tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Dampak positif dari perubahan kurikulum adalah siswa dapat belajar sesuai perkembangan saat ini sehingga meningkatkan kualitas pengajaran.

Namun dampak negatif dari perubahan kurikulum adalah dapat menimbulkan masalah seperti menurunnya prestasi siswa akibat perubahan kurikulum yang cepat. Perubahan kurikulum juga dapat menurunkan motivasi siswa sehingga dapat mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. Menurut beberapa ahli, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari sempurna. Faktor penyebabnya adalah perubahan kurikulum yang cepat, kinerja guru dan siswa yang buruk, serta fasilitas yang tidak memadai.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, perlu dilaksanakan program-program yang dapat memberikan dampak positif terhadap sistem pendidikan khususnya di daerah terpencil. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum terbaru yang diluncurkan di Indonesia yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan keterampilan siswa pada materi inti, pengembangan karakter dan kompetensi. Penerapan kurikulum ini diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menyelidiki permasalahan faktual, menjadikan pendidikan lebih bermakna dan interaktif.

Penutup:
Perubahan kurikulum seringkali memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap mutu pendidikan. Berikut beberapa kesimpulan mengenai pengaruh kurikulum terhadap pendidikan di Indonesia:

1. Pengaruh positif
Pergantian kurikulum dapat memberikan dampak positif karena siswa dapat belajar mengikuti perkembangan yang semakin maju. Selain itu, perubahan kurikulum juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Pengaruh negatif
Pergantian kurikulum juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti menurunnya prestasi siswa. Dalam hal ini, perubahan kurikulum yang cepat menimbulkan permasalahan baru, misalnya menurunnya prestasi siswa. Selain itu, perubahan kurikulum seringkali menimbulkan tantangan dalam implementasinya, terutama dalam hal implementasi komprehensif oleh guru.

3. Pentingnya penerapan yang komprehensif
Kekhawatiran utama adalah pentingnya penerapan pedagogi secara komprehensif ketika mengubah kurikulum. Termasuk di dalamnya pengembangan sarana dan prasarana serta sumber daya pendukung pembelajaran agar perubahan kurikulum dapat terlaksana dengan baik.

4. Kesadaran bahwa perubahan kurikulum selalu terjadi
Kebijakan pergantian kurikulum harus segera dibenahi sehingga menjadi cambuk untuk mencapai hasil yang lebih baik dan berdaya saing dalam dunia pendidikan baik nasional maupun internasional.

Secara umum, perubahan kurikulum membawa dampak positif dan negatif terhadap pendidikan Indonesia. Penting untuk memastikan implementasi yang komprehensif dan mempersiapkan guru untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum dengan baik.

Mungkin ini saja yang dapat penulis sampaikan pada pembahasan kita kali ini. Penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyampaian materi pada kesempatan kali ini. Semoga pendidikan Indonesia jauh lebih baik lagi. Terimakasih atas kunjungannya ke blog ini. Sekian dan terimakasih.

Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia