Bersikap jujur dan amanah dalam setiap sendi-sendi kehidupan


Di zaman yang penuh dinamika kompleks dan tuntutan hidup yang semakin meningkat, kejujuran dan kehandalan merupakan nilai-nilai inti yang menunjang kesuksesan individu dan sosial. Nilai yang kedua ini bukan sekedar standar moral, namun juga landasan yang menopang seluruh aspek kehidupan.

Lalu, apa yang dimaksud dengan jujur dan amanah? Apa saja macam-macam sifat jujur dalam Islam? Bagaimana ciri-ciri orang jujur? Apa saja ciri-ciri dan jenis-jenis amanah? Bagaimana cara kita menerapkan jujur dan amanah dalam kehidupan sehari-hari? Apa hikmah yang dapat kita peroleh jika kita berlaku jujur dan amanah? Dan apa hubungan antara sikap jujur dan amanah dalam kehidupan sehari-hari? Itu semua akan kita bahas disini.


1. Bersikap jujur
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk selalu jujur terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri. Perintah berperilaku jujur tidak hanya terdapat dalam Al-Qur'an, namun juga terdapat dalam Hadist Rasulullah. Allah selalu memerintahkan umatnya untuk berkata jujur, meski bertentangan dengan kepentingannya sendiri.

A. Pengertian jujur
Kata jujur berarti perkataan kebenaran dalam setiap situasi dan keadaan. Kejujuran juga bisa berarti menepati janji, baik tertulis maupun tidak tertulis. Selain menepati janji, memberikan pendapat dan nasehat yang benar disebut dengan kejujuran. 

Kejujuran juga dapat diartikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan ikhlas dan dengan kemampuan terbaik. Sekalipun Anda melakukan pekerjaan tanpa pengawasan orang lain, Anda harus tetap melakukannya dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang mempunyai hak tersebut dapat disebut juga dengan perilaku jujur. Perilaku jujur merupakan ciri orang beriman. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an yang berbunyi: 

ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ุฑِุฌَุง ู„ٌ ุตَุฏَู‚ُูˆْุง ู…َุง ุนَุงู‡َุฏُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ุนَู„َูŠْู‡ِ ۚ ูَู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู…َّู†ْ ู‚َุถٰู‰ ู†َุญْุจَู‡ٗ ۙ ูˆَู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู…َّู†ْ ูŠَّู†ْุชَุธِุฑُ ۖ ูˆَู…َุง ุจَุฏَّู„ُูˆْุง ุชَุจْุฏِูŠْู„ًุง(ูขูฃ) ู„ِّูŠَุฌْุฒِูŠَ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุงู„ุตّٰุฏِู‚ِูŠْู†َ ุจِุตِุฏْู‚ِู‡ِู…ْ ูˆَูŠُุนَุฐِّุจَ ุงู„ْู…ُู†ٰูِู‚ِูŠْู†َ ุงِู†ْ ุดَุงุٓกَ ุงَูˆْ ูŠَุชُูˆْุจَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ۗ ุงِู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูƒَุง ู†َ ุบَูُูˆْุฑًุง ุฑَّุญِูŠْู…ًุง(ูขูค) 

Artinya:"(23.)Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), (24)agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima tobat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Al-Ahzab surah ke 33: Ayat 23-24)

Umat Islam yang berperilaku jujur akan mendapat pahala yang besar. Hal ini sebagaimana firman Allah yang berbunyi: 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุงِู†َّ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ْู…ُุณْู„ِู…ٰุชِ ูˆَุง ู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ْู…ُุคْู…ِู†ٰุชِ ูˆَุง ู„ْู‚ٰู†ِุชِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ْู‚ٰู†ِุชٰุชِ ูˆَุง ู„ุตّٰุฏِู‚ِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ุตّٰุฏِู‚ٰุชِ ูˆَุง ู„ุตّٰุจِุฑِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ุตّٰุจِุฑٰุชِ ูˆَุง ู„ْุฎٰุดِุนِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ْุฎٰุดِุนٰุชِ ูˆَุง ู„ْู…ُุชَุตَุฏِّู‚ِูŠْู†َ ูˆَ ุงู„ْู…ُุชَุตَุฏِّู‚ٰุชِ ูˆَุง ู„ุตَّุงุٓฆِู…ِูŠْู†َ ูˆَุง ู„ุตّٰุٓฆِู…ٰุชِ ูˆَุง ู„ْุญٰูِุธِูŠْู†َ ูُุฑُูˆْุฌَู‡ُู…ْ ูˆَุง ู„ْุญٰู€ูِุธٰุชِ ูˆَุง ู„ุฐّٰูƒِุฑِูŠْู†َ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَّ ุงู„ุฐّٰูƒِุฑٰุชِ ۙ ุงَุนَุฏَّ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ู„َู‡ُู…ْ ู…َّุบْูِุฑَุฉً ูˆَّุงَุฌْุฑًุง ุนَุธِูŠْู…ًุง

Artinya:"Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."(QS. Al-Ahzab surah ke 33: Ayat 35)

Orang yang bertakwa adalah orang yang berkata jujur. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุง ู„َّุฐِูŠْ ุฌَุงุٓกَ ุจِุง ู„ุตِّุฏْู‚ِ ูˆَุตَุฏَّู‚َ ุจِู‡ٖۤ ุงُูˆู„ٰุٓฆِูƒَ ู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ُูˆْู†َ(ูฃูฃ) ู„َู‡ُู…ْ ู…َّุง ูŠَุดَุงุٓกُูˆْู†َ ุนِู†ْุฏَ ุฑَุจِّู‡ِู…ْ ۗ ุฐٰู„ِูƒَ ุฌَุฒٰٓ ุคُ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠْู†َ(ูฃูค) ู„ِูŠُูƒَูِّุฑَ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ุงَุณْูˆَุงَ ุงู„َّุฐِูŠْ ุนَู…ِู„ُูˆْุง ูˆَูŠَุฌْุฒِูŠَู‡ُู…ْ ุงَุฌْุฑَู‡ُู…ْ ุจِุงَ ุญْุณَู†ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูƒَุง ู†ُูˆْุง ูŠَุนْู…َู„ُูˆْู†َ(ูฃูฅ)

Artinya:"(33.)Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. (34.)Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,(35.)agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan."(QS. Az-Zumar surah ke 39: Ayat 33-35)

Kejujuran adalah perilaku yang menekankan objektivitas dalam evaluasi atau pengambilan keputusan. Jujur juga berarti tidak merampas hak orang lain atau berbuat curang. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَูŠْู„ٌ ู„ِّู„ْู…ُุทَูِّูِูŠْู†َ(ูก) ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงِุฐَุง ุงูƒْุชَุง ู„ُูˆْุง ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุง ุณِ ูŠَุณْุชَูˆْูُูˆْู†َ(ูข) ูˆَุงِ ุฐَุง ูƒَุง ู„ُูˆْู‡ُู…ْ ุงَูˆْ ูˆَّุฒَู†ُูˆْู‡ُู…ْ ูŠُุฎْุณِุฑُูˆْู†َ(ูฃ) ุงَ ู„َุง ูŠَุธُู†ُّ ุงُูˆู„ٰุٓฆِูƒَ ุงَู†َّู‡ُู…ْ ู…َّุจْุนُูˆْุซُูˆْู†َ(ูค) ู„ِูŠَูˆْู…ٍ ุนَุธِูŠْู…ٍ(ูฅ)ูŠَّูˆْู…َ ูŠَู‚ُูˆْู…ُ ุงู„ู†َّุง ุณُ ู„ِุฑَุจِّ ุงู„ْุนٰู„َู…ِูŠْู†َ(ูฆ) 

Artinya:"(1.)Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (2.)(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,(3.)dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.(4.)Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,(5.)pada suatu hari yang besar,(6.)(Yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.(QS. Al-Muthaffifiin surah ke 83: Ayat 1-6)

Perintah berperilaku jujur juga tertulis dalam Hadits Rasulullah. Rasulullah bersabda bahwa perilaku jujur membawa kita pada kebaikan. Hadits tersebut berbunyi: 

Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai pendusta.”(HR Bukhari dan Muslim)

Kewajiban berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadits lainnya yang berbunyi:“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, Karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.(HR Ibnu Hibban)

Seperti kata pepatah, “Kejujuran adalah hal yang berharga”, memang benar adanya. Bersikap jujur itu sangat sulit, apalagi bagi diri sendiri. Tidak semua orang senang dengan kejujuran, namun kejujuran tidak selalu membuat orang bahagia, ada juga kejujuran yang bisa menyakiti hati orang. Tak hanya menyakiti hati orang lain, kejujuran bahkan bisa membuat kita dibbenci orang lain.

Orang jujur pasti akan mengakui kesalahan yang diperbuatnya, apalagi jika kita merasa bersalah karena menyakiti hati orang lain. Dengan bersikap jujur, Anda dapat mengurangi masalah dan tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Ketika orang terbiasa berbohong dalam hidupnya, tentu sangat sulit untuk jujur dan mereka selalu terdorong untuk melakukan kebohongan lainnya.

B. Macam-macam sifat jujur dalam Islam
1. Shiddiq Al qalbi
Shiddiq Al-Qalbi adalah karakter jujur yang digunakan orang dalam niatnya. Niat tentunya dengan keikhlasan dalam melakukan perbuatannya. Perbuatan harus dilandasi niat baik, niat untuk beribadah hanya kepada Allah. Jika amal tidak didasari oleh ibadah kepada Allah maka pahala atas amal yang dilakukan akan hilang.

Hal ini sebagaimana hadits yang berbunyi: "Kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-Mu.” Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR Al Hakim)

2. Shiddiq Al-Hadits
Shiddiq Al-Hadits adalah karakter jujur yang diterapkan orang pada perkataannya. Umat Islam selalu diminta untuk menjaga perkataan mereka. Kata-kata yang diucapkan adalah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan menyebabkan lebih banyak kebohongan. Allah memerintahkan orang beriman untuk berkata jujur. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur'an yang berbunyi: 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰูۤ€ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ูˆَู‚ُูˆْู„ُูˆْุง ู‚َูˆْู„ًุง ุณَุฏِูŠْุฏًุง 

Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,"(QS. Al-Ahzab surah ke 33: Ayat 70)

3. Shiddiq Al-Amal
Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang diwujudkan manusia dalam melakukan segala tindakannya. Kejujuran dalam menjalankan perbuatan berada pada level yang sangat tinggi. Orang yang jujur dalam melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak mempunyai apa-apa dalam hatinya, tidak mengharapkan pujian dari manusia melainkan hanya mengharapkan pujian dari Allah.

orang jujur tidak segan-segan berbuat baik. Sebagaimana yang tertera dalam Al Qur'an yang berbunyi: 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุงِู†َّู…َุง ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆْู†َ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ุจِุง ู„ู„ّٰู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ِู‡ٖ ุซُู…َّ ู„َู…ْ ูŠَุฑْุชَุง ุจُูˆْุง ูˆَุฌَุงู‡َุฏُูˆْุง ุจِุงَ ู…ْูˆَุง ู„ِู‡ِู…ْ ูˆَุงَ ู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ูِูŠْ ุณَุจِูŠْู„ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ۗ ุงُูˆู„ٰุٓฆِูƒَ ู‡ُู…ُ ุงู„ุตّٰุฏِู‚ُูˆْู†َ

Artinya:"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."(QS. Al-Hujurat surah ke 49: Ayat 15)

4. Shiddiq Al-wa’d
Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan manusia ketika menepati janjinya kepada orang lain. Janji tidak hanya pada orang lain, tapi juga pada diri sendiri. Misalnya, jika seseorang mendapat kekayaan dari segala kerja keras dan janji memberi sebagian hasil keringatnya kepada fakir miskin, maka ia dianggap jujur dan menepati janjinya.

Hal ini telah Allah tuliskan dalam Al Qur'an yang berbunyi: 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ุฑِุฌَุง ู„ٌ ุตَุฏَู‚ُูˆْุง ู…َุง ุนَุงู‡َุฏُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ุนَู„َูŠْู‡ِ ۚ ูَู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู…َّู†ْ ู‚َุถٰู‰ ู†َุญْุจَู‡ٗ ۙ ูˆَู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู…َّู†ْ ูŠَّู†ْุชَุธِุฑُ ۖ ูˆَู…َุง ุจَุฏَّู„ُูˆْุง ุชَุจْุฏِูŠْู„ًุง 

Artinya:"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),"(QS. Al-Ahzab surah ke 33: Ayat 23)

5. Shiddiq Al-Hall
Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan manusia dalam segala hal yang dilakukannya. Misalnya jujur dalam berpendapat, jujur dalam bekerja, jujur dalam diberi wewenang, dan tidak ada rasa iri atau dengki dalam hatinya. Jika seseorang berperilaku jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka ia akan ditunjukkan jalan kebaikan.

Hal ini sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits yang berbunyi: 

“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR Bukhari dan Muslim)

C. Ciri-ciri orang yang jujur
Jika Anda ingin melihat apakah seseorang berperilaku jujur atau tidak, Anda bisa melihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri perilaku jujur adalah sebagai berikut: 
1. Mengatakan yang sebenarnya.
2. Selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
3. Tidak ingkar janji kepada orang lain 
4. Selalu beriman terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya.
5. Berusaha untuk bersikap adil.
6. Melakukan suatu hal sesuai dengan perbuatannya.

D. Penerapan sikap jujur dalam kehidupan sehari
Pada dasarnya, Anda bisa melihat seseorang berperilaku jujur dimana saja dan kapan saja. Di bawah ini kami berikan contoh perilaku jujur di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. 

1. Penerapan sikap jujur di rumah
a. Jangan mengambil uang sisa atau uang kembalian saat berbelanja 
b. Selalu mengakui kesalahan ketika melakukan kesalahan 
b. Jangan berbohong kepada anggota keluarga di rumah 
c. Tidak membawa pergi harta benda tanpa izin 
d. Katakan apa adanya dan jangan melebih-lebihkan suatu informasi

2. Penerapan sikap jujur di sekolah
a. Jangan menyontek saat mengerjakan soal ujian 
b. Jangan berbohong tentang pembayaran biaya sekolah 
c. Jangan berbohong kepada teman, guru, dan staf sekolah 
d. Jangan berbohong saat membeli makanan di kantin

3. Penerapan sikap jujur di masyarakat
a. Tidak berbohong atau memfitnah orang lain. 
b. Mengakui kesalahan jika melanggar peraturan lalu lintas. 
c. Tidak menyuap polisi jika mendapat tilang. 
d. Mengembalikan kelebihan uang kembalian.

E. Kisah gadis penjual susu yang jujur
Umar bin Khattab mempunyai banyak kelebihan dalam sifat dan watak serta dalam pemerintahannya. Beliau bukan hanya pemimpin yang berani, tegas, zuhud, dan rendah hati yang mengedepankan penerapan syariat Islam dalam membela kebenaran dan keadilan. Itu sebabnya dia dihormati oleh kawan maupun musuh.

Selain itu, Umar bin Khattab juga mempunyai rasa cinta dan kasih sayang yang besar terhadap fakir miskin. Beliau bersedia untuk melakukan patroli malam secara rahasia untuk melihat kondisi masyarakat dengan mata kepalanya sendiri. Pada suatu malam, beliau dan salah satu pembantunya sedang berpatroli seperti malam-malam sebelumnya. Melewati sebuah rumah kecil dan miskin, Umar bin Khattab merasa curiga saat melihat lampu rumah masih menyala. 

Ternyata, masih ada warga di dalam rumah yang belum tidur. Dia mengunjungi rumah itu dan mencoba mengamati percakapan mereka. Khalifah Umar bin Khattab mencoba mengintip dari balik tembok rumah dan melihat seorang ibu tua dan putrinya sedang memerah susu.

"Ibu, kita hanya mendapatkan beberapa wadah susu saja untuk hari ini, " kata putrinya kepada ibunya. "Nak, campurkan saja susu itu dengan air." Ibunya menyarankan. Gadis itu terheran-heran dan menatap wajah ibunya yang sudah tua. "Tidak Bu, Khalifah melarang keras menjual susu yang dicampur dengan air." Tegas anak tersebut dengan cepat. 

"Tapi Khalifah tidak ada disini dan beliau tidak tahu" balas ibunya. "Ibu, walaupun tidak ada seorang pun yang tahu. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita walau bagaimanapun kita menyembunyikannya," tegas putrinya kembali. Ibunya hanya menghela nafas panjang. Hatinya kecewa ketika mendengar putrinya tidak mau menuruti sarannya. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia begitu bangga dengan kejujuran putrinya.

"Aku tidak ingin melakukan ketidakjujuran pada waktu ramai maupun sendiri. Ibuku, aku yakin Allah  tetap selalu mengawasi setiap yang kita lakukan setiap saat." Kata putrinya. Sang ibu memasuki kamar tanpa berkata apa-apa, dan gadis itu menyelesaikan pekerjaannya hingga selesai. Di luar rumah, Umar bin Khattab tersenyum kagum kejujuran gadis muda itu.

Kemudian Umar bin Khattab mengajak pembantunya menjauh rumah dan berkata:"kau dengar apa yang dikatakan gadis tadi?" Pembantunya hanya mengangguk tanda mendengar. "Tandai rumah ini karena besok kita akan kembali lagi kesini dan agar tidak lupa rumah yang sentiasa didoakan malaikat ini!" Pesan Umar bin Khattab pada Aslam. 

Umar bin Khattab terkagum dengan apa yang dikatakan oleh gadis tadi. Tidak hanya itu Umar juga berniat melakukan sesuatu. "Siapa gadis itu sebenarnya? Apakah jelmaan malaikat? Keimanannya begitu kuat dan tertanam sempurna."  Ingatan Umar bin Khattab tentang gadis itu diperkuat oleh keimanan dan kejujurannya, dan dia bertanya-tanya tentang kehidupan nyata gadis itu. Ia kemudian meminta Aslam kembali ke rumah untuk menyelidiki gadis itu. 

Pembantunya kemudian mulai menyelidiki gadis itu dengan menemui tetangganya. Beliau mengetahui bahwa rumah itu hanya dihuni oleh dua penghuni, seorang ibu tua yang tidak memiliki suami dan seorang anak perempuan yang berjualan susu di pasar. Aslam segera menyampaikan informasi tersebut kepada khalifahnya. Umar bin Khattab sangat tertarik dengan informasi dan memikirkan ikatan keimanan dari gadis tersebut.

Kemudian dia memanggil semua putra dan putrinya dan menceritakan kepada mereka tentang seorang gadis jujur yang menjual susu dan menawarkannya. "Gadis yang akan ku jodohkan akan menggembirakan pasangannya. Karena gadis akan mendapatkan keturunan yang baik-baik pula. Gadis ini tidak  takut dengan manusia, ia hanya takut kepada Allah yang maha melihat." Kata Umar bin Khattab kepada putra dan putrinya. 

Diantara anak-anaknya, hanya Ashim yang belum menikah. "Ayah, nikahkan aku dengannya. Aku belum beristri." Pinta Ashim kepada Umar bin Khattab yang merupakan ayahnya. "Baiklah, putraku 
Aku nikahkan kau dengan gadis ini. Aku sangat menyukai kejujurannya." Kata Umar bin Khattab. 

Saat Ashim menikah dengan gadis ini, hidup mereka sangat bahagia, penuh cinta dan membahagiakan orang tuanya. Generasi mukmin, ulama, qadi, politisi, pemimpin berwibawa dan khalifah umat akan lahir dari pasangan ini yaitu Umar Abdul Aziz yang kepemimpinannya sangat mirip dengan kakek moyangnya.

F. Hikmah bersikap jujur
Setiap tindakan yang kita ambil mempunyai konsekuensi, sama seperti kejujuran. Umat Islam yang selalu berperilaku jujur diberi keistimewaan khusus oleh Allah. Selain mendapat pahala di akhirat, ada juga balasan di dunia. Berikut hikmah bersikap jujur, yaitu:

1. Kejujuran akan membawa pada hal positif
Orang yang berbuat jujur pasti akan dibimbing kepada hal-hal yang baik. Misalnya bagaimana menjadi lebih bahagia, tidur lebih nyenyak karena tidak ada beban di hati dan lain sebagainya. Sebagaimana yang tertera didalam Al Qur'an yang berbunyi: 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุทَุง ุนَุฉٌ ูˆَّู‚َูˆْู„ٌ ู…َّุนْุฑُูˆْูٌ ۗ ูَุงِ ุฐَุง ุนَุฒَู…َ ุงู„ْุงَ ู…ْุฑُ ۗ ูَู„َูˆْ ุตَุฏَู‚ُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ู„َู€ูƒَุง ู†َ ุฎَูŠْุฑًุง ู„َّู‡ُู…ْ 

Artinya:"(Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."
(QS. Muhammad surah ke 47: Ayat 21)

2. Mendapatkan surga dari Allah
Orang yang selalu bertindak jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Allah bahkan menjanjikan surga kepadanya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ู‚َุง ู„َ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ู‡ٰุฐَุง ูŠَูˆْู…ُ ูŠَู€ู†ْูَุนُ ุงู„ุตّٰุฏِู‚ِูŠْู†َ ุตِุฏْู‚ُู‡ُู…ْ ۗ ู„َู‡ُู…ْ ุฌَู†ّٰุชٌ ุชَุฌْุฑِูŠْ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุงَ ู†ْู‡ٰุฑُ ุฎٰู„ِุฏِูŠْู†َ ูِูŠْู‡َุงۤ ุงَุจَุฏًุง ۗ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุฑَุถُูˆْุง ุนَู†ْู‡ُ ۗ ุฐٰู„ِูƒَ ุงู„ْู€ูَูˆْุฒُ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ُ

Artinya:"Allah berfirman, "Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.""(QS. Al-Ma'idah surah ke 5: Ayat 119)

3. Memiliki banyak teman
Selain mendapat kebaikan di akhirat, orang jujur cenderung mempunyai banyak teman atau sanak saudara. Tentu saja, orang jujur mulai lebih menyukai Anda.


4. Hidup lebih damai dan bahagia
Selain mempunyai lebih banyak teman, orang yang berperilaku jujur akan hidup lebih tenang dan damai karena dampak positif dari jujurdan benar.


5. Lebih percaya diri
Orang yang jujur pada diri sendiri dan orang lain biasanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ini karena dia tidak berbohong ketika ingin mendapatkan sesuatu. Ia percaya bahwa orang jujur tidak mengecewakan.

G. Berbohong demi kebaikan, bolehkah? 
Dalam Islam, berbohong hanya diperbolehkan dalam tiga situasi khusus. Pertama, dalam situasi perang di mana berbohong diperbolehkan sebagai bagian dari strategi perang. Kedua, mendamaikan pihak-pihak yang berseteru, dimana berbohong hanya diperbolehkan demi perdamaian. Ketiga, seorang pria bisa saja berbohong kepada istrinya atau untuk menyenangkan pasangannya dan menjaga keharmonisan rumah tangga.

Ibnu Syihab berkata, “Aku tidaklah mendengar sesuatu yang diberi keringanan untuk berdusta di dalamnya kecuali pada tiga perkara, “Peperangan, mendamaikan yang berselisih, dan perkataan suami pada istri atau istri pada suami (dengan tujuan untuk membawa kebaikan rumah tangga).” (HR. Bukhari no. 2692 dan Muslim no. 2605, lafazh Muslim).

2. Amanah
Kata amanah dalam bahasa sehari-hari dapat diartikan sebagai sikap tanggung jawab. Ketika seseorang mengambil tanggung jawab terhadap setiap tugasnya, ia dipandang sebagai karakter yang dapat dipercaya. Begitu pula sebaliknya, jika ia berbuat curang, maka ia dipandang sebagai orang yang tidak dapat dipercaya dan dipercaya.

A. Pengertian amanah
Amanah merupakan salah satu akhlak yang wajib dimiliki dan dimiliki oleh seorang muslim. Sikap amanah bahkan disebutkan dalam beberapa dalil. Secara harafiah amanah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu kata al-amaanah. Al-amaanah berasal dari kata al-amnu yang berarti ketenangan jiwa dan bebas dari segala ketakutan.

Secara linguistik, kata amanah dapat diartikan sebagai sesuatu yang diyakini, seperti penggunaan kata amanah pada kalimat berikut “titipan adalah amanah”. Dari kalimat tersebut dapat dipahami bahwa makna dari amanah merupakan suatu hal yang dipercaya untuk dijaga dan dipenuhi. Pengertian amanah menurut istilah adalah setiap hak mengikat yang dilaksanakan dan dipelihara dengan baik.

B. Pengertian amanah menurut para ahli
Beberapa ahli juga berpendapat tentang pengertian amanah. Berikut ulasannya.

1. Abdurrahman As-sa'idi
Amanah adalah segala sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang dan diperintahkan untuk dipenuhi.

2. Abul Baqa’ Al-Kaffawi
Kata amanah berarti semua yang diwajibkan kepada setiap hamba. Misalnya zakat, shalat, puasa, menjaga titipan, membayar hutang dan menjaga rahasia.

Bahkan para ulama fiqh telah menyatakan bahwa siapa pun yang diberi amanah, mempunyai kewajiban untuk menjaga amanah tersebut di tempat yang aman. Para ahli fiqih juga menyatakan bahwa amanah tidak mungkin terwujud jika tidak dipelihara, sehingga menjaga amanah itu wajib. 

Amanah tidak dapat dilakukan oleh siapapun kecuali ahli atau orang yang berhak menerima amanah, serta wakil dari orang tersebut dalam peranannya. Maka jika seseorang mengalihkan hubungan amanah kepada orang lain selain orang yang sah, maka tidak dikatakan ia telah menunaikan amanah tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุง ู„َّุฐِูŠْู†َ ู‡ُู…ْ ู„ِุงَ ู…ٰู†ٰุชِู‡ِู…ْ ูˆَุนَู‡ْุฏِู‡ِู…ْ ุฑَุง ุนُูˆْู†َ 

Artinya:"Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya,"(QS. Al-Mu'minun surah ke 23: Ayat 8)

Makna firman Allah dalam surat Al-Mu'minun ayat 8 adalah mereka memperhatikan, merawat, berusaha memenuhi dan menunaikan amanah. Dan ayat ini mencakup seluruh amanah, baik itu antara seorang hamba dengan tuhannya, sebagai ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah, maupun amanah antara seorang hamba dengan makhluk. 

"Tunaikanlah amanah pada orang-orang yang mempercayaimu dan janganlah dirimu berkhianat pada orang-orang yang mengkhianati dirimu."(HR Abu Dawud no. 3535)

Dalam hadits disebutkan bahwa sikap berkhianat adalah salah satu dari ciri kemunafikan. Hadits tersebut berbunyi:"ciri-ciri dari orang munafik ada tiga di antaranya adalah ketika bercerita maka ia akan berdusta, ketika ia berjanji maka ia akan ingkar, ketika ia dipercayai maka ia akan berkhianat.(HR Bukhari no. 33) 

C. Ciri dan jenis-jenis amanah
Secara garis besar amanah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: 

1. Amanah kepada Allah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh penciptanya. Wujud amanah manusia kepada Allah atau Sang Pencipta adalah dengan memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰูۤ€ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ู„َุง ุชَุฎُูˆْู†ُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ูˆَุง ู„ุฑَّุณُูˆْู„َ ูˆَุชَุฎُูˆْู†ُูˆْุۤง ุงَู…ٰู†ٰุชِูƒُู…ْ ูˆَุงَ ู†ْู€ุชُู…ْ ุชَุนْู„َู…ُูˆْู†َ

Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
(QS. Al-Anfal surah ke 8: Ayat 27)

2. Amanah kepada semua manusia
Amanah pada sesama manusia adalah dengan menunaikan hak atau tanggung jawab yang dimiliki setiap orang. Misalnya saja, jangan memberi tahu orang lain jika seseorang memberitahukan sebuah rahasia kepada Anda. Selain itu masih ada contoh lain seperti menyampaikan sesuatu sesuai dengan kebenaran aslinya dan tidak mengada-ada, mengurangi atau menambah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุงِู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُูƒُู…ْ ุงَู†ْ ุชُุคَุฏُّูˆุง ุงู„ْุงَ ู…ٰู†ٰุชِ ุงِู„ٰูۤ‰ ุงَู‡ْู„ِู‡َุง ۙ ูˆَุงِ ุฐَุง ุญَูƒَู…ْุชُู…ْ ุจَูŠْู†َ ุงู„ู†َّุง ุณِ ุงَู†ْ ุชَุญْูƒُู…ُูˆْุง ุจِุง ู„ْุนَุฏْู„ِ ۗ ุงِู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ู†ِุนِู…َّุง ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ุจِู‡ٖ ۗ ุงِู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูƒَุง ู†َ ุณَู…ِูŠْุนًุงۢ ุจَุตِูŠْุฑًุง

Artinya:"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat."
(QS. An-Nisa' surah ke 4: Ayat 58)

3. Amanah terhadap diri sendiri
Dalam Islam, setiap orang adalah pemimpin, jadi Anda amanah pada diri dengan baik. Contoh rasa amanah pada diri adalah menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, terhindar dari rasa sakit atau cedera dari berbagai aspek. Karena segala sesuatu yang ada di bumi hanyalah anugerah dari Allah.

D. Penerapan sikap amanah dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai umat Islam yang hidup bermasyarakat, kita harus menjaga amanah. Apa yang bisa kita lakukan? Perilaku tersebut dapat diwujudkan dalam hal-hal berikut.

1. Menjaga titipan orang lain dan mengembalikannya dalam keadaan utuh dan seperti semula.
2. Melindungi rahasia pribadi, orang lain, keluarga, organisasi bahkan negara.
3. Amanah dalam melindungi diri dari penyalahgunaan jabatan. Amanah bisa rusak bila suatu jabatan disalahgunakan tidak sesuai tuntutan kebaikan.
4. Menjaga segala nikmat yang diberikan Allah berupa umur, kesehatan, harta, ilmu dan lain-lain. Segala nikmat Allah kepada umat manusia merupakan amanah yang dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
5. Syukuri semua yang telah diberikan-Nya dengan menjagadan menggunakan sebaik-baiknya.

E. Kisah penggembala kambing yang amanah
Suatu hari Umar bin Khattab sedang bepergian ke luar kota sendirian. Ia ingin melihat langsung keadaan rakyat yang dipimpinnya. Umar sampai di padang rumput. Dia melihat seorang anak sedang menggembalakan kambingnya. Umar sangat tertarik dengan kambing yang dipelihara anak itu. Dia mendekati penggembala itu.

"Penggembala banyak sekali kambing-kambingmu. Apakah kau bersedia menjual kambingmu seekor saja kepadaku?" Tanya Umar. "Maaf tuan, kambing ini bukan punyaku. Kambing yang banyak ini milik tuanku. Aku hanya menggembalakannya saja kemudian menerima upah darinya." Jawab penggembala tersebut. 

Umar terus membujuk sang penggembala untuk menjual kambing yang digembalakannya. Beliau berkata, "penggembala, majikanmu tidak akan mengetahui jika kau jual seekor kambing-kambingmu padaku. Karena tidak ada orang yang tahu kau menjualnya padaku." Penggembala itu menatap wajah Umar dan menjawab,"tuan kau benar, tak ada seorangpun yang tahu jika aku menjual kambing majikanku. Tapi dimana Allah?Dia selalu melihat apa yang diperbuat oleh makhluk-Nya."

Saat itulah Umar bin Khattab menitikkan air mata. Ia sangat terkesan dengan kejujuran penggembala yang tidak mau melakukan perbuatan terpuji. Khalifah Umar bin Khattab kemudian meminta kepada penggembala untuk membawanya menemui pemilik kambing. Setelah sampai di tempat tujuan, Umar bin Khattab bertanya kepada pemilik kambing tersebut, 

"Apakah boleh saya menebus penggembala ini, dengan maksud untuk memerdekakannya?" Tanya Umar. "Boleh saja. Asalkan tebusannya sesuai." Jawab majikan penggembala tersebut. Setelah melakukan tawar menawar, Khalifah Umar bin Khattab membeli penggembala tersebut. Selain itu, ia juga membeli kambing milik majikan si penggembala.

Kemudian Umar menemui penggembala kambing tersebut dan berkata,"Sekarang kamu sudah saya tebus dan sekarang kamu sudah merdeka. Saya terkesan dengan keteguhanmu dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadamu." Umar bin Khattab pun menyerahkan sebagian kambing yang dibelinya kepada penggembala.

Penggembala sangat senang mendengar perkataan Umar bin Khattab. Ia takjub melihat kebaikan Umar dan barulah ia mengetahui bahwa dirinya sedang berhadapan dengan seorang khalifah. Penggembala berterima kasih kepada umar atas kebaikannya dan memberinya kambing.

F. Hikmah bersikap amanah
Orang yang berbuat baik pada orang lain sebenarnya berbuat baik pada dirinya sendiri. Demikian pula, sikap amanah mempunyai dampak positif, yang akan dibahas di bawah ini.
1. Orang lain mempercayai kita. Ini adalah aset berharga dalam kehidupan bermasyarakat. 
2. Orang lain mengungkapkan pendapat simpatiknya kepada Anda. 
3. Mendorong kesuksesan dalam hidup. 
4. Allah membuat hidup Anda mudah.


3. Hubungan sikap jujur dan amanah dalam kehidupan sehari-hari
Kejujuran dan amanah memainkan peran sentral sebagai fondasi kehidupan kita sehari-hari. Kedua nilai ini bukan hanya sekedar prinsip moral, tetapi juga landasan yang menciptakan kepercayaan dan kualitas hubungan interpersonal. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana hubungan erat antara kejujuran dan amanah mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

A. Kepercayaan sebagai pondasi utama
Kejujuran adalah fondasi kepercayaan dalam interaksi sosial. Ketika seseorang selalu jujur, orang lain akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berinteraksi dengan mereka. Hal ini menciptakan lingkungan di mana kepercayaan dapat tumbuh, yang penting untuk hubungan yang sehat dan produktif.

B. Amanah membentuk integritas pribadi
Amanah menyangkut konsep integritas pribadi yang tidak terlepas dari sikap jujur. Menepati janji dan bertanggung jawab atas tugas yang diselesaikan adalah bentuk amanah yang sebenarnya. Menjaga integritas pribadi membantu seseorang membangun citra positif dan menghadapi tantangan hidup dengan berani.

C. Produktivitas kinerja yang tinggi
Dalam konteks profesional, sikap jujur dan amanah sangat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi seseorang. Orang jujur cenderung mengakui kekurangannya dan mencari solusi secara transparan. Amanah mempunyai konsekuensi positif, seperti meningkatnya tanggung jawab, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian tujuan secara efektif.

D. Menjaga hubungan personal yang kuat
Dalam hubungan personal, kejujuran dan amanah berperan penting dalam menyelesaikan konflik dan menjaga keseimbangan. Ketika individu jujur tentang perasaannya dan berusaha menjaga kepercayaan dalam hubungannya, mereka menciptakan landasan yang kuat dan bertahan lama.

E. Membentuk kepribadian yang kuat
Kejujuran dan kepercayaan mencerminkan nilai-nilai batin seseorang serta tindakannya terhadap orang lain. Menjaga kedua nilai ini membantu membangun pribadi yang kuat dan jujur.

Penutup:
Dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran dan amanah adalah kunci menjalani hidup yang bermakna. Dengan menjaga kedua nilai tersebut, Anda tidak hanya menciptakan hubungan dekat dengan orang lain, namun juga memperkuat karakter dan integritas. Jadi mari kita terus terapkan sikap jujur dan amanah dalam setiap sendi-sendi kehidupan kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Mungkin ini saja yang dapat penulis sampaikan pada pembahasan kita kali ini. Kurang lebihnya penulis mohon maaf. Sekian dan terimakasih telah berkunjung ke blog ini.

Penulis: Maulana Aditia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Damaskus sebagai pusat peradaban Islam di Timur

Cahaya Islam di tanah Andalusia

Jauhi suudzon dan tingkatkan husnudzon